N.A.

Kafe baru di jalan Talaga Bodas ini mengusung interior dan eksterior yang didominasi oleh warna putih. Pemilihan warna ini jelas memberikan nuansa modern, bersih, terang, dan ilusi luas. Area paling nyaman di kafe ini adalah area indoor-nya yang menyatu dengan barnya area ini sejuk dan tentunya cocok untuk cuaca apapun. Yang saya sayangkan hanyalah seating layout-nya yang terlalu rapat di area ini. Selain itu tersedia tempat duduk outdoor dan semi outdoor juga untuk yang ingin merokok atau udara segar.

Yang agak kurang saya suka adalah pelayannya. Di tempat ini tidak tersedia table-service, kecuali dengan permintaan khusus. Jadi pengunjung mengambil sendiri pesanannya di counter yang disediakan setelah dipanggil dengan menggunakan speaker. Sebenarnya ini bukannya konsep yang baru, namun sepertinya ini kurang cocok dengan bentuk kafenya yang ngak kecil-kecil amat serta adanya pintu dan tangga pemisah juga. Selain itu waiters-nya menurut saya juga kurang alhasil table cleaning-nya seringkali lama. Selain itu, crowd management-nya menurut saya belum cukup efektif.

Food and Beverage: 
- Classic Almond Croissant (28K)
Almond croissant-nya menurut saya lumayan OK meskipun harganya memang agak sedikit mahal. Pastry-nya yang crunchy berpadu dengan isiannya yang buttery. Croissant-nya sama sekali bukan tipikal croissant yang kopong di tengah atau yang kempes ketika ditekan. Selain itu, toping almond-nya juga lumayan generous. 
- Iced Cappuccino (30K)
Minumannya menurut saya sangat biasa, agak sedikit terlalu foamy dan manis sih sehingga karakter kopinya agak sedikit ketutupan.

Restoran ini berlokasi di lantai dua Mall 23 Paskal, posisinya tepat berada di atasnya Cai Lobby. Restorannya sebenarnya tidak begitu luas namun ditata cukup rapi sehingga terasa cukup spacious. Selain itu ambience restorannya juga diatur terang dan sedikit warm sehingga restorannya terkesan bersih serta cocok untuk mood makan. Di setiap meja juga sudah dilengkapi dengan tombol untuk memanggil waiters-nya. Sayangnya, jumlah waitrers-nya menurut saya kurang banget, sehingga pelayannya sedikit chaotic. 

Food:
Saya memesan Cha Siew Pao (21K), Tim Pangsit Udang Jamur (27K), dan Tim Kombinasi Ikan dan Kepiting (26K), yang termasuk ke dalam promo Dimsum Fiesta, dimana masing-masing dimsum dibanderol hanya Rp10.000 saja. Ketiga dimsum-nya menurut saya lumayan OK. Namun untuk Pao-nya, mungkin akan lebih OK kalau teksturnya sedikit lebih lembut dengan citarasa Cha Siew yang mungkin lebih intens. Untuk harga promo jelas ini adalah sebuah great deal, namun jika harga normal jelas saya masih memiliki preferensi lain.

Dessert:
Setelah menyantap dimsum dan chili oil yang pedas, wajib hukumnya untuk memesan Es Salju Podeng (27K) yang kebetulan juga tengah promo menjadi Rp 8000 saja. Menu ini berupa es serut dengan rasa mangga yang disajikan bersama puding dan topping jelly mutiara. Yang mmbuat saya cukup surprised adalah es serutnya yang halus dan lembut banget. Benar-benar menyegarkan!

Notes:
Promo Dimsum Fiesta dan Dessert-nya hanya berlaku pada hari Senin - Jum'at saja dan tidak dapat digabung dengan promo metode pembayaran apapun

Kedai Bakso yang satu ini berlokasi di Cihampelas bawah, sebelum perempatan Wastu Kencana. Kedia Baksonya menempati sebuah rumah tua yang telah dipugar menjadi lebih modern dan nyaman namun tanpa meninggalkan karakter vintage-nya. Yang spesial dari kedai bakso ini adalah jam operasinya yang buka sampai subuh (sebelum pandemi). Selain itu, kebersihan tempatnya juga jauh di atas rara-rata kedai bakso sekelas. Konsep open-kitchen juga digunakan di tempat ini sehingga pengunjung bisa melihat bagaiman baksonya diracik. Tentunya akan lebih OK, jika pelayan di tempat ini lebih hangat dan ramah serta lebih responsif.

- Sebut Saja Dia Mawar (30K)
Nama menu ini mengingatkan saya dengan  liputan investigasi kriminal di televisi, jujur saya masih wonder kenapa menunya dinamai serupa. Menu ini berupa 4 biji bakso halus yang disajikan bersama pilihan mie (bihun, mie kuning, atau kwetiaw), tetelan, dorokdok (kerupuk kulit), yang dihidangkan bersama kuah kaldu hangat. Baksonya benar-benar empuk dengan citarasa daging sapi yang lumayan intens. Tetelan di tempat ini tidak seperti yang saya bayangkan: bukan daging di sekitar tulang yang sedikit kenyal dan berminyak, melaikan daging sapi yang dipotong agak tebal, potongan dagingnya sih lumayan tender. Mienya sih menurut saya standar. Yang agak unik menurut saya adalah kuah baksonya yang mirip kuah Pho khas Vietnam. Kuahnya memiliki sedikit hint rasa rempah yang tidak ditemukan di kuah bakso kebanyakan. Kuah baksonya sih enak, tapi sepertinya bukan favorit saya.

Note:
Selama periode new normal, bakso ini tutup pukul 10 malam.

Saya memesan kopi dari merchant ini dengan menggunakan jasa pesan antar. Saya memesan Es Kopi Susu Pudak Special (16K). Standar banget sih ini seperti es kopi susu dengan kemasan gelas plastik kebanyakan. Citarasa es kopi susunya juga standar banget, agak sedikit terlalu milky dan watery menurut saya yang mungkin disebabkan oleh batu esnya yang kebanyakan dan keburu mencair dalam proses pengantaran. Poin plus dari es kopi ini menurut saya adalah adanya hint rasa almond-nya yang sayangnya agak kurang intens. 

Sejujurnya, dari luar tempatnya agak sedikit kurang meyakinkan, entah karena identitas restorannya yang terkesan seadanya atau karena tanda-tanda kehidupan dari luar tidak terlalu kentara. Saat saya memberanikan diri untuk masuk ke dalam restorannya, saya lumayan amazed karena restorannya lumayan ramai. Tempatnya tidak begitu luas, bahkan boleh dibilang agak sempit, namun didesain ala-ala mezanine gitu. Interiornya juga agak sedikit boring, saya agak suka ‘gatel’ sih melihat wallpaper-nya yang tidak terpasang rapi. 

Service:
Impresi awal saya terhadap pelayanan di restoran ini tidak terlalu baik. Saat masuk, waitress-nya melakukan pengecekan suhu serta memberitahu kalau metode pembayaran yang berlaku hanyalah metode non-tunai. Sayangnya pelayannya lebih mirip sedang menginterogasi ketimbang sekadar memberi tahu. Cara komunikasi seperti ini menurut saya perlu diperbaiki--impression does matter. Selain itu pelayannya juga agak lalu chatty dengan pelayan lain. Untungnya food-serving-nya lumayan cepat.  

- Ramen Iga Spicy Moyasu (27K)
Saya memilih ramen dengan kuah Jigoku dengan Level 10. Menurut saya ramen ini bukan ditujukan untuk yang mencari ramen dengan citarasa otentik Jepang. Citarasa ramennya malah lebih mirip mie rempah khas Indonesia, dengan kuah yang merah menyala, kuah yang bold dengan citarasa herbs dan spices yang intens. Kuahnya menurut saya lumayan pedas, namun bukan tipikal pedas yang neraka banget kok. Isian ramennya terdapat mie, potongan wortel, nori, bakso aci, siomai kering (gaada mirip siomay-nya), dan iga. Isian ramennya sejujurnya biasa aja kecuali iganya yang lumayan besar dan empuk banget

Notes:
Pembayaran cashless-nya menurut saya agak membingungkan. Mesin EDC-nya saat itu tidak bisa digunakan. Katanya sih Gopay atau OVO tersedia, tadi yang diberikan nomor rekening bukan nomor HP atau scan barcode. Kurang efektif dan ada biaya tambahan lagi.

Saya memesan makanan dari brand ini dengan menggunakan jasa pesan antar. Sejujurnya konsep bisnisnya mengingatkan saya dengan brand serupa milik selebgram yang cabang-cabangnya ada dimana-mana. Kelebihan brand ini menurut saya adalah menunya yang lebih banyak: pilihan sambalnya lebih banyak, tersedia berbagai pilihan additional topping. Selain itu harganya juga lebih murah. Sayangnya, konsekuensi dari harga murahnya adalah porsinya yang terlalu kecil: satu porsi kurang, dua porsi kebanyakan. Selain itu potangan ikan fillet gorengnya menurut saya juga agak lebih kecil. Untungnya tepung yang menyelimuti ikannya tidak terlalu tebal. Kali ini saya mencoba Paket Sambel Bro (19K) dengan varian Sambal Matah, Sambal Oseng Mencon, dan Sambal Teri. Di antara ketiganya, saya paling suka sambal Oseng Merconnya. 

Saya memesan donat ini dengan menggunakan jasa pesan antar ojek online. Packaging makanannya menurut saya lumayan lucu, sama sekali tidak terkesan murah. Packaging-nya juga lumayan rapi dan aman. Varian donat dari merchant ini sebenarnya lumayan banyak dengan banderol harga dari Rp 3000 saja. Saya memilih varian dengan gula halus, gula palem, gula halus kayu manis, serta gula halus rasa buah. Di antaranya saya paling suka varian donat dengan gula halus kayu manis dan gula halus anggur. Base donatnya pun sebenarnya lumayan OK, namun memang agak sedikit kurang empuk.   

Kafe ini boleh dijadikan sebagai alternatif tempat ngopi di sekitaran Dago Atas. Tempatnya memang agak tersembunyi, masih satu lokasi dengan salah satu kosan eksklusif di Dago Asri. Area utama kafe ini diusung seperti layaknya sebuah rumah kaca di tengah sebuah kawasan dengan pepohonan yang rindang. Area utama kafenya menurut saya sangat cozy, pencahayaannya sangat mencukupi dan interiornya cukup artsy, hanya saja tempat duduknya agak sedikit terbatas. Selain itu tersedia tempat duduk semi outdoor di balkon dan tempat duduk outdoor dengan meja-meja taman di depan kafenya. 

Yang menurut saya sangat perlu diapresiasi adalah kafe ini rutin menginformasikan ketersediaan tempat duduk terutama saat hujan melalui media sosialnya—sebuah langkah kecil yang perlu ditiru oleh pengelola kafe lain terutama kafe yang sangat bergantung kepada cuaca.

- Es Kopi Kanoko (23K)
Sejujurnya agak sulit untuk menemukan sesuatu yang spesial dari menu ini, standar pakemannya kopi susu yang ditambahkan gula jawa. Gula jawanya menurut saya agak sedikit over-powered, alhasil karakter espresso-nya agak ketutupan, meskipun tidak bisa dibilang tidak enak juga. Yang membuat saya senang adalah es kopinya tidak disajikan dengan menggunakan gelas plastik—langkah kecil untuk bersahabat dengan lingkungan.