N.A.

Seringkali fitur food-delivery dari ojek online menjadi solusi ketika Bandung lagi musim hujan tidak menentu. Saya memesan makanan dari restoran ini karena lagi ngidam masakan Padang yang agak sedikit fancy.
- Nasi Dendeng Batokok (25K)

Tidak perlu khawatir soal porsi nasi jika memesan nasi padang yang dibungkus karena memang ada filosofi nya jika porsi nasi padang yang dibungkus memang jauh lebih banyak hingga 2x lipat dibanding jika makan di tempat. Packaging bungkus nya sangat OK, bungkusan nasi nya dilapisi dengan daun pisang sehingga kesegaran nasi nya lebih terjaga. Selain itu, lauk, sayur, bumbu, dan kuah juga dibungkus terpisah.
Dendeng batokok yang saya pesan ukuran nya cukup besar dan tebal, daging nya empuk dan bumbu nya meresap, tapi sensasi dendeng yang dipukul (ditokok) nya tidak begitu terasa. Kuah nya lumayan kuat bumbu-bumbu khas Minang nya, sayurnya sih standar khas restoran Padang

Saya mengunjungi tempat ini berkat rekomendasi dari beberapa teman yang memang asli Jawa, katanya sih soto di tempat ini juara. Karena datang pada saat jam makan siang, tempat nya begitu ramai, agak sulit untuk menemukan bangku kosong. Tempat nya tidak begitu nyaman, sangat panas dan berisik, tapi masih OK kalau hanya untuk sekedar makan siang bersama kolega.
- Soto Ayam Kampung Pisah (13K) + Sate Paru (7K) + Perkedel Kentang (2K)

Awalnya saya sedikit shock ketika melihat price-list restoran ini, sangat murah bahkan untuk kantong mahasiswa sekalipun. Secara default, soto di tempat ini sudah dicampur dengan nasi, namun karena ingin merasakan citarasa kuahnya, saya memilih untuk dipisah meskipun harga nya sedikit lebih mahal. Kuah soto nya bening, rasa nya cendrung tawar, sederhana tanpa banyak detail, jelas bukan favorite saya. Isian kuah soto nya juga tidak banyak, hanya ada bihun dan secuil potongan ayam kampung suir. Ayam kampung nya OK banget sih, tapi porsi daging nya pelit, memang hukum ada harga ada barang tidak bisa dipungkiri.
Konon kalau ke tempat ini memang disarankan untuk memesan toping tambahan untuk membuat soto nya kaya rasa, saya memesan sate paru dan perkedel kentang. Sate paru nya benar-benar nikmat, daging tebal dan rasa nya nendang pol. Saya berani menyebut kalau sate paru disini merupakan sate paru paling nikmat yang pernah saya coba. Perkedel kentang nya juga sangat ok, bagian dalam nya lembut dan luarnya krispi.

Restoran ini berada di kawasan Punclut, tidak jauh dari persimpangan menuju Perumahan Citra Green. Menuju restoran ini membutuhkan sedikit effort lebih karena medannya yang cukup berat dan tempatnya yang sedikit tersembunyi. Tempat nya berupa saung-saung dengan view yang bagus, apalagi kalau datang nya sore menjelang malam: amazing view!
- Se'i Babi Platter (100K)

Karena datang bersama teman-teman, saya memesan dua porsi platter. Masing masing platter terdiri atas tiga jenis Se'i, kali ini saya mencicipi varian Tinorangsak, Lu'at, Rica-Rica, Sambal Matah, Woku, dan Kecap Krispi. Porsi daging untuk masing masing jenis lumayan banyak. Semua jenis Se'i nya lumayan enak, kematangan nya pas, sayangnya aroma daging asap nya tidak begitu keluar.
Diantara enam varian se'i yang saya coba, saya jatuh hati kepada Se'i Woku dan Se'i Tinorangsak. Kedua nya merupakan perpaduan antara daging asap khas kupang dengan sambal khas Manado. Bumbu woku nya memiliki rasa yang segar dan kaya akan detail rasa berkat perpaduan antara tomat dan aneka bumbu khas Manado. Sambal Tinorangsak nya memiliki detail rasa yang tidak kalah dibanding Sambal Woku, hanya saja rasanya lebih pedas dari cabai hijau.
Menu platter ini disajikan dengan kuah kaldu bening dan sayur daun pepaya. Sayangnya menu platter ini belum termasuk nasi dan minuman. Kuah kaldu bening nya sangat gurih, disajikan dalam kondisi hangat sehingga cocok untuk suasana punclut yang cukup dingin di sore hari. Kuah kaldunya juga free flow, boleh nambah sepuasnya.
- Sop Brenebon (30K)

Makanan ini merupakan makanan khas Manado. Berbeda dengan sop kebanyakan, sop ini kuah nya berwarna merah kecoklatan dan sangat kental karena menggunakan kacang merah. Isian sopnya terdapat pork dan juga ubi. Sop nya sangat segar, namun sayang potongan daging nya yang hanya tiga potong kecil bisa dikatakan sangat pelit
- Service

Service di tempat ini tidak begitu mengesankan, pelayan nya cendrung cuek, jutek, dan lambat.

Meskipun Mie yang satu ini memiliki cabang di Paskal Hypersquare, pilihan saya tetap jatuh ke cabang utama di Jalan Kejaksaan, jalan kecil di sekitar Braga. Tempat nya sederhana, hanya berupa warung kecil dengan nuansa budaya Tionghoa yang klasik. Dari segi kenyamanan pun biasa saja, kurang cocok untuk berlama-lama.
- Mie Pedas Casao (32K)

Menu ini berupa mie kering dengan toping Casao (Babi Panggang Merah) dan kremesan dari Minyak Babi. Menu ini disajikan juga dengan kuah kaldu bening secara terpisah. Mie nya kenyal dan tidak alot.
Secara default, mie nya sudah sangat pedas. Mie ini sangat tidak direkomendasikan untuk yang tidak kuat makan pedas, saya yang sangat doyan pedas saya sampai berkeringat ketika menyantap menu ini. Toping Casao nya juga tidak pelit, daging nya empuk dan seasoning nya pas. Kremes dari minyak babi nya juga bisa tambah sepuasnya, kremesnya sangat renyah. Kuah kaldu bening nya juga tidak kalah bening nya, kuahnya gurih dan kaldu dagingnya lumayan kuat.
Perlu diperhatikan bahwa restoran ini hanya melayani pembayaran tunai. Jadi saya agak kelabakan mencari atm karena kelupaan membawa cash yang cukup.

Restoran ini seringkali menjadi pelarian saya bersama teman-teman jika bosan dengan jajanan kampus yang itu-itu aja. Karena tempat nya yang dekat banget dengan kampus, mau break cuma sebentar makan disini juga masih sangat keburu. Tempat nya lumayan nyaman dan yang paling penting harga nya masih bisa ditolerir kantong mahasiswa
- Creamy Meat Baked Pasta (35K)

Kalau ke tempat ini, saya paling sering memesan baked pasta nya karena agak susah masak Baked Pasta di kosan. Untuk menu ini, pasta yang digunakan adalah Lasagna. Isian nya terdapat cream cheese dan smoke beef. Tingkat kematangan lasagna nya pas, smoke beef nya empuk, tapi porsi dagingnya agak pelit, cream cheese nya juga lumayan nikmat, ngak bikin eneg

Menikmati Seafood di Kota Bandung jelas bukan preferensi saya karena Bandung jauh dari laut sehingga kesegaran seafood nya tentu tidak sesegar di kota kota pesisir. Kedai Seafood ini merupakan salah satu solusi untuk rindu seafood dengan harga murah ala mahasiswa. Kedai Seafood ini berada di seberangnya rektorat ITB, tidak jauh dari GII Hok Tim Ong. Kedai nya tidak begitu luas, tidak begitu bersih, nyaman nya pun biasa saja, memang lebih cocok untuk tempat makan saja.
- Kepiting Saus Padang (20K)

Kepiting yang dihidangkan memang bukan King Krab dengan ukuran jumbo. Satu porsi terdiri atas dua buah kepiting ukuran kecil dan beberapa kerang rebus. Kualitas bahan seafood di tempat ini tergolong sangat bagus untuk harganya, kepiting dan kerang nya lumayan segar, jauh di atas ekspekstasi saya.
Saus Padang di tempat ini cendrung sangat Pedas, kurang cocok untuk yang tidak kuat makan pedas. Teman saya yang tidak kuat makan pedas saja sampai menangis karena mencicipi saus Padang nya. Saus Padang nya juga lumayan meresap dan menyatu dengan bahan seafoodnya.
Menu ini belum termasuk nasi, tapi sudah termasuk teh tawar secara cuma-cuma. Kedai ini sangat recommended untuk pecinta seafood yang budget-sensitive

Restoran ini berada di Jalan Singaperbangsa, tidak jauh dari Rabbani Dipatiukur. Tempatnya tidak begitu luas, cendrung sempit dan sedikit pengap. Yang paling saya headline dari tempat nya adalah audio sistemnya yang nendang banget, apalagi waktu kunjungan saya tengah diputar film action.
- Cekeran Kuah Baso

Karena saya datangnya sedikit larut malam, hanya beberapa opsi kuah cekeran yang masih tersedia, pilihan saya jatuh kepada kuah baso dengan tingkat pedas Krakatau. Kuah nya lumayan gurih, sayangnya kuah nya tidak sepedas yang saya banyangkan, adrenalin saya kurang terpacu saat menyantap menu ini.
Porsi menu nya lumayan besar, kurang lebih terdapat sekitar 7-8 potong ceker untuk setiap porsi. Cekernya juga lumayan besar, bersih, segar, dan lumayan empuk. Ceker ini bisa disantap dengan mie atau nasi secara terpisah, kali ini saya memesan mie yang rasa nya biasa saja.