N.A.

Bakery ini seringkali saya jadikan sebagai tempat untuk menikmati aneka kue dan roti dengan harga yang relatif sangat terjangkau. Bakery ini berada di bagian depan Eat Boss Dago. Pengunjung yang ingin dine-in juga bisa menyantap pesanannya di seating area-nya Eat Boss. Sayangnya, area bakery-nya agak sedikit gelap dan kurang rapi sehingga agak kurang menarik.

- Double Chocolate Salted Caramel (16.5K)
Saya berani mengatakan kalau cake ini OK banget jika tidak ada embel-embel salted caramel pada cake ini, apalagi jika mengingat harga per-slice-nya yang relatif sangat murah. Cakenya tidak terlalu manis, agak moist, dan empuk banget. Sayangnya, salted caramel-nya sama sekali tidak terasa.

- Choco Bun (8.5K)
Saya kurang suka sih dengan bun-nya yang menurut saya terlalu kering dan kurang lembut. Selain itu, selai coklat di bagian dalam bun-nya kurang banyak, alhasil bun-nya menjadi agak tasteless. 

Sejak dulu, Eatboss seringkali saja jadikan sebagai tempat makan di saat dompet tengah menipis karena harga makanan dan minuman di tempat ini yang relatif sangat terjangkau. Selain itu pilihan makanan di tempat ini juga sangat variatif, mulai dari Indonesian food, westen, asian, dan fusion. Meskipun sebuah restoran budget, dari segi tempat restoran ini di atas rata-rata restoran sekelasnya. Saya paling suka bagian outdoor di pinggir kolam renangnya, bagi saya duduk di pinggir kolam renang sambil menyantap makanan bisa disajikan sebagai stress-reliever yang efektif. Pelayanan dari restoran ini juga relatif baik untuk kelasnya, meskipun sebagian pelayannya memang harus meningkatkan hospitality-nya. 

- Spaghetti Goreng (17.5K)
Menu ini menurut saya cukup unik, dimana spaghetti yang notabene-nya merupakan makanan Italia diolah layaknya mie goreng khas Jawa. Citarasa spaghetti yang biasanya cenderung creamy dan cheesy disulap menjadi manis-gurih khas masakan Jawa. Sayangnya, bumbu spaghetti-nya agak kemanisan untuk lidah saya. Saya menyarankan untuk memesan toping cabe rawit tambahan untuk memberikan sedikit rasa pedas. Spaghetti-nya disajikan bersama telur mata sapi, bakso, acar, bahkan dengan kerupuk, benar-benar sebuah akulturasi rasa. Porsi menu ini juga disesuaikan dengan porsi makan orang Indonesia kebanyakan.

Amrita ini sebenarnya adalah bagian pastry dari Lacamera Coffee, pengunjung bisa memesan kue dan roti dari display yang berada di depan kafe atau melalui pelayan karena pilihan cakenya tersedia di menu Lacamera. Pilihan kue dan rotinya lumayan beragam. Pengunjung bisa memesan kue dan roti nya per-slice atau per-loyang dengan harga yang menurut saya relatif terjangkau

- Lemon Chia Seed Cake (18K)
Cake ini cocok untuk yang mencari cake dengan citarasa yang cenderung segar. Cake ini tipikal butter cake dengan tekstur yang berada di antara sponge cake dengan cheese cake, teksturnya lembut tapi tidak selembut cheesecake, cakenya sedikit moist tapi tidak se-moist sponge cake, cakenya sedikit creamy namun tentunya tidak se-creamy cheese cake.  Yang membuat cake ini special adalah sensasi shocking sour yang tentunya berbeda dari cake kebanyakan. Selain itu, chia seed-nya juga memberikan sensasi crunchiness yang unik di setiap suapan. Menurut saya, cake ini lebih dari sekadar cake belasan ribu biasa.

Siapa sangka kalau kalau di Dago terdapat restoran Pizza yang nyempil di antara jajaran eks-Factory Outlet. Restoran Pizza ini memang sangat kecil tapi selalu dipadati oleh pengunjung, tak jarang pengunjung harus menunggu terlebih dahulu untuk hanya untuk mendapatkan tempat duduk karena tempat duduknya memang sangat terbatas. Tidak ada yang spesial dari tempatnya, tempatnya agak sempit berkat seat-arrangements yang sangat padat, selain itu temperatur di dalam restorannya juga agak panas meskipun sudah menggunakan pendingin ruangan. Yang saya suka adalah ambience restorannya yang warm serta dekorasi piring pizza-nya yang membuat ruangannya menjadi tidak boring.

- Sliced Pizza (30K-35K)
Ukuran sliced pizza-nya menurut saya sangat besar jauh lebih besar dibandingkan sliced pizza yang sebelumnya pernah saya coba, bagi saya nyobain satu slice sudah lebih dari cukup untuk membuat kenyang. Varian pizza di tempat ini memang tidak sebanyak restoran pizza lain, biasanya hanya tersedia 4-6 jenis pizza saja. Pizzanya tipikal New York-Style Pizza dengan adonan yang relatif tipis, bukan gendut-gendut seperti pizza kebanyakan. Saya nyobain dua varian pizza-nya yaitu Hellboy (30K) dengan topping Pepperoni dan Mushroom (30K). Dua-dua nya saya suka, seriusan enak banget. Tapi jika harus memilih salah satu, saya akan memilih varian mushroom-nya

Kafe ini sebenarnya memiliki konsep yang cukup unik namun sayangnya eksekusinya agak sedikit nanggung. Bagian indoor kafenya sepertinya tidak didesain untuk grup yang sedikit ramean. Untuk berduaan pun menurut saya juga kurang ideal karena tempat duduknya yang tidak saling berhadapan. Tempat duduknya menurut saya juga agak kurang ergonomis. Personally saya lebih suka duduk di bagian outdoor-nya meskipun tidak bisa dibilang nyaman banget juga, tapi at least tempat duduknya jauh lebih nyaman dibandingkan bagian indoor-nya.Yang agak bikin kurang nyaman ketika duduk di bagian outdoor-nya adalah pengamennya yang banyak banget

- Matcha Ichigo (35K)
Menu ini berupa campuran antara matcha, susu, dan sirup strawberry. Awalnya saya sempat khawatir perpaduan antara matcha dan strawberry akan berantem tapi ternyata dengan komposisi yang pas, perpaduannya bisa menghasilkan rasa yang unik dan harmonis: segar, creamy, dan milky dalam setiap tegukan.

- Mochaccino (25K)
Mochaccino-nya menurut saya juga tidak kalah OK. Hint rasa coklatnya diberikan dalam takaran yang pas sehingga tidak merusak rasa dan karakter kopinya yang sedikit pahit. Komposisi susunya juga pas, tidak terlalu milky dan tidak terlalu creamy juga, apalagi watery. 

Kafe ini memberikan memberikan kesan sedang berada di 'middle of nowhere' karena daerah di sekitarnya yang sepi banget, makin malam malah makin agak seram—apalagi bagi saya yang kurang familiar dengan daerah ini. Awalnya agak sulit untuk menemukan kafenya karena plang namanya tidak ditempatkan di pinggir jalan. Tempatnya semi outdoor, nyempil di halaman samping sebuah rumah. Desain kafenya sebenarnya lumayan lucu, saya suka penggunaan kanopi kacanya. Yang saya suka lagi adalah tempatnya lumayan sejuk secara kan lokasinya di ketinggian. Sayangnya, tempatnya sedikit kurang terawat dan kurang rapi. Selain itu, karena saat saya datang kafenya sedang ramai, tempatnya menjadi kurang tenang dan kondusif. 

- Vanilla Rum (22K)
Basically minuman ini berupa iced americano dengan tambahan rum dan vanilla. Rum yang digunakan sih bukan rum yang alcoholic jadi aman untuk siapa saja. Bagi saya minuman ini terasa seperti americano biasa karena saya rasa rum dan vanillanya yang kurang kencang. 

- Hazelnut Mocha (22K)
Minuman ini berupa es kopi susu biasa dengan tambahan sirup hazelnut dan bubuk coklat. Base ice kopi susunya sih lumayan OK namun penambahan bubuk coklatnya merusak rasa karena sama sekali tidak menyatu, sedangkan hazelnut-nya sama sekali tidak keluar, baik rasa maupun aromanya.