N.A.

Tempat ini sudah lama saya jadikan sebagai alternatif untuk menikmati seafood dengan harga yang relatif murah namun dengan kualitas cukup OK di bilangan Dago. Posisinya berada di seberangnya MBA ITB di Jalan Gelap Nyawang—tepat di sebelahnya Angkringan Jogja Mas Jo. Tempatnya cukup gampang untuk dikenali dengan asap yang mengepul serta pengunjung yang selalu ramai. Tempatnya sebenarnya standar tenda kaki lima di Gelap Nyawang pada umumnya, nothing to expect. Pelayanannya sih tergolong lumayan OK, food serving-nya cukup cepat, bahkan ketika pengunjungnya sedang ramai sekalipun. Yang agak menyebalkan dari tenda kali lima di sekitaran ITB adalah pengamennya yang banyak banget.

Food and Beverage:
- Kerapu Bakar + Nasi (32K)
Sejak pertama kali mencoba untuk makan di tenda ini beberapa tahun yang lalu hingga saat ini, saya benar-benar belum pernah dikecewakan oleh Dapur Laut. Sejujurnya saya suka skeptikal dengan seafood tendaan di Bandung karena seringkali seafood-nya tidak segar, namun lain ceritanya dengan seafood dari tenda ini yang cukup segar. Saya bahkan masih bisa me-notice rasa manis khas seafood yang segar sekalipun seasoning bakarannya cukup bold dan rich, karakternya gurih, manis, dan sedikit pedas. Ikannya juga empuk dan sedikit crunchy, meskipun memang ukurannya bukan yang besar-besar amat. Ikan bakarnya semakin nikmat ketika disantap dengan nasi hangat, lalapan, serta bersama beberapa pilihan sambal yang tersedia, yaitu sambal pedas, sambal manis, dan sambal matah. Saya pribadi lebih suka sambal pedasnya. You guys have to try. 

Sejujurnya saya memiliki chemistry yang tidak begitu baik dengan cabang Bandung dari restoran ini. Saat kunjungan pertama, saya datang sekitar pukul 7 malam dan kondisi restorannya dalam kondisi mati lampu total, tapi stafnya mengatakan kalau dine-in tetap bisa, we agreed. Namun some moment later mereka menyatakan kalau pesanan kita harus di-take away dan pesanannya baru ready satu jam kemudian—sama sekali tidak impressive, namun termaafkan karena mereka benar-benar menghidangkan good food in good price, bahkan saya masih mengkonsider untuk datang lagi. Kunjungan kedua tidak kalah mengecewakan, saya bahkan diusir di pakiran karena mereka tidak menerima pengunjung baru untuk beberapa jam. Waiting for that long? Definitely No! Di aplikasi pesan antar pun mereka tidak buka-buka, until one day mereka magically buka.

Cabang pertama Mie Gacoan di Bandung ini berada di dekat Kampus UNPAS Setiabudhi. Tempatnya sepertinya menempati eks-restoran Korea. Tempatnya terhitung sangat luas, cukup tematik, dan lumayan nyaman. Sayangnya mereka seperti belum siap untuk menghadapi permintaan yang tinggi. Service-nya benar-benar chaotic dan tidak ada protokol kesehatan. Jika saya boleh sedikit menganalisa penyebab utama kekeosan pelayanannya adalah dapurnya yang kecil serta kasirnya yang hanya satu kurang memadai untuk restoran yang sebesar ini apalagi dengan demand yang sangat tinggi.

Food and Beverage:
Menu makanan dan minuman tidak banyak namun semuanya dibanderol dengan harga yang sangat murah, paling mahal bahkan hanya 10.5K. Kali ini saya nyobain Mie Setan dan Mie Iblis masing masing dengan level paling tinggi yaitu level 8. Bagi yang toleransi pedasnya rendah sebaiknya memesan level yang lebih rendah. Kedua menu basically hampir sama, berupa mie dengan tekstur yang mirip yamin yang disajikan bersama sambal, ayam cincang, dan tiga buah pangsit isi ayam. Perbedaannya terletak pada mie iblis menggunakan kecap sehingga citarasanya pedas-manis-gurih sedangkan mie setan hanya pedas-gurih saja. Saya pribadi jauh lebih suka Mie Iblis. Selain itu saya mencoba Dimsum Udang Rambutan (8.6K) yang berupa semacam pangsit goreng dengan isian pasta udang dan di bagian luarnya diselimuti dengan mie goreng sehingga bentukannya seperti rambutan. Sejujurnya menu ini citarasanya sangat biasa. Untuk minumannya saya memesan Es Pocong (8.6K) dengan citarasa yang menyegarkan. 

Sejujurnya saya tidak begitu suka dengan Kokumi Paskal 23 yang kurang nyaman untuk dine-in karena tempat duduknya terbatas dan biasanya selalu penuh. Selain itu, tempatnya benar-benar terbuka dan berada di tengah jalan banget. Saya biasanya ngakalin dengan duduk di food court-nya Paskal. Namun sayangnya food court-nya akhir-akhir ini agak strict.

Beverage:
Salah satu alasan saya membeli adalah karena saat saya berkunjung tengah ada promo Buy 1 Get 1 untuk menu Spanish Latte dan Midsummer Madness.
- Spanish Latte (39K)
Sejujurnya ini adalah pertama kalinya sama membeli minuman dengan base kopi di Kokumi. Surpsingly citarasa kopinya tidak bisa dibilang tidak enak--namun menu ini memang tidak didesain bagi mereka yang tidak suka kopi dengan citarasa yang manis karena ini rasanya manis pake banget berkat kombinasi antara susu, wipped cream, dan saus salted caramel-nya. Selain manis banget, tekstur minumannya juga sangat creamy, but I am totally okay with that. 

Kafe ini berada di sebelahnya Sate Taichan Bengawan. Tempatnya sangat kecil namun masih sangat gampang untuk di-notice. Tempat duduk di kafe ini sangat terbatas, hanya cocok untuk grup maksimal 4 orang. Namun untungnya tempatnya tergolong cukup nyaman. Baristanya menurut saya sangat baik, baristanya sangat bersahabat dan pelayanannya cukup cepat. Yang paling berkesan adalah karena tidak tersedia makanan di kafe ini belum tersedia di pagi hari, baristanya memperbolehkan pengunjung untuk memesan makanan dari gerobak yang lewat. Ini baru namanya PANG!

Beverage:
- Hot Cappuccino (10K, Promo PANG!)
Cappuccino-nya memiliki citarasa yang lumayan nikmat, komposisinya cukup balanced, meskipun saya lebih suka jika citarasa kopinya terutama hint rasa asamnya sedikit lebih strong dan intens, but overall it was totally okay. Cappuccino-nya juga cukup bersahabat dengan lambung, mungkin ini juga karena saya menyeruput kopinya setelah menyantap bubur ayam yang cukup nikmat. 

Dessert parlor ini menempati ruko-ruko di sebelahnya Lobby Ruhai Paskal 23. Tempat terdiri dari dua lantai. Lantai pertamanya lumayan tematik dengan campuran antara desain modern minimalis dengan sentuhan sedikit vintage, bahkan di lantai ini tersedia juga mesin games. Lantai duanya yang sharing area dengan store lainnya menurut saya biasa saja. Untungnya tempatnya terasa cukup nyaman, namun tidak untuk berlama-lama karena bangkunya yang tidak dilengkapi dengan senderan.

Dessert
- Boyscout S'mores (40K)
Menu ini berupa ice cream swirl dengan base es krim susu/vanilla yang di-swirl dengan coklat hershey's dan biskuit kemudian ditambahkan marshmallow yang di-torch serta biskuit yang belum dihancurkan. Tekstur es krimnya tergolong cukup lembut dan creamy, namun agak terlalu cepat meleleh. Biskuit yang dihancurkannya berhasil menghasilkan tekstur crunchy di setiap suapan. Sayangnya, citarasa coklat hershey's-nya tidak begitu terasa sehingga citarasa es krimnya tidak terasa begitu spesial

Sejauh ini saya masih menempatkan waroeng yang berada di dekat Lapangan Saparua ini sebagai tempat favorit untuk menikmati mie aceh. Tempatnya selalu ramai pengunjung--bahkan terkadang cukup susah untuk sekadar mendapatkan tempat duduk. Tempatnya sangat sederhana, namun cukup bersih dan masih cukup nyaman untuk sekadar makan. Untuk yang tidak bisa bersahabat dengan asap rokok mungkin harus sedikit bersasbar karena seluruh area warung ini adalah smoking area.

Food and Beverage:
- Mie Goreng Sapi (23K)
Saya pribadi lebih suka mie goreng ketimbang mie kuah ataupun mie tumis karena citarasa bumbunya yang lebih intens. Mie aceh seharusnya seperti mie aceh seharusnya, dengan bumbu yang sangat bold, herby sekaligus aromatik. Citarasa pedasnya menurut saya juga sudah pas. Mienya disajikan bersama daging sapi yang sangat empuk dan sama sekali tidak pelit, semakin lengkap bersama emping, acar bawang yang hukumnya wajib, serta timun. Selain citarasanya yang nikmat, porsi mienya juga lebih besar dibandingkan dengan tempat lain jadi dijamin kenyang. Definitely: Juara
- Ayam Tangkap (30K)
Menu ini merupakan menu spesial dari waroeng ini yang tersedia hanya pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Menu ini berupa ayam khas Aceh yang digoreng bersama daun kari, serundeng lengkuas, dan cabe utuh. Menu ini kemudian disajikan bersama nasi hangan serta sambal kecap-bawang merah-rawit khas Aceh. Ayam gorengnya sangat renyah, gurih dengan rasa rempah yang cukup kuat. Aromanya juga sangat appetizing. Menurut saya ayam tangkapnya sangat nikmat, namun masih ada yang lebih enak kalau di Bandung. 

Sejujurnya saya kurang tahu apakah mie yang cukup tersohor ini sebenarnya halal atau tidak sedikit yang menyebut halal, begitupun sebaliknya. You guys really need to confirm it before deciding to try.  Sesuai namanya, restoran ini berada di gang kecil yang sebenarnya agak susah untuk masuk mobil, walaupun masih bisa jika dipaksanakan. Tempatnya bisa dibilang kecil seperti bakmi rumahan kebanyakan. Sebaiknya tidak berekspektasi terhadap service dari restorannya yang sorry to say tidak ada hopitality-hospitality-nya. But it was fine, since I expected for nothing. 

Food and Beverage:
-Mie Rica Bakso
Menu ini berhasil membuat saya jatuh cinta dengan restorannya, terutama berkat mienya yang sangat chewy. Mienya tipikal mie dengan ukuran medium, tidak kurus maupun gendut. Porsi mienya juga cukup menyenyangkan. Selain itu, yang menurut saya cukup spesial adalah kuah kaldunya. Kuah kaldunya tipikal kuah bening dengan citarasa yang cenderung lite namun ternyata sangat enjoyable. Yang membuat citarasa mienya semakin nikmat adalah sambal ricanya. Sambal ricanya bukan yang pedas-pedas banget. Saya yang cukup resist terhadap rasa pedas masih berani bilang kalau pedasnya masih medium. Mienya disajikan bersama ayam suwir, bakso, dan pangsit yang juga lumayan nikmat.

Kafe yang masih satu grup dengan Hummingbird, Two Cents, Miss Bee, dan lain-lain (KSD Group) ini menempati lantai dasar sebuah gedung baru di area belakang Paskal Hypersquare. Posisinya berada di dekat BBQ Mountain Boys. Tempat sebenarnya bukan yang luas-luas banget, namun didesain cukup tematik seperti saudara satu grupnya yang lain. Tempatnya sangat nyaman dan cocok untuk berbagai keperluan. Standar pelayanannya juga sudah tidak perlu diragukan

Dessert:
- Speculaas Salted Caramel Croffle
Menu ini berupa adonan croissant yang dicetak menggunakan cetakan waffle (croffle ) yang disajikan bersama saus salted caramel, biskuit speculaas yang dihacurkan, almond speculaas, icing sugar, serta es krim vanilla. Croffe-nya memiliki tekstur yang crusty, namun kurang flaky dan kurang buttery--which is good. Kombinasi antara es krim vanilla dengan saus salted caramel-nya menurut saya sangat enjoyable, belum lagi ketika dinikmati bersama crunchiness dari speculaas-nya. It's a Yes!
- Lotus Creamy Cake 
Berbeda dari croffle yang citarasa manisnya masih terimbangi oleh freshness dari es krim vanilla, dessert ini manisnya benar-benar overkilled dan tidak ada yang menetralisir. Base cake-nya berupa sponge cake berlapis yang dilapisi krim di bagian luar, saus salted caramel, plus extra wipped cream dan biskuit lotus di atasnya. Selain kemanisan, creaminess cake-nya juga kebangetan. I didn't really enjoy it tbh.

Kafe ini menempati eks bangunannya Room Society Coffee di Jalan Bengawan, posisinya tepat di pertigaan Taman Cibeunying. Tempatnya memang agak kecil, namun didedasain dengan konsep yang cukup unik dengan warna oranye yang nyejreng. Sayangnya eksekusinya menurut saya agak tanggung dan kurang rapi, namun untungnya tempatnya masih cukup nyaman.

Beverage:
- Hot Cappuccino (10K, Promo PANG!)
Cappuccino-nya disajikan dengan presentasi yang cukup cantik, dengan gelas, tatakan, serta latte art yang aesthetic. Citarasa kopinya terbilang lumayan OK. Komposisi cappuccino-nya cukup balance, karakter kopinya yang nutty dan sedikit earthy masih cukup bisa di-notice. Creaminess kopinya juga membuat kopinya lebih enjoyable.

Restoran yang mengklaim sebagai #1 Hotpot in Melbourne ini bisa dijadikan sebagai alternatif bagi pecinta hotpot yang seringkali merasa jika konsep all you can eat agak way too much, namun seringkali merasa tidak puas atau bahkan kalap ketika di restoran berkonsep a la carte. Di tempat ini pengunjung membayar sesuai berat isian yang diambil di food station-nya. Sayangnya makanannya tidak benar-benar disajikan dengan menggunakan hotpot, melainkan hanya menggunakan mangkuk biasa sehingga definisi hotpot-nya agak kurang sampai.

Restoran ini berada di sejejarannya Yoshinoya Paskal Hypersquare. Tempatnya tidak begitu besar, tempatnya cukup nyaman, adem, dan bersih, hanya saya tempatnya agak terasa sesak karena seating arrangement-nya yang terlalu dense--tbh agak ngeri-ngeri sedap. Saya lebih menyarankan untuk mengunjungi tempat ini sebelum jam makan siang karena pada saat jam makan siang pengunjungnya benar-benar membludak.

Food and Beverage:
- Hotpot (30rb/100gr, min. 250gr)
Tersedia tiga jenis tipe hotpot yang biasa dipilih, yaitu Signature Malatang (hotpot dengan kuah mala), Collagen Bone Broth (hotpot dengan kuah kaldu tulang), serta Malaban (hotpot dengan mala yang ditumis). Untuk malatang dan malaban, tingkat kepedasannya bisa dipilih dari mild hingga dragon hot (additional 9K). Kali ini saya memesan Signature Malatang dengan level hot serta Collagen Bone Broth-nya. 

Untuk malatang-nya citarasanya tidak begitu pedas, masih enak untuk diseruput, bahkan bagi teman saya yang tidak kuat makan pedas sekalipun. Sensasi kebas khas malanya bisa dikatakan tidak terasa, malahan rasa paling kuat yang berhasil saya notice adalah rasa daun ketumbarnya. Sejujurnya saya masih penasaran untuk mencoba yang lebih pedas. Kuah kaldu kolagennya cocok untuk yang tidak makan pedas sama sekali. Kuahnya sangat silky dan cenderung jernih namun memiliki citarasa yang sangat gurih alami. Kuahnya juga memiliki hint rasa jagung yang sangat noticable.

Yang paling saya suka dari tempat ini adalah isiannya yang sangat variatif mulai dari daging sapi, daging ayam, seafood, anekan bebaksoan, dan aneka sayur, bahkan pilihan karbonya juga juga banyak. Tidak hanya variatif, isian hotpot-nya juga berkualitas tinggi dan segar. Saran saya agar tidak kalap, cukup mengambil yang unik-unik atau yang harganya mahal saja seperti mie shirataki, jamur portobelo, jamur shimeji, dan daging sapi shortplate. Yang agak saya sayangkan hanyalah kwetiau yang saya ambil, dimasak terlalu matang, bahkan sudah lembek dan tidak chewy sama sekali. Selain itu, kuahnya juga kurang panas dan kurang banyak.