yudistira ishak abrar

Sekarang makin banyak aja nih tempat nongkrong kalo abis lari-lari manja di Senayan. Salah satu yang baru buka adalah Banyak Gaya Coffee. Letaknya ada di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno, gate 5 zona 6A, atau tepat selurusan dengan monumen api obor kalau dari arah pintu masuk dekat FX Sudirman.
Tampil cantik dengan dominan warna pink pada area indoor, kafe ini memiliki sebuah lantai mezzanine yang cukup nyaman lengkap dengan bangku sofa dan bantal-bantal empuknya. Area outdoor pun engga kalah nyaman karena masih diisi dengan bangku-bangku sofa plus bantal yang posesif karena engga mau dilepas-lepas saking comfort-nya. Iya disini tuh bisa senyaman itu lho. Informasi tambahan buat kaloan, bahwa sampai grand opening pada tanggal 18 Agustus 2019 nanti, semua harga minumannya dipukul rata 23 ribu rupiah saja.
Es Kopi Susu Banyak Gaya, cita rasa es kopi susu masa kini ala Banyak Gaya Coffee ini lebih menonjolkan nuansa manis gula aren yang creamy, baru diikuti unsur kopi dan susunya di belakang. Seperti namanya, minuman ini bikin kamu jadi makin bergaya, tapi jangan kebanyakan juga ya, kecuali subscriber kamu udah ada jutaan, baru deh boleh Banyak Gaya.
Ice Long Black, ternyata mereka cukup serius dalam menyuguhkan aneka minuman kopi hitam. Espresso yang hadir menyapa lidah saya lebih mengutamakan sisi acidity, jadi terasa menyegarkan dan seiring sejalan dengan selera saya. Kalo emang udah engga bisa sejalan, ya biar waktu yang memisahkan deh.
Better Together, namanya tuh melankolis banget. Eh pas dateng engga taunya minuman ini merupakan frappe greentea. Rasanya tuh manis, pekat khas teh hijau dan agak milky. Karena ada tambahan es batu yang diblend jadi satu, so rasanya tuh dingin, sedingin hati ini tanpa kehadiran dirimu disisi ku. Karena walau bagaimanapun is Better Together.
Hot Chocolate, disajikan didalam gelas gerabah artistik yang otomatis fotogenic. Ternyata sentuhan rasa cokelat yang dibangun itu lumayan nendang dan cenderung dark, jadi engga terlalu milky dan manis. Untungnya kamu tetep manis, jadi aku sih engga masalah...

Kopi Siko dengan posisinya yang berada didalam sebuah hotel bintang tiga di kawasan Terminal Blok M, saya terkejut mereka masih memasang harga sangat terjangkau untuk ukuran coffeeshop hotel. Bagaimana engga terkejut, harganya kisaran belasan hingga tiga puluh ribuan saja dong. Agak langka sih bisa nemuin coffeeshop semurah ini di Jakarta, apalagi yang berada didalam area hotel.
Memanfaatkan area lobby yang agak mojok dekat tangga melingkar, Kopi Siko dirasa masih cukup nyaman untuk ngobrol seru bareng temen. Ada juga tempat duduk model bar yang menghadap kearah kaca depan dengan pemandangan lalu lalang warga yang seliweran di Blok M. Kalau mau sambil ngebul juga bisa, kamu tinggal keluar dikit dari hotel, di teras depan kamu bisa duduk-duduk beratapkan payung seperti di taman.
Ice Kopi Siko Signature (Rp.25.000,-) menjadi minuman pilihan saya yang udah pasti request untuk disajikan didalam cup take away. Biar apa? Apalagi kalo bukan biar logonya keliatan difoto, ya kan?! Nah ternyata porsinya tuh segede itu lho, lapisan-lapisan espresso, susu dan gula aren menampilkan gradasi warna yang cantik. Tak hanya cantik, rasanya pun saya suka, ada manis dari gula aren, pekat asam dari espresso dan gurih dari susu.
Lychee Tea (Rp.27.000,-) sama seperti es kopi susu kekiniannya, porsi Lychee Tea nya pun engga nanggung, bukan dari ukuran tapi dari jumlah buah leci kalengan yang ada didalamnya. Mereka ngasih bukan satu atau dua, tapi tiga dong. Jarang banget yang ngasih sebanyak itu di tempat lain. Rasa manis khas lecinya sangat kentara dengan paduan pekat khas seduhan teh.
Ice Americano (Rp.20.000,-) supaya tau kualitas kopinya, teman saya udah pasti mesen es kopi tanpa tambahan apapun, kecuali air. Well, untuk coffeeshop di hotel, mereka cukup serius menyuguhkan rasa kopi beneran. Kalau diresapi, cita rasa asam yang bertemu pekat, menyentuh lidah pelan-pelan tanpa harus membuat saya mengernyitkan kening atau memejamkan mata saking terkejutnya.
Sebagai temen ngobrol, udah pasti saya dan temen-temen pesen menu cemilan. Ada yang manis, Pisang Goreng Pasir (Rp.25.000,-) dan ada yang asin, Lumpia Sayur (Rp.17.000,-) Pisang Goreng Pasir cara penyajiannya cantik banget dengan porsi yang bikin puas. Pisangnya sendiri udah manis, jadi makin pecah dimulut saat dikunyah bersama keju dan mesesnya. Ini sih super worth it. Nah kalo si Lumpia Sayurnya juga engga kalah pecah. Teksturnya renyah dengan isian yang penuh dan gurih...

Burns, sebuah restoran di bilangan Wijaya, Jakarta Selatan yang mengusung konsep Autralian style. Berada di lantai dua sebuah gedung, maka untuk menuju ke Burns terlebih dulu harus melewati lorong yang melalui beberapa tenant lain. Tempatnya agak tersembunyi, tapi saat sudah berada didalamnya langsung terasa nyaman.
Semi open kitchen, dining area dan kasir berada dalam satu ruang, jadi mereka memanfaatkan betul kapasitas yang terbatas. Ornamen berupa lampu gantung dengan material sejenis tembaga berbentuk mirip kuali menjadi salah satu pusat perhatian disini. Meja bar dibagian tengah memiliki dwifungsi, selain sebagai seating table juga sebagai sekat ruang.
Cermin-cermin berbentuk lingkaran dipajang pada satu sisi ruang agar ruangan terkesan luas. Jendela berbingkai hitam dengan potongan kotak-kotak, memberikan panorama luar kedalam, sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai background untuk mengambil beberapa foto diri ataupun makanan.
Menu Burns sendiri terbagi kedalam dua sesi, dimana pada sesi pertama yaitu jam 10.00-15.00 merupakan waktu untuk menu brunch. Kemudian mereka closing untuk menyiapkan aneka menu makan malam pada sesi kedua. Jadi kamu akan menemukan dua buku menu berbeda jika datang pada siang dan malam hari.
Eggz Burnaddict (Rp.100.000,-) Australian beef ribs yang diletakan diatas housemade potato rosti, lalu diberi tambahan mixed salad, citrus hollandaise dan poached eggs. Dagingnya dalam bentuk suiran, jadi mudah untuk dipotong dan dinikmati. Sensasi beef ribs yang empuk, lelehan poached eggs dan citrus hollandaise yang nyegerin, langsung meleleh didalam mulut.
Prawn “Sanger” (Rp.100.000,-) tiger prawn, tobico, mayo, nori, chives, mixed salad, poached eggs on buttered croissant. Teksturnya renyah sekaligus empuk karena basah oleh lapisan mayo didalamnya. Saya suka dengan sensasi ledakan tobico pas kegigit, jadi terasa nyegerin. Gurih-gurih dari udang dan mayonya creamy banget.
Vegelicious (Rp.80.000,-) avocado, cherry tomatoes, peas, cucumber, charred corn, beetroot labne, tempeh crisp with Burns dressing. Tampil begitu cantik dengan dasar Burns dressing berwarna pink cerah, menu ini mempunyai look dan rasa yang lembut, gurih, creamy juga nyegerin. Paduan sayurannya terasa fresh, enak dan saya pun yang notabene bukan pecinta sayuran, malah jadi suka banget.
Morning Sweets (Rp.85.000,-) brioche french toast, seasonal fruits, pink meringue, orange gel, strawberry gel, choc soil, vanilla ice cream and whipped cream. Another preety plate also colorful. Roti yang berlumur kocokan telur ini terasa empuk pas dipotong. Saat dinikmati bersama potongan buah, whipped cream, soil, vanilla ice cream dan gel dalam satu suapan, memberikan rasa manis sekaligus menyegarkan.
Flat White (Rp.35.000,-) dan Waterboy (Rp.48.000,-) yang terbuat dari watermelon, pineapple dan lime, menjadi dua minuman yang saya coba kali ini. Flat White nya creamy, lembut dengan tone medium, jadi pas banget saat diseruput. Nah kalo si waterboy, minuman sehat yang enak, manis dan ada sedikit asem-asemnya...

Planta Kitchen by Peresthu sebuah restoran khas Italia yang berada di lantai 2 Menara Astra, Jalan Jend. Sudirman, Jakarta Selatan. Tampilannya sangat elegan tapi jauh dari kesan kaku. Beberapa spot dibuat kasual, guna menarik pengunjung muda yang masih berjiwa dinamis. Spot lain dibuat cukup mewah agar kesan elegannya tetap terjaga.
Sebagai ornamen, mereka memilih tema floral dan unsur kayu. Selain membuat ruang menjadi lebih indah, juga menambah kesan nyaman dan asri. Beberapa botol minuman dijajar rapi dalam sebuah rak tinggi, selain sebagai stok juga bisa menjadi tambahan ornamen ruang yang artistik. Pelayanan disini sangat baik, ramah, cepat dan tanggap.
Tres Delicias (Rp.65.000,-) tiga burger mini dalam satu nampan kayu panjang yang terdiri dari tiga jenis isian berbeda, ada ayam, daging sapi dan ikan. Tekstur bun nya meskipun berukuran kecil tapi terasa renyah banget pas digigit. Kebetulan isian yang saya coba adalah olahan ikan berbalut tepung yang digoreng dan mayo. Saya suka dengan menu pembuka yang satu ini, karena tak hanya enak untuk dilihat tapi juga enak untuk disantap.
Calamari Siciliana (Rp.45.000,-) sepiring cumi yang tampil pekat ini dimasak dengan saus bercita rasa manis. Tekstur cuminya empuk dan sensasi chewy nya engga bandel pas digigit. Bumbu yang digunakan dalam mengolahnya sangat cocok dengan selera saya karena terasa manis, gurih dan nyegerin.
Foie de Pollo (Rp.65.000,-) salah satu salad yang terbuat dari hati ayam dengan paduan aragula dan potonga feta cheese yang diberi dressing balsamic. Hatinya sendiri saya engga coba, karena memang bukan penyuka ati. Tapi paduan antara aragula, feta cheese dan balsamic nya sangat ngeblend, jadi tuh sensasinya nyegerin banget. Ada cheezy, fresh veggie dan sentuhan rasa asem manis dari balsamicnya yang kuat juga nyegerin.
Ternera Ahumado (Rp.65.000,-) dua buah potongan baguette yang diberi topping smoky beef head meat. Teksturnya perpaduan antara renyahnya roti dan juicynya potongan daging yang dimasak berbumbu manis gurih. Irisan tomat dan aragula memberikan sensasi yang menyegarkan.
Linguinie Fruti di Mare (Rp.120.000,-) sepiring pasta dengan udang, Canadian mussels dan calamari. Kalau dicicipi, sensasi rasanya tuh lebih ke aglio olio, hanya memang tidak ada cita rasa pedasnya sama sekali. Parutan keju dan sensasi oily nya pas dilidah, hanya memang tekstur pastanya agak kurang aldente, mungkin saat saya santap suhunya sudah dingin karena kelamaan difoto. Aneka topping nya juara banget, karena terasa segar dan engga amis.
Blueberry Cheese Cake (Rp.65.000,-) sepotong cheese cake dengan lapisan olahan keju tebal dan agak heavy yang diberi blueberry jam dibagian atas dan biscuit crumbs dibagian bawahnya. Teksturnya cukup lembut, hanya memang agak sedikit heavy saat dipotong dengan sendok. Rasanya perpaduan antara cheezy, manis dan asam, hanya memang masih kurang wow factor.
Lava Cake (Rp.65.000,-) disajikan hangat dengan vanilla ice cream yang justru tampak begitu putih mirip kelapa bukan krem seperti biasanya. Dari dua kue yang dipesan, satu lelehan cokelatnya sukses lumer saat dipotong sedangkan yang satunya lagi engga. Untuk rasa kue cokelatnya sendiri cukup manis, milky dan sensasi lelehannya creamy.
Cappuccino (Rp.25.000,-) disajikan didalam gelas berbentuk seperti mug, minuman turunan kopi keluaran Javanegra ini lebih bercita rasa pekat ketimbang asam. Paduan susunya berkontribusi dalam menyuguhkan nuansa milky, sekaligus sebagai pelembut sentuhan rasa bitter yang datang dari espresso nya...

Restoran Korea rasa lokal ini merupakan brand dalam negeri yang mulai beroperasi pada bulan Maret 2019. Namanya sendiri diambil dari bahasa Korea, taeyang berarti istana, sedangkan sung berarti matahari. Mereka memilih Neo Soho sebagai outlet pertama dan nanti rencananya akan membuka gerai berikutnya di daerah Jakarta Selatan.
Tempatnya mungil dan memanjang, jadi mereka menyiasatinya dengan memilih perabot minimalis supaya engga terkesan sempit. Saya suka dengan tampilan outlet yang terlihat fresh, casual dan modern, karena tempat makan yang bikin betah itu penting buat saya dan ini cukup bikin betah meskipun areanya engga luas.
Dalkgangjeong Jumokbab (Rp.70.000,-) sweet and a little bit spicy of that famous Korean fried chicken served with salad and sesame-flavoured rice balls. Menu ini terdiri dari dua buah nasi kepal khas Korea yang terdapat potongan wortel, lobak dan bawang bombay didalamnya, lalu diselimuti dengan nori. Nasinya tuh asin, gurih, sayurnya bikin manis dan teksturnya pulen.
Selain nasi kepal, juga ada Korean fried chicken dengan toppoki. Sajian ini bener-bener dilumuri oleh saus khas yang manis, pedes, sedikit asem, kentel dan creamy banget pas dimakan. Saya suka banget sama sentuhan rasa yang mereka sajikan, beneran bikin nagih dong. Sebagai sidedish, ada juga salad yang diberi dressing honey mayo jadi bercita rasa manis madu yang nyegerin banget. Bisa dibilang hidangan ini merupakan menu combo yang lengkap dengan ledakan cita rasa yang nano nano.
Set Menu B Jjamjakkan (Rp.130.000,-) yang terdiri dari Kkanponggi, Jjajang dan Jjamppong. Sempet rada bingung sama nama-nama makanannya, karena jujur saya bukan K-Popers, tapi setelah hidangannya tersaji saya baru tau kalau isinya tuh ada dua jenis ramyeon dan satu jenis masakan ayam ala Korea lainnya.
Si Kkanponggi nya, atau spicy garlic fried chicken, berlumur saus yang justru terlihat engga pedes. Tapi pas disantap, boom, langsung meledak aja gitu dimulut. Rasa pedesnya nendang, tapi masih bersahabat banget dengan lidah saya yang sebenernya engga suka pedes ini. Justru cita rasa sausnya yang pedes dengan sedikit manis ini jadi lebih ada gurihnya karena taburan wijen yang melimpah.
Jjajang dan Jjamppong, dua jenis ramyeon dengan gaya yang sangat berbeda. Satunya lebih kering dengan saus hitam bercita rasa manis. Potongan daging sapi, kentang dan bawang bombay yang melimpah, terasa begitu gurih juga creamy dilidah. Nah kalo yang satunya lagi justru lebih berkuah dengan warna merah yang pekat. Isiannya ada sajian laut berupa kerang, udang dan kerang hijau. Kuahnya begitu kental dengan sensasi rasa pedes asem yang nyegerin. Tekstur mie nya kenyal dan lembut, jadi sangat pas dinikmati dengan seafood nya yang fresh.
Injeolmi Bingsoo dan Matcha Bingsoo jadi dua menu manis yang saya coba sebagai sajian penutup pada makan malam kali ini. Injeolmi Bingsoo bertabur kacang almond dan bean powder yang mengeluarkan sensasi rasa manis gurih. Matcha Bingsoo bertabur kacang almond, matcha powder dan sebatang pocky greentea, jadi rasanya lebih pekat dan manis. Saya suka banget yang Injeolmi Bingsoo, karena rasanya tuh unik, manisnya sesuai dengan selera saya dan ngeblend banget sama potongan kacang almondnya...

Chateraise adalah toko kue dari Jepang yang sudah berdiri sejak 63 tahun yang lalu. Pertama kali didirikan di Prefektur Yamanashi, Kofu, toko kue ini terkenal dengan kue-kue yang dibuat dari bahan-bahan terbaik yang ada di Jepang. Toko kue ini telah memiliki 491 cabang di Jepang dan 47 cabang di luar Jepang, termasuk Indonesia. (Kumparan)
Gerai pertamanya di Indonesia hadir di mall Senayan City. Baru diikuti dengan keempat outlet berikutnya termasuk di Central Park lantai lower ground ini. Luas areanya merupakan yang terbesar disini, jadi berasa lega banget. Variasi tempat duduk mampu memenuhi kebutuhan tiap pengunjung yabg berbeda-beda.
Azuki Bean and Cream Pancake (Rp.24.000,-) tampilannya mirip banget kue kesukaan Doraemon, dorayaki. Dua lembar vanilla pancake diolesi krim dan kacang merah diantaranya. Tekstur pancake begitu lembut, manisnya tipis dan engga amis. Krimnya sama lembutnya, sangat cocok dengan isian kacang merah. Enak, tapi bukan sesuatu yang bisa bikin saya mabuk kepayang.
Double Fantasy (Rp.24.000,-) kue shoes ini sengaja saya minta dibelah dua, supaya bisa keliatan isiannya pas difoto. Tekstur kue cukup empuk, lembut dan bukan tipe yang renyah pas digigit. Krimnya lembut dan terdiri dari dua jenis rasa. Meski lidah saya merasakan kualitas bahan-bahan terbaik, tapi entah kenapa belum mampu membuat saya berdecak kagum.
Genmaicha Latte (Rp.35.000,-) dan Cappuccino (Rp.35.000,-) menjadi dua jenis minuman hangat yang saya pilih kali ini. Aroma serta rasa khas beras panggang sangat kentara saat menyesap geinmacha latte. Manisnya lembut dan cenderung medium light. Nah kalo cappuccino mengeluarkan karakter espresso yang tidak terlalu strong berbalut susu gurih...