yudistira ishak abrar

Penantian telah berakhir, para pemburu kuliner Jakarta akhirnya dapat merasakan sensasi jajanan pinggir jalan Manhattan, New York, berupa sajian khas Timur Tengah yang bernama The Halal Guys. Berlokasi di lantai 5 Senayan City, resto yang berdiri sejak 1990 ini memilih konsep casual dining dan fast food. Gerainya tak begitu luas, hanya terdiri dari open kitchen dan beberapa tempat duduk untuk makan di tempat. Tak heran jika antreannya sampai mengular keluar outlet.
Kali ini saya mencoba 3 menu mereka yang terdiri dari Regular Combo, Regular Beef Gyro dan Baklava. Regular Beef Gyro merupakan seporsi nasi briyani, selada, potongan tomat dan potongan gyro daging sapi yang disiram white sauce juga barbeque sauce. Paduan antara sayuran segar, nasi briyani dan irisan gyro nya bertemu dengan saus putih dan barbekyu yang pas, memberikan sensasi makan yang gurih juga kaya rempah.
Mirip dengan Regular Gyro Beef, Regular Combo pun terdiri dari komponen yang sama. Letak perbedaannya terdapat pada komposisi tambahan berupa gyro daging ayam. Sayuran yang fresh serta nasi briyani yang kaya rempah, hadir bersama daging sapi dan daging ayam yang smoky dan meaty. Untuk rasa, saya lebih suka gyro ayam dari pada gyro sapi, lebih masuk ke lidah saya. Jika kamu suka pedas, bisa menambahkan saus khas The Halal Guys. Tapi ingat, jangan terlalu banyak ya, karena saus mereka itu tak hanya pedas, tapi juga menyengat.
Dan untuk mengobati cita rasa rempah yang kuat, saya mencoba hidangan pencuci mulut yang dinamakan Baklava. Menu ini mirip pastel namun punya cita rasa manis, isiannya berupa kacang-kacangan yang gurih. Rasa manis yang keluar cukup tajam, namun gak bikin blenger. Pas banget. I love it...

Hokkaido Baby. Awalnya saya mengira merk ini sama dengan nama yang sebelumnya telah hadir lebih dulu di Jakarta, tapi ternyata keduanya sangatlah berbeda. Hokkaido Baby berasal dari Jepang, yaitu asal dari terciptanya cheesetart. Gerainya hanya berupa outlet mungil bernuansa modern minimalis yang terdapat di salah satu sudut lantai lower ground Plaza Senayan. Proses pembuatan kue dapat kita saksikan secara langsung, sambil menunggu pesanan disiapkan.
Well, sekarang kita cari tahu gimana rasa dari cheesetart yang mereka punya. Pertama ada Cheesetart Original. Kue ini punya tekstur yang renyah dengan isian yang begitu lembut. Namun sensasi leleh dari cheesetart nya terlalu cair dan light menurut saya, serta tak se"cheesy" yang saya harapkan. Manis yang keluar gak too much, jadi terasa pas.
Matcha Cheesetart, merupakan varian rasa berbeda dari cheesetart. Basic kuenya sama, masih punya tekstur yang renyah dan gurih. Isian matcha diatasnya cukup dark dan terasa pekat. Jadi rasa yang keluar ada pekat, gurih dan manis. Quite different.
Dan terakhir adalah Choux Baby. Kue sus yang berbentuk panjang seperti tongkat ini punya tekstur yang crispy dan empuk. Isian didalamnya yang manis dan gurih, terasa begitu creamy sehingga membuat kue ini terasa basah. Taburan kacang diatasnya memberikan sensasi kriuk-kriuk yang menggoda...

Caswells Coffee merupakan sebuah kafe dibilangan Cilandak yang cukup unik. Bagaimana tidak, selain memilih konsep barn dalam desain interiornya, disini juga terdapat sebuah tanah lapang yang sengaja disiapkan untuk kamu yang memiliki anjing agar dapat bermain bersama. Tak heran jika banyak terdengar suara gonggongan yang menggemaskan di outdoor area.
Konsep barn yang diterapkan sangatlah pas, dikombinasi dengan tema floral yang hijau, membuat tempat ini terasa begitu leluasa dan menenangkan. Meski tempatnya cukup nyaman, namun tidak begitu dengan pelayanannya, terutama mba-mba kasir yang melayani saya. Tidak komunikatif dan kurang piknik tampaknya. Need more improvement.
Sebagai sebuah kafe yang berlokasi di Jakarta, Caswells memiliki jangkauan harga dibawah rata-rata yang pastinya cukup terjangkau. Tak hanya kopi dan beberapa kue, Caswells pun menyediakan beberapa menu makanan berat yang simple dan bergaya western.
Kali ini saya dan teman-teman ingin menikmati suasana sore sambil ngopi dan ngobrol, jadi kami memesan Single Origin, Hot Chocolate, Flat White dan Fudge Brownies. Untuk Single Origin terdapat beberapa pilihan biji kopi yang mereka tawarkan, dan kali ini saya memilih biji kopi asal Aceh. Rasa yang dominan keluar adalah berasal dari acidity body, jadi lebih konsen diasamnya. Namun tak seperti kopi asal Aceh lain, disini rasanya masih cukup bersahabat alias ga terlalu pekat.
Untuk Flat White, mereka menyajikannya dengan hiasan latte art yang kece. Secangkir minuman turunan kopi ini terasa pekat sekaligus milky dalam konsep yang berdiri sendiri-sendiri tapi tetep oke. Meski dominasi bitterness kopi hampir menyelimuti komposisi susu, namun rasanya tetep creamy.
Hot Chocolate yang mereka tampilkan, terlihat menarik. Hiasan latte art berbentuk hati yang simple, namun tetap membawa kesan artistik yang gak pernah terasa kuno. Rasa minuman ini cukup manis dengan komponen cokelat yang gak terlalu milky. Jati diri cokelatnya tetap kentara meski ada unsur susu yang cukup banyak.
Teman ngopi kami kali ini adalah Fudge Brownies. Potongan kue ini hadir dengan taburan kacang mede yang menggoda diatasnya. Kue ini terasa lembut dan meleleh karena disajikan dalam keadaan hangat. Rasanya cukup manis, namun komponen kacang mede nya gak kriuk kriuk...

Ice Cream Tjanang merupakan salah satu merk eskrim lokal yang telah ada sejak tahun 60 an. Lokasinya berada di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, tak jauh dari SMP Negeri 1 Jakarta. Tempatnya merupakan kedai kecil yang semi permanen dengan etalase serta meja kursi sederhana.
Kali ini saya mencoba Ice Cream Tjanang rasa Kopyor (Rp.13.000,-) satu cup es krim tradisional ini punya tekstur yang cukup lembut, meski tekstur lembutnya berbeda dengan es krim kemasan, namun rasanya cukup lumayan dan manis. Terdapat beberapa potongan kelapa parut yang memberikan sensasi krenyes krenyes saat menikmatinya...

Gado gado merupakan makanan asli Indonesia yang dalam istilah asingnya disebut salad. Aneka sayuran yang dikukus, lalu diberi saus bumbu kacang ini biasanya dijajakan menggunakan gerobak atau di daerah pemukiman warga. Menu ini biasanya dinikmati pada siang hari bersama nasi hangat, dan untuk merasakan kembali sensasi tersebut, saya berangkat ke bilangan Cikini untuk menuju ke sebuah kedai gado-gado yang cukup lawas, bernama Gado Gado Cikini.
Tempatnya terlihat antik dan kuno, maklum saja karena memang mereka telah beroperasi sejak tahun 1965. Meski demikian, ada sebuah area yang telah tampil dengan gaya yang lebih modern, serta berpendingin udara, jadi terasa lebih sejuk dan nyaman. Jumlah kursi yang mereka sediakan tidak banyak dan sederhana, namun soal kebersihan, mereka tetap menjaga tempat agar terlihat bersih dan rapi.
Kali ini saya mencoba Gado Gado Lontong (Rp.32.000,-). Menu ini gak jauh berbeda dengan gado-gado pada umumnya, namun disini mereka menggunakan bumbu kacang creamy yang telah disiapkan sebelumnya, jadi tinggal disiram seperti saus kacang sesaat sebelum disajikan. Bagian paling yummy dari gado-gado disini adalah lontongnya, legit banget. Sayuran yang digunakan pun sangat fresh. Juara deh.
Selanjutnya ada Asinan (Rp.27.000,-). Menu ini merupakan asinan sayur yang diberi kuah bumbu kacang. Beberapa jenis sayur seperti kol, wortel, lokio dan lobak yang diasamkan, lalu diaduk dengan siraman kuah sambal kacang yang pedas, manis dan gurih. Taburan kacang goreng dan kerupuk mi yang dihancurkan, jadi pelengkap pada hidangan yang memberi sensasi kriuk kriuk. I love it.
Makan yang pedes-pedes sangat cocok dengan segelas Es Jeruk Nipis (Rp.10.000,-). Perasan beberapa jeruk nipis yang dicampur dengan gula, memberikan sensasi manis asam yang menyegarkan. So refreshingly...

Don Don merupakan sebuah restoran khas Jepang yang berlokasi di Pondok Indah Plaza 2 Blok BA No.37, Jakarta Selatan. Outletnya berada di jajaran ruko bagian belakang, dengan tulisan nama tempat yang agak kecil, dan akan luput dari pandangan jika gak memperhatikan dengan seksama. Arti Don Don sendiri berasal dari kata Donburi yang berarti semangkuk nasi hangat dengan lauk yang dicampur diatasnya.
Desain tempat sangat kental dengan unsur kayu yang lembut. Ornamen-ornamen khas Jepang menghias beberapa sudut ruang. Areanya tidak begitu luas, hanya terdiri dari open kitchen dan beberapa meja kursi yang simple.
Jangkauan harga yang mereka tawarkan sangatlah bersahabat, mulai dari belasan hingga dibawah 50 ribuan. Kali ini saya mencoba Green Tea Mochi Ice Cream, Hot Ocha, Salmon Salad dan Maguro Akami Nigiri Sushi.
Salmon Salad terdiri potongan ikan salmon segar dan beberapa jenis sayuran yang terdiri dari selada, kol dan wortel. Dressingnya simple, namun memberikan sensasi rasa yang cukup unik. Tekstur ikan cukup lembut dan terasa juicy. Yummy.
Maguro Akami Nigiri Sushi merupakan sushi nigiri dengan potongan daging ikan bluefin tuna. Tekstur dan rasa nasi punya sensasi sticky yang pas, cocok banget dinikmati dengan lapisan ikan tuna yang lembut. Rasanya pas.
Green Tea Mochi Ice Cream merupakan hidangan pencuci mulut yang disajikan diatas piring bermotif kucing yang menggemaskan. Tekstur kulit mochinya cukup kenyal dan lembut. Isian ice cream green tea nya sangat pekat, jadi sensasi dalam tiap gigitannya ada kenyal, dingin, lembut, pekat, milky dan manis. Lucu juga...