yudistira ishak abrar

Bicara soal Margonda, ada sebuah resto yang tak jauh dari hotel Bumi Wiyata dan sudah berdiri lama, namun baru kali ini saya coba. Njonja Rasa. Ya, resto yang satu ini selalu luput dari daftar kunjungan kuliner saya, meski desain bangunannya dari luar nampak menarik.

Bentuk bangunan terinspirasi dari desain bergaya kolonial. Warna putih bersih yang mendominasi membuatnya tampak begitu elegan. Ruangannya cukup luas dengan jumlah tempat duduk yang banyak dan siap menampung tamu keluarga besar.

Menu pertama yang saya coba adalah Tahu Telor (Rp.21.000,-). Paduan potongan tahu dengan telornya lumayan, namun rasa kuahnya kurang nendang. Rasa gurih dan manisnya gak berasa.

Kedua ada Ayam Bekakak 1/2 (Rp.48.000,-). Menu ini disajikan bersama saus kecap lengkap dengan irisan cabe rawit dan bawang. Tapi rasanya just so so, hanya gurih namun kurang garam juga kurang kecap.

Bakmi Ultah (Rp.35.000,-) disajikan dalam porsi cukup banyak. Irisan telur dadar dan telur puyuh, menjadi topping yang membuat tampilannya jadi lebih berwarna. Rasanya paling lumayan dari menu yang lain. Ada keseimbangan rasa antara asin, manis dan gurih.

Es Teler (Rp.27.000,-) disajikan didalam gelas besar. Isiannya sama dengan es teler pada umumnya, yaitu alpuket, nangka, kelapa dan sirup. Rasanya manis dan lumayan seger. Uniknya, Teh Tawar disini disajikan bersama potongan batang sereh...

Kopi merupakan salah satu minuman favorit bagi masyarakat Belitung. Tak heran jika banyak sekali warung kopi yang terdapat di sudut-sudut jalan kota ini. Kedai kopi paling terkenal dan legendaris disini adalah Kong Djie. Meski berbentuk kedai sederhana, namun para pengunjung selalu betah bolak balik kesini karena cita rasanya yang khas.

Nah, buat kamu yang tinggal di Jakarta, terutama di Depok, gak perlu lagi jauh-jauh ke Belitung untuk dapat menikmati kopi ini. Karena di jalan Margonda Raya, tak jauh dari lampu merah Juanda, telah dibuka kedai Kong Djie Coffee asli dari Belitung.

Bentuk kedainya hadir dengan konsep dan sentuhan yang lebih modern. Beberapa hiasan mural menjadi ciri khas kedai ini. Tidak lupa, beberapa teko besar sebagai alat meracik kopi khas Kong Djie, dijadikan sebagai ornamen.

Kopi Susu (Rp.15.000,-) hadir dengan susu kental manis tambahan secara terpisah. Kekhasan kopi Belitung cukup terasa, namun rasa rindu saya akan kopi Kong Djie di Belitung masih belum terbayar. Seperti ada yang hilang.

Teh Tarik (Rp.12.000,-) juga hadir kurang nendang. Seperti ada yang kurang. Bukannya ga enak, tapi rasa yang disini agak berbeda, alias gak mirip dengan minuman aslinya disana.

Roti Bantal (Rp.8.000,-) merupakan roti berbentuk bulat yang disajikan bersama srikaya. Rotinya empuk dengan bagian manis diatasnya. Srikaya cairnya terasa manis dan cukup unik...

Rasanya ada yang kurang kalo ke Puncak, tapi ga mampir ke Cisarua Mountain Dairy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cimory. Ya, restoran yang berawal dari usaha pengolahan susu ini telah memiliki dua cabang di Puncak, pertama adalah Cimory Mountain View dan kedua adalah Cimory River Side.

Cimory sendiri berdiri sejak tahun 2004 oleh sang pemilik bernama Bambang Sutantio. Pada awal tahun 2006, Cimory mulai memproduksi susu pasteurisasi dan mengembangkan produk turunan susu seperti yogurt drink, set yogurt, dan keju.

Usaha resto sekaligus souvenir yang dikembangkan oleh Cimory, khususnya di Cimory River Side, telah menjelma menjadi sebuah objek wisata bagi warga yang tengah jalan-jalan ke Puncak. Tak hanya resto dan swalayan, mereka pun mulai membuka factory outlet, arena bermain, museum 3D dan objek wisata pinggir sungai.

Menu pertama yang saya coba adalah Gado-Gado Saus Mede (Rp.36.900,-). Disini mereka menggunakan kacang mede sebagai saus kacangnya. Can you imagine how its taste?! Yes, so creamy and nutty. Isian sayurannya pun seger dan menggugah selera. Oke.

Selanjutnya ada Paket Sop Buntut + Nasi (Rp.63.500,-). Semangkuk oxtail hangat dengan komponen beberapa sayuran seperti wortel dan kentang. Kuahnya bening dan seger, namun sayang, buntutnya agak smelly gitu.

Pisang Goreng Cokelat Keju (Rp.29.500,-) jadi menu dessert yang saya pilih. Dua potong pisang tanduk yang digoreng tepung, diberi lelehan butter, taburan meses dan parutan keju. Rasanya? Hmmmmm juara. I love it.

Lychee Ice Tea (Rp.28.900,-) disajikan bersama buah leci dan daun mint. Rasanya manis dan seger, sangat pas dinikmati saat santap siang...

Rasanya ada yang kurang kalo ke Puncak, tapi ga mampir ke Cisarua Mountain Dairy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cimory. Ya, restoran yang berawal dari usaha pengolahan susu ini telah memiliki dua cabang di Puncak, pertama adalah Cimory Mountain View dan kedua adalah Cimory River Side.

Cimory sendiri berdiri sejak tahun 2004 oleh sang pemilik bernama Bambang Sutantio. Pada awal tahun 2006, Cimory mulai memproduksi susu pasteurisasi dan mengembangkan produk turunan susu seperti yogurt drink, set yogurt, dan keju.

Usaha resto sekaligus souvenir yang dikembangkan oleh Cimory, khususnya di Cimory River Side, telah menjelma menjadi sebuah objek wisata bagi warga yang tengah jalan-jalan ke Puncak. Tak hanya resto dan swalayan, mereka pun mulai membuka factory outlet, arena bermain, museum 3D dan objek wisata pinggir sungai.

Dan sebagai oleh-oleh saya pun mencoba menu baru mereka, yaitu Moo Moo Roll. Bolu gulung lapis susu ini punya tampilan seperti sapi, putih dengan bercak hitam. Cukup cute. Tapi rasanya just so so...

Meski namanya Bika Ambon, tapi kue yang satu ini bukan berasal dari daerah Maluku lho. Kue Bika Ambon justru berasal dari Medan, Sumatera Utara.

Salah toko kue yang menjual Bika Ambon yang enak adalah Holland Bakery. Tekstur kue terasa kenyal dan empuk. Rongga-rongga kue yang mengkilap, membuatnya terlihat cantik dan menggugah selera. Caramel banget.

Selain Bika Ambon, Soft Cake Cokelat Keju nya pun enak. Tekstur kue sangat lembut dan empuk. Rasa cokelatnya terasa. Yummy...

Waroeng Steak & Shake merupakan tempat dimana saya pertama kali berkenalan dengan steak. Jaman saya masih sekolah dulu, steak ini selalu ramai dipadati pengunjung, terutama pada saat bulan Ramadhan.

Menu steak andalan mereka adalah steak berbalut tepung yang disajikan diatas hot plate dengan harga sangat terjangkau. Sampai saat ini Waroeng Steak & Shake masih mampu bertahan dengan harga dan kualitas yang tetap terjaga.

Kali ini saya mencoba Chicken Mushroom (Rp.21.000,-). Selembar daging ayam pipih yang digrill lalu disiram dengan saus barbekyu dan diberi potongan ketang juga sayur. Rasanya masih sama kaya dulu, cukup empuk dan pas. Meski bukan termasuk dalam kategori steak mahal, tapi mereka mampu menyajikan steak yang lumayan enak.

Sirloin Double (Rp.25.500,-) merupakan dua lembar daging sapi yang dibalut tepung lalu digoreng. Setelah itu diberi siraman saus barbekyu dan potongan kentang juga sayuran. Rasanya sih biasa aja, namun mampu mengobati rasa rindu saya akan Waroeng Steak & Shake yang dulu sering saya nikmati.

Orange Float (Rp.16.500,-) dan Strawberry Milkshake Spesial (Rp.18.000,-) menjadi minuman yang saya coba kali ini. Untuk Orange Float meski bukan berasal dari jeruk segar, namun rasanya cukup menyegarkan. Apalagi ada vanilla ice cream diatasnya, jadi lebih dingin dan milky. Sedangankan Strawberry Milkshake Spesial nya agak kemanisan menurut saya...