yudistira ishak abrar

Kawasan Senopati, khususnya di Jalan Suryo, kini bisa diplesetin menjadi sushipati. Soalnya hampir setengah restoran yang berada di bilangan ini merupakan restoran yang menjadikan sushi sebagai menu utama. Seperti salah satunya adalah Sushi Hiro. Bangunannya tampak unik dan estetik. Akses masuk kedalam berupa lorong kecil disisi paling kanan halaman depan diapit oleh dinding tinggi bergaya desain minimalis. I really love this spot.

Didalam suasananya sangat ramai, maklum saya tiba pas jam makan siang. Nuansa Jepang cukup terasa didalam. Interior didominasi oleh material kayu. Desain dibuat dengan dua gaya, ada sisi khas bar Jepang dan sisi modern nan estetik. Sebuah replika pohon yang bertengger ditengah ruangan serta langit-langit tinggi yang seluruhnya berhias bunga berwarna putih, benar-benar membuat saya tak bosan memandanginya.

Walau tempatnya estetik, tapi saya merasa kurang nyaman untuk duduk berlama-lama. Tapi ya memang rata-rata hampir semua restoran sushi bukan untuk dijadikan sebagai tempat nongkrong juga sih. Sementara kalau dari segi pelayanan ga usah diragukan, pegawai disini begitu profesional, cepat, tanggap dan informatif. Satu yang kurang menurut saya disini, yaitu mereka tidak menyediakan ruang sholat.

Hiro Aburi Sushi (Rp.120.000,-) disajikan didalam wadah kayu berbentuk tangga, menu ini terdiri dari aburi salmon, aburi salmon belly, aburi ika, aburi beef, aburi hotate dan tamago. Semua sushinya setengah dibakar, jadi engga sepenuhnya matang. Kualitas ikan disini baik, terasa segar, tidak anyir, dan legit saat digigit. Nasinya juga enak, pulen, sticky dan berbumbu pas. Saya paling suka salmon. Untuk tamago nya juga enak, ada sensasi rasa umami yang mantep selain rasa manis dan gurih tentunya.

Hiro Aburi Sashimi (Rp.130.000,-) masih dengan bentuk tangga, sajian boga bahari ini berisi dari salmon, ika, salmon belly, kanpachi, hotate dan tamago. Saya sih sebenernya pengen menikmati potongan ikan mentah, tapi ternyata mereka menyajikannya dengan setengah dibakar, maklum saya ga tahu kalau arti dari aburi itu adalah dipanggang. Tapi karena hanya di-torch jadi masih ada sisi yang mentahnya, dan itu lumayan bisa mengobati ekspektasi saya sebelumnya. Salmon masih jadi favorit, kerangnya juga enak. Tambahan wasabi memberi sensasi mint yang menyegarkan…

Puyo silky pudding mah emang udah paling juara sih. Hampir semua varian rasanya bikin lidah berpesta pora. Teksturnya juga super lembut sesuai dengan namanya, silky. Kalau diinget-inget jadi mirip jajanan kembang tahu. Kalau favorit saya yang rasa taro sama chocolate, tapi pilihan rasa yang lainnya juga enak-enak kok. Udah gitu manisnya juga pas banget, engga yang kemanisan, jadi ga ngebosenin atau cepet bikin mahteh. Yang nyiptain resepnya layak dapet penghargaan Nobel ini mah…

Sejak kemunculannya beberapa waktu lalu, Villo langsung melesat sebagai penyaji gelato enak di ibukota. Outletnya pun hadir berbarengan di beberapa titik dengan konsep dan tema berbeda-beda. Salah satu yang paling unik ada di bilangan Senopati, tepatnya di Jalan Erlangga, bersebelahan dengan barbershop, Chief. Sebuah hunian megah bergaya klasik dengan polesan cat biru tampak begitu estetik dari kejauhan. Sisi ruang yang menjorok ke arah depan dengan dinding jendela kotak-kotak, menjadi salah satu sudut instagenic disini.

Masuk kedalam saya langsung disambut oleh beragam macam furnitur lengkap dengan dekorasi mewah tak ubahnya ruang tamu pada hunian elit. Kesan klasik sangat kental disini, apalagi ornamen ruang yang dipajang pun tampak mahal. Di halaman belakang terdapat area smoking dengan konsep taman semi outdoor dengan gaya yang lebih santai. Definisi setiap spot instagramable ini mah.

Konsep penyajian gelato disini sudah dalam kemasan dengan 3 jenis ukuran berbeda. Siang ini saya memesan dua varian rasa berbeda yaitu Crunchy Ferrero Rocher dan Asinan Bogor dengan ukuran 90ml atau ukuran paling kecil seharga masing-masing Rp.30.000,-. Crunchy Ferrero Rocher nya enak banget, teksturnya begitu lembut. Nuansa nutty serta cokelatnya mudah bikin siapa saja jatuh cinta. Didalamnya juga terdapat crumbs yang memberi tekstur kres kres.

Kalau si Asinan Bogor ini tuh unik banget, belom pernah saya coba yang beginian sebelumnya. Definisi sesungguhnya dari asinan tapi dalam bentuk gelato. Mereka berhasil menyajikan cita rasa khas kuah asinan yang asem, seger, tidak terlalu pedes dan bikin nagih. Udah gitu didalamnya juga terdapat beberapa potong buah-buahan, jadi makin mirip sama asinan beneran. Cara baru nan unik dalam menikmati asinan buah.

Engga cuma aneka gelato, disini pun tersedia menu cemilan, main course, dessert dan minuman. Kali ini saya nyicipin Coffee Milk (Rp.35.000,-) yang terkemas didalam botol. Mereka pun menawarkan es tambahan didalam gelas supaya makin dingin. Rasanya surprisingly enak banget, udah kaya es kopi susu gula aren di coffeeshop-coffeeshop terkenal. Kombinasi kopi, susu dan arennya perfect. No wonder lah kalo harganya diatas rata-rata…

Suar Ruang Coffee Ground yang baru hadir belum genap sebulan ini berada di pinggiran kampus Universitas Indonesia, di daerah Kukusan, Beji, tepatnya di Jalan Amat bersebrangan dengan Masjid Al-Hikam. Kalau anak UI sih nyebut wilayah ini dengan julukan Kutek alias Kukusan Teknik, karena aksesnya memang berada tak jauh dari Fakultas Teknik. Secara tampilan Suar ini memang sangat masa kini, memadukan sentuhan industrial dengan konsep clean serta minimalis. Bisa dibilang, Suar jadi coffeeshop yang paling meyakinkan di kawasan Kukusan.

Bagian depan dijadikan ruang terbuka dan semi terbuka beralaskan bebatuan. Sebuah dinding diberi ornamen berupa puisi yang dibuat menggunakan huruf timbul yang disandingkan dengan pohon bunga Kamboja. Jelas bagian ini sangat estetik sekaligus puitis. Masuk ke ruangan utama, pengunjung langsung dibawa ke gaya desain minimalis dengan sentuhan warna putih. Dua set kursi berlapis jok empuk, sebaris kursi tinggi yang merapat jendela dan beberapa kursi kecil di sudut ruang, sudah cukup membuat Suar terasa nyaman sekaligus instagramable.

Memanfaatkan lebar ruang terbatas, mereka membagi meja barista dengan kasir menjadi dua bagian sehingga tampak unik sekaligus menarik. Tak lupa disini juga tersedia meja display yang berisi beberapa jenis kudapan. Di halaman belakang disediakan ruang smoking yang kembali menampilkan kesan industrial kental. Atap transparan yang dilapisi jajaran kayu membuat matahari dapat bebas masuk menyinari ruangan. Tak lupa barisan pohon hias diletakan disepanjang sudut ruang guna menambah kesan teduh sekaligus aestetik.

Cappuccino (Rp.22.000,-) tersaji didalam papercup berwarna hijau, minuman ini mengingatkan saya akan cappuccino enak yang sering saya nikmati di mall-mall ibukota. Perpaduan espresso dan susunya begitu pas dan teksturnya pun lembut. Classic Coffee Black (Rp.19.000,-) meski diberi tambahan air, tapi cita rasa yang dihasilkan tidak encer. Rasa kopi yang menyegarkan langsung menyapa seluruh rongga mulut saat saya menyesapnya.

Creme Brulee (Rp.22.000,-) jenis lain minuman latte yang kalau diresapi rasanya jadi mirip permen karamel Alpenliebe. Manisnya pas, susunya juga lembut, aroma mirip vanillanya terhirup dan semuanya menyatu dengan baik. Croffle (Rp.17.000,-) salah satu menu pastry yang nangkring di meja display. Teksturnya cukup khas, renyah dan chewy. Meski lapisannya tidak begitu banyak, tapi buttery-nya dapet. Sensasi gula yang terkaramelisasinya juga pas dan engga kemanisan…

Sejak kunjungan pertama di daerah Menteng sekitar 3 tahun lalu, Exquise Patisserie ini emang bisa dijadikan sebagai salah satu barometer cake shop enak di Jakarta. Selain karena tampilan kuenya yang cantik-cantik, desain interiornya pun engga kalah cantik. Termasuk gerai barunya yang jauh lebih luas di bilangan Kelapa Gading ini. Dari depan tampak ornamen berupa aneka bunga warna-warni begitu memikat mata yang tertata rapi senada dengan seating table gradasi biru putih serta tanaman hias nan menyejukan.

Masuk kedalam dekorasi penuh bunga masih mendominasi, kontras dengan polesan warna hijau toska serta sedikit sentuhan gold. Tak hanya itu sisi artistiknya, penerapan lantai motif pun menambah nilai estetik pada ruangan. Tempat duduk dibuat nyaman dengan lapisan jok empuk di kedua sisi dinding yang dipadankan dengan kursi rotan biru putih. Salah satu sisi ruang dipasang cermin besar guna memberi kesan luas. Spot foto pun disediakan diujung berlatar aneka bunga dengan sebuah bangku taman bercat putih.

Edmond (Rp.55.000,-) cake cantik bernuansa mocha nougat ini tampil elegan dengan macaron dan beberapa keping olahan cokelat sebagai pugasan. Teksturnya cukup lembut dibagian dalam, tapi sayang lapisan gelatin yang membungkus kue ini lumayan tebal sehingga cukup sulit saat akan dipotong menggunakan sendok karena saking kenyalnya. Perpaduan moka dan kacangnya sangat kentara, jadi memberi kesan klasik dimulut.

Blackforest (Rp.50.000,-) kue andalan tiap acara ulang tahun ini tampil mungil dengan warna merah marun nan mewah. Hiasan ceri yang biasanya dibiarkan merah merona disini justru dilapisi sentuhan emas senada dengan lembaran edible gold dibeberapa sisinya. Rasa blackforest nya kuat, teksturnya lembut, manisnya pas dengan isian cherry maraschino yang menyenangkan. Satu kekurangan pada kue ini, posturnya asimetris jadi tampak kurang estetik.

Pierre (Rp.55.000,-) kue bertema Natal ini diberi pugasan pohon cemara dan snowflake yang unik sekaligus cantik. Basic cake cokelat dengan isian passion fruit yang menyegarkan. Laurent (Rp.50.000,-) kue terakhir berupa Belgian choco cream yang paling lembut dari semua cake yang saya coba kali ini. Perpaduan krim dan cokelatnya sempurna, manisnya pas, dan mengejawantahkan karakter cokelat susu yang saya suka. Lychee Mint Butterfly (Rp.38.000,-) minuman yang terbuat dari teh bunga telang, mint, lime dan tentunya leci. Tampilannya sedikit pucat dan rasanya kurang strong dan tidak sesegar yang saya bayangkan…

Jauh berbeda dari bentuk aslinya dulu sekitar tahun 2016, Saturday 1.0 kini menjelma menjadi coffeeshop yang lebih masa kini. Agak sedikit bergeser dari lokasi awal, kini mereka mengisi area lantai atas dari sebuah rumah yang dijadikan pertokoan. Perpaduan gaya modern minimalis serta industrial, membuat penampilan Saturday 1.0 jadi lebih fresh dan estetik. Pelayanan disini pun sangat baik, mereka melayani dengan ramah serta informatif. Fasilitas seperti jaringan wi fi, stop kontak dan ruang sholat pun tersedia.

Beef Edamame (Rp.34.000,-) semangkuk butter rice dengan olahan daging sapi masak saus teriyaki yang diiris tipis-tipis sebagai pugasan. Nasinya sendiri udah gurih karena dimasak bersama butter, sensasi manis dari daging menambah cita rasa pada menu ini. Edamame dan Crispy nori disajikan untuk menciptakan tekstur kriuk. Dimsum Mentai (Rp.23.000,-) empat buah variasi dimsum dengan saus mentai yang terlihat lebih brown dari saus sejenis di tempat lain. Aneka dimsumnya gurih, cocok sama sausnya yang creamy, asin, gurih dan umami.

Roti Bakar Klasik Chocolate (Rp.20.000,-) terbuat dari dua lembar roti gandum yang diberi isian selai cokelat lalu dipanggang dengan olesan mentega dibagian luarnya. Rasanya manis buttery dengan tekstur yang begitu empuk saat digigit. Kopi Susu Strawberry (Rp.26.000,-) tiga lapisan warna pada minuman ini tampak unik. Cita rasa susu strawberry memperkaya rasa menjadi tidak hanya gurih milky, tapi juga ada tambahan sensasi buah yang manis sedikit asam. Kombinasi yang sempurna…

Geliat per-kafe-an di bilangan Beji, Depok, nampaknya terus berkembang. Seolah tak mau kalah dengan wilayah Margonda, daerah Kukusan pun kini bermunculan tempat-tempat nongkrong asyik yang sayang untuk dilewatkan. Salah satu yang paling baru dan tentunya engga kalah seru adalah Fam Haus. Posisinya sangat strategis, berada tepat di perempatan pintu tol Kukusan.

Menghuni sebuah kediaman dua lantai yang dirombak menjadi tempat usaha, bengkel di lantai bawah dan kafe di lantai atas, Fam Haus mencoba hadir untuk menjamu pengunjung dengan suasana homey. Kesan tersebut dituang dalam penempatan beberapa set kursi sofa nyaman nan estetik di dalam ruang lengkap dengan berbagai ornamen yang membuatnya semakin cantik.

Area semi terbuka berupa balkon yang menyajikan pemandangan jalan raya dari lantai atas disetting sedemikian rupa sehingga tampak seperti sebuah taman lengkap dengan rerumputan, ayunan, kursi gantung dan mural bertema floral. Disini juga terdapat sebuah ruang berupa petikemas yang disulap menjadi barista area dengan polesan warna toska berpadu merah muda sehingga cukup eyecatching.

Soal pelayanan jangan diragukan, staf-staf disini sangat ramah. Kerja mereka juga cepat, beberapa diantaranya sangat informatif. Selain suasana yang nyaman serta pelayanan yang baik, Fam Haus juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas pendukung yang engga kalah penting seperti ketersediaan stop kontak dimana-mana, musholla, toilet bersih, jaringan wi fi dan tentunya beberapa spot untuk berfoto ria.

Nasi Goreng Kampung (Rp.23.000,-) sepiring nasi goreng dengan bumbu terasi yang terasa begitu gurih dilidah dan sedikit pedas. Terhidang bersama irisan telur dadar, lalapan, acar serta kerupuk bawang. Nasi Goreng Spesial (Rp.30.000,-) nasi goreng berwarna kemerahan dengan gaya lebih modern. Rasanya ada sari manis sedikit asam dari sambal tomat yang bertemu dengan asin gurih dari ayam goreng juga telur mata sapi.

Nasi Ayam Geprek (Rp.19.000,-) ayam gorengnya sendiri aja udah enak, soalnya bumbu ungkep kuningnya meresap hingga kedalam, jadi berasa asin gurih. Ditambah lagi dengan sambel ulek yang pedasnya bikin makan jadi lebih menggugah lidah. Nasi Ayam Sambal Hitam ala Fam Haus (Rp.21.000,-) untuk komposisinya mirip dengan menu sebelumnya, tapi perbedaannya terletak pada sambalnya. Sambal hitam yang cukup unik ini terbuat dari racikan spesial sang chef disini yang bercita rasa gurih, sedap dan medok.

Spaghetti Bolognese (Rp.28.000,-) pasta aldente dengan saus bolognese homemade yang terasa dagingnya, gurih asamnya juga pas dilidah. Jelas sekali mereka mengolah sendiri saus bolognese-nya alias bukan saus instan. Spaghetti Carbonara (Rp.28.000,-) meski saus krimnya tidak begitu banyak, tapi sensasi creamy nyemek nya tetep dapet. Rasa susu yang gurih dengan tambahan bumbu lain menyatu dengan baik.

Croffle Original Brown Sugar (Rp.35.000,-) berisi empat buah croffle dengan tampilan warna berkaramel yang eksotik serta taburan gula palem diatasnya. Tekstur adonannya renyah diluar lembut didalam lengkap dengan sedikit sensasi chewy saat ditarik. Butter pada adonan terasa, begitu sejalan dengan lumuran gula terkaramelisasi dibagian kulit luar dan taburan gula palem sebagai pugasan.

Aren Latte (Rp.17.000,-) rasio kopi, susu dan gula aren yang bikin siapa saja yang meminumnya auto jatuh cinta. Teksturnya creamy, manisnya menyenangkan dan kandungan kopinya terasa lembut. Americano (Rp.13.000,-) menggunakan beans houseblend arabica robusta, es kopi hitam ini terasa bitterness-nya. Meski agak pekat, tapi tetap menyegarkan dan cukup nyaman di perut.

Avocado Coffee (Rp.23.000,-) salah satu variasi es kopi susu jagoan di Fam Haus yang memadukan alpukat dengan kopi serta susu. Karakter rasa serta aroma alpukat yang sedikit getir menyatu sempurna dengan komponen lain sehingga menghasilkan cita rasa khas yang nyaman saat diseruput. Choco Mint (Rp.24.000,-) one of the best non coffee drink. Pemilihan cokelatnya begitu baik karena terasa kental, milky dan manis. Tambahan mint didalamnya membuat minuman ini mengingatkan saya akan permen mint isi cokelat yang lumer dimulut…