Stallone Tjia (Instagram: @Stallonation)

Menjelajah Jl. Garuda lagi untuk menikmati hidangan pempek. Kali ini mencoba pempeknya di Pempek Garuda. Letaknya pas di depan Pempek Putera, karena bulan lalu habis dari sana yah kali ini mencoba yang ini aja.

Dari segi tempat sama aja sih, modelan rumah yang dibikin restoran sederhana. Karena lagi pandemi jadi mereka sengaja ga nyalain AC di ruangannya jadi dibiarkan pintu terbuka biar ada sirkulasi, cuma ngandelin kipas angin saja, untung lagi cuaca hujan dan hawanya masih adem.

Harga sih hampir sebelas dua belas sama paling beda 1,000-2,000an aja. Nah soal rasa sih kayaknya ini lebih enak. Aroma dan rasa ikannya berasa banget di lidah, tekstur lebih lembut. Cuko enak meski agak kurang nendang asamnya. Ada juga sambal ijo tapi memutuskan untuk ga campurin sambal ijo soalnya cobain sedikit kayak jadi kurang suka rasa pedas dan cukonya.

Pempek Kapal Selam, Lenjer Panjang, Pempek Bulat, Pempel Keritingnya enak. Bisa request digoreng kering garing kalau lebih suka selera seperti itu. Mienya juga ga terlalu banyak tapi wajar sih karena harganya cuma IDR 2,000 kalau mau nambah mie kuningnya.

Untuk Es Kacang Merah juga oke rasanya, standar dingin manis. Kacang merahnya juga lumayan banyak. Oke lah!

Orang di rumah lagi mau martabak manis nah karena sudah banyak mencoba variasi martabak di sekitaran rumah, jadi kali ini ingin coba varian martabak dari yang lain yang belum pernah dicoba. 

Kali ini mencoba sesekali pesan dari Martabak Pecenongan 78. Pilih yang varian Martabak Manis Setengah Coklat Setengah Keju seharga IDR 73,000. Bisa dibilang harganya lebih murah daripada merek martabak lain dengan varian martabak sejenis yang berada di pas di Jl. Pecenongan. Jadi it's a good price!

Tak lama martabak pun sampai dikirim dan langsung dimakan. Adonan martabaknya lembut banget meski agak benyek tapi filling keju serta cokelat kacang dan wijennya melimpah. Ga terlalu becek berminyak juga sampai dasar box basah merembes jadi it's pretty great!

Berkali-kali ke Taman Anggrek selalu penasaran pengen makan di sini, pengen coba masakan khasnya meski sepertinya yang signature itu rotinya. Dari luar tampak terang dengan lampu putih yang menjadi daya tarik serta interior yang didesain mengikuti perpaduan setting khas peranakan yang dicampur dengan desain modern seperti hiasan dindingnya. Nah, kebetulan hari ini ada kesempatan akhirnya cobain Toast Box.

Rupanya sistem pemesanannya di sini pertama kita pilih menu di kasir dan langsung bayar baru selanjutnya memilih tempat duduk untuk menunggu menu pesanan yang nanti diantar.

Pertama pesan Thai Chicken Chop Noodle seharga IDR 53,000 dengan Ice Teh IDR 24,000. Kesannya sih agak mahal yah? Di tempat lain harga makanan segitu kebanyakan sudah dibanderol dengan minuman, apalagi ini es teh dihargai segitu dan dengan tanpa refill lho... Yah sudah deh mending coba makanannya.

Untuk makanannya juga rasanya so-so banget, Thai Chicken Chop Noodle yang enak cuma ayamnya aja, garing di luar dan empuk di dala, rasanya gurih dengan bumbu seperti sambal balacan apa gimana gitu di atasnya yang rasanya asam dan sedikit pedas. Mienya sendiri sangat tawar, kayak ga ada rasa, padahal dari segi warna sudah ngejreng coklat begitu jadi expect rasanya flavorful. Jadi intinya nambahin ini itu di meja seperti lada, kecap asin dan sambal supaya ada rasa mienya.

Menu lain yang dipesan adalah Sesame Oil Chicken Rice harganya IDR 50,000, kalau dibanding dengan gambar menunya yang terlihat sajiannya kering ini disajikan di dalam semacam claypot yang ada kuahnya. Ayamnya lembut, kuahnya gurih, sesame oilnya kurang berasa, ada rasa jahenya juga sedikit nanggung harusnya bisa lebih agak kuat lagi. 

And again untuk minuman pesan Iced Lemon Tea seharga yang sama dengan Ice Teh yaitu IDR 24,000. Untuk Iced Lemon Tea sih termasuk wajar harga segitu, ga refill juga gapapa, meski refill tempat lain kadang refillnya paking cuma bisa teh tawar saja. Tapi di sini harganya disamain dengan es teh jadi agak ga fair gitu sih. 

Selama makan juga tidak disediakan tissue untuk sekadar lap tangan atau bersihin sekitar mulut sehabis makan, jadi harus ke kasir atau minta ke staffnya buat tissue. Kalau emang protokol kesehatan kotak tissue tidak disediakan yah kan bisa dikasih tissuenya sebanyak 2 atau 3 lembar pas makanan diantar ke meja.

Will we back again? Maybe, paling next time cobain rotinya aja deh...

Makan malam ber-Padang ria. Sederhana yang di Juanda berdiri megah di pinggir jalan raya. Kalau malam lebih mentereng lagi karena lampu neon menyerupai jaring akan menyala dan benar-benar terang jadi gampang ditemuin restorannya.

Bagian dalam restorannya pun besar, adem, dan bersih, tapi kali ini  pesan bawa pulang untuk makan di rumah aja deh.

Pesan Paket Nasi Rames Rendang yang porsinya banyak, kuah bumbu santan dan rendangnya juga ga pelit, daun singkong lumayan banyak, nangka juga, serta potongan ketimun yang besar-besar. Rendang pun juga ukurannya besar rasanya campuran rasa yang agak pedas, manis dan sedikit tangy. Bumbu Rendangnya juga enak dimakan pakai nasi. Cabe ijonya pun ga terlalu pedas jadi benar-benar mantap.

Pesan juga yang Paket Nasi Rames Ayam Bakar, semuanya sih sama, bedanya cuma tidak ada bumbu Rendang aja cuma kuah santan dan gulai, paling kalau mau ditambah yah bisa request jadi biar sekalian dikasih kuah bumbu Rendangnya.

Ayam Bakarnya sendiri juga enak, matang sempurna, bumbu meresap sampai bumbu kena ke nasinya pun nasinya kayak ada aroma dan rasa smokynya yang enak disantap.

Untuk side dish pesan bungkus Perkedel mereka juga. Perkedelnya besar banget kayak seukuran bakpao mini, lembut kentangnya dan berasa kremesan telurnya di bagian permukaan luarnya. Yummy juga nih!

Malam tahun baru ga pergi ke mana-mana di rumah aja jadi yah beli martabak aja delivery ke rumah. Letaknya Martabakku di Pecenongan ini berada di hook depan jalan raya jadi mudah banget ditemui. Apalagi warna kuning khasnya yang mencolok jadi bisa makin gampang ditemuin.

Pesan yang Martabak Rgeular Kacang Keju Meises Wijen seharga IDR 80,000. Hmm cukup mahal juga yah. Tekstur adonan lapisan martabaknya benar-benar lembut, kulit bagian luarnya pun juga lembut. Aroma dan rasa butterynya pun berasa banget di hidung dan lidah.

Filling kacang, keju, meises, ama wijennya juga berada di tengah dan lumayan melimpah, meski agak berminyak sedikit sampai alas kotak martabaknya hampir banjir tapi yah gapapalah guilty pleasure namanya hehee...

Tiba-tiba ingin ngemil kentang goreng enak dengan harga yang terjangkau, jadilah ke Potato Corner di Central Park Mall yang berada di Lower Ground. Tempatnya sih berupa permanent island dengan 2 tempat duduk dan meja di sampingnya.

Nah, makanya pas weekdays begini tidak begitu ramai jadi lumayan enak bisa duduk sebentar sambil makan dine in di sini.

Tertarik pesan yang paket kentang dan nugget ya udah jadi pesan aja yang ukuran Mega XL dengan bumbu Sour Cream seharga sekitar IDR 42,000.

Tak lama menunggu, menu pun jadi dan siap disantap. Agak masih hangat makannya. Kentang gorengnya juga modelan yang firm ga letoy lemas begitu teksturnya. Chicken Nugget juga ada sekitar 5 potong dan enak juga, meski agak kering teksturnya.

Bumbu Sour Cream juga enak, gurih dan asam jadi ga terlalu bikin cepat haus dan panas di tenggorokan.

Petualangan berburu stamp untuk program Berburu Kopi oleh Pergikuliner berlanjut...

Mencoba Coffee Zen yang berada di deretan ruko garden shopping arcade Central Park Mall. Tempatnya tidak terlalu besar tapi nyaman kok karena tidak terlalu ramai dan cocok buat me time. 

Memang pada dasarnya coffee shopnya digabung dengan co working space jadi selain koneksi internetnya super cepat dan bisa nongkrong lama-lama dengan nyaman bisa sekalian buat kerjain pekerjaan juga di sini. Buku-buku di rak buku di dinding pun bisa dibaca juga lho... Di dinding lain dihiasi oleh tanaman hijau biar makin asri mata.

Pesan Iced Green Tea Latte dengan tanpa kopi, first impression sih kelihatan putih cream foamy banget dengan seperti green syrup di dasarnya. Sebelum minum diaduk dan lalu dicobain.

Rasanya yah not bad sih, teksturnya foamy dan creamy banget, manis juga. Esensi green teanya sih masih berasa di mulut tapi emang cenderung manis.