Fannie Huang||IG:@fiehuang

Sebelumnya mamaku nemu video di Tiktok dari resto dengan nama yang sama di Teluk Gong. Berhubung penasaran, akhirnya kita mesen via ojol namun dari cabang Jelambar. Aku ga terlalu yakin apakah resto ini sama atau berbeda. Namun kalau namanya sama, harusnya sama nggak, sih?

Restoran ini menjual benerapa menu mie maupun nasi khas Bagan. Aku mencoba :

1. Wan Tan Mie Pangsit (IDR 30k)

Kalau kalian suka mie yang cenderung manis, kalian bakal mgerasa mie yang satu ini beneran enak karena rasanya cenderung manis. Ukuran mienya kecil dan teksturnya kenyal, namun tidak kelembelan.

Satu hal yang aku suka, meski jaraknya 20 menitan dari rumah, namun pas sampai mienya nggak kering samsek. Untuk aroma minyak babinya sedikit tajam, namun untungnya charsiunya tidak berbau sama sekali.

Tekstur charsiunya empuk dan sedikit manis, sedangkan bakso ikannya standar. Yang beneran enak menurutku justru pangsitmya. Teksturnya lembut dan daging cincangnya padat demgan rasa yang gurih. Aroma dagingnya juga wangi.

Untuk kuahnya, sejujurnya agak hambar dan aroma bawang. Restoran ini ada menjual menu vegetarian dan kurasa kuahnya disamakan baik untuk yang pesan menu vege maupun tidak sehingga tidak pakai kaldi hewani. Aku cukup familiar dengan rasanya karena dulu sempet lumayan sering beli makanan vegetarian & pernah nemu kuah sejenis.

2. Nasi Kari Bagan (IDR 34k)

Seporsi berisi nasi, kuah kari khas Bagan dengan potongan kentang, daging charsiu, sejenis daging babi lain berwarna kecoklatan ,telur kecap serta kuah telur kecap.

Harganya cukup terjangkau karena potongan charsiunya cukup banyak. Rasa charsiunya sama dengan topping bakmi, sedangkan telur kecpanya enak menurutku. Rasanya manis dan sangat meresap. Bagian kuning telurnya juga sama sekali tidak berbau amis.

Untuk kuah telur kecapnya cenderung manis, sedangkan karinya enak menurutku. Teksturnya kental dengan rasa manis gurih serta aroma wangi. Di dalamnua ada potongan kentang yang cukup empuk.

Sayangnya babi berwarna kecoklatan berbau. Namun secara keseluruhan, rasanya cukup enak. TBH, berhubung aku kurang suka bakmi manis, aku malah merasa nasi karinya lebih enak. Sepertinya bakal repurchase buat nasi kari.

Lim Thiam Kie merupakan salah satu kedai yang menjual bakpao dan siomay selama lebih dari 5 dekade. Tempatnya sendiri terletak di bangunan tua dan hanya ada sejenis etalase dengan penghangat.

Di cabang ini hanya menjual siomay dan bakpao. Namun di cabang lainnya (yang menurut googling ternyata sudah tutup) menjual aneka masakan.

Saya mencoba :

1. Siomay

Siomaynya berisi daging babi dan rasanya beneran meaty. Rasanya pun tidak kenyal berlebih karena terlalu banyak tepung.

2. Bakpao Babi

Meski bakpao ini merupakan bakpao old style, namun tekstuenya sangat empuk dan lembut. Jarang sekali menemukan bakpao dengan tekstur seperti ini dan saya suka bakpaonya.

Namun saya sendiri kurang suka dengan isiannya. Isiannya berupa daging babi yang teksturnya kenyal dan rasanya meaty dan minim bumnu penambah rasa.

Kalai kalian pernah makan bakpao babi dengan harga terjangkau, rasa dagingnya 11 12. Aku beberapa kali beli bakpau sejenis di galang dana organisasi kampus jaman kuliah dulu dan sangat familiar dengan rasanya.

Mungkin balik lagi ke selera, ya. Mama saya malah suka sama bakpao + isiannya.

3. Bakpao Charsiu

Paonya lembut dan nikmat ketika dimakan pas hangat. Namun isiannya dominan saus merah yang cenderung manis dan potongan dagingnya sedikit

Untuk saus merah yang disajikan, saya suka rasanya yang pedas, namun sedikit asam manis.

Sepertinya, harus saya akui kalau saya memang bukan pangsa pasarnya. Saya terbiasa dengan bakpao di resto dimsum atau sejenis A1 dengan daging cincang dan bumbu yang lebih strong dan buat saya, rasa bakpaonya biasa saja cenderung kurang.

Namun buat orangtua saya yang tumbuh besar di tahun 70-an, mereka malah menyukai rasa bakpao seperti ini, entah karena standar enak yang berbeda atau karena unsur nostalgia juga.

Saya sendiri berharap kedai bakpao yang satu ini akan terus bertahan. Terlebih, kedai ini memiliki nilai historis.

Tempat yang satu ini menyajikan opsinyang unik. Nggak cuma ayam crispy, di sini juga ada chicken skin, jamur & dory. Buat varians rasanya pun ada beberapa macam, bahkan ada mala & truffle juga. Selain itu level pedasnya bisa dipilih.

Satu hal yang mau kuhighlight, pelayanannya oke banget. Jadi aku pesan via ojol, pas di tengah jalan udah mau sampe rumah, si driver ojol baru ngeh si resto salah kasih pesanan. Pas dia ngabarin, si driver udah complain ke resto & ternyata lagi nunggu orang restonya nganter ke tempat si driver, dong. Jadi mas drivernya nggak usah balik ke restoran lagi, padahal jaraknya sekitar 10 menitan.

Buat menunya, aku mencoba :

1. Dori Rice Set (Mala, Level 1) -- IDR 28k

Karena kangen mala, aku pilih yang rasa mala dengan tingkat kepedasan level 1. Rupanya nasinya disiram saus manis gurih gitu.

Untuk tekstur dorinya lembut dan gurih, namun tepungnya terasa renyah. Selain itu dorinya juga tidak berbau amis.

Aku sempat merasa heran karena tidak merasa pedas sama sekali di dorinya. Ternyata malanya ada di atas nasi. Pas kegigit, ya terasa aroma mala maupun rasa pedas yang sedikit bikin kebas.

2. Jamur Crispy (Original, Level 1) -- IDR 21k

Berhubung di kompetitor level 1 itu udah pas pedasnya buatku, di sini aku pun memilih 'cari aman' dengan pesan level 1 juga.

Dengan harga 21k, sebenarnya ini murah. Jamurnya sekantung penuh dan isiannya banyak. Ini bisa buat share beberapa orang.

Namun sayangnya, entah karena tepungnya terlalu tebal dan memang mengendap minyak atau gimana, aku merasa mual sesudah makan beberapa potong (nggak sampai 10 potong). Akhirnya terpaksa kutinggal.

Nggak ada sedikitpun rasa pedas. Selain itu rasa bumbu originaonya ternyata malah manis. Harapabku ada sedikit rasa pedas, namun rasanya beneran manis aja.

Pagi ini lagi kepengen ngopi & langsung memesan kopi di cabang Krekot via Sh*p** F**d. Di sini ada menu coffee maupun non coffee.

Di aplikasi nggak ada opsi request kadar gula. Jadinya aku pun nggak request juga. Namun kalau kalian kurang suka manis, kusarankan sebaiknya request di notes.

Aku mencoba :

1. Es Kopi Ketus (IDR 20k)

Sejujurnya, aku tertarik memesan kopi yang satu ini karena salah satu karakter game favoritku berkali-kali nyebut Osmanthus di voiceline nya. Kopi ini merupakan perpaduan kopi hitam, teh Osmanthus & madu.

Rasanya sendiri cukup unik menurutku. Meski warnanya seperi kopi hitam, namun aroma maupun rasa kopi hitamnya hanya terasa di ujung lidah. Aroma teh Osmanthus yang wangi lebih mendominasi, sedangkan rasanya cenderung manis.

Rasanya sedikit kemanisan buatku, mungkin kalau manismya dikurangi lebih oke. Namun buat yang suka manis , mungkim bakal.merasa ini biasa.

2. Es Susu Kenyal (IDR 20k)

Minuman ini merupakan perpaduan susu dan coffee jelly. Sesuai namanya, tekstur coffee jellynya bemeran kenyal dan wangi dengan rasa yang cenderung manis.

Sebetulnya karena coffee jellynya sudah manis, sebaiknya minuman ini tidak perlu ditambahkan gula. Syaangnya suaunya ditambahkan gula yang menurutku terlalu banyak sehingga melebihi batas toleransi manisku.

FYI, aku sendiri menikmati coklat dengan kadar 70-85% walau coklat dengan kadar di bawah 80% masih terasa sedikit manis buatku (kecuali dimakan dingin). Kalau kalian suka coklat dengan kadar yang sama, kurasa bakal merasa kemanisan juga.

Akhirnya aku terpaksa menghabiskan karena merasa sayang dan manisnya lumayan meninggalkan after taste. Seandainya ada opsi manis yang bisa dipilih di aplikasi, mungkin bakal lebih baik.

Sebelumnya pernah mencoba burger rice di sini. Karena penasaran, aku mencoba menu non burgernya via Sh*p**.

Aku mencoba :

1. Chicken Saku Rice (IDR 35k)

Untuk nasinya bisa mikih white rice atau purple rice. Aku pilih purple rice dan nasinya ada kol ungu, ayam crispy, telur mata sapi dan saus mentai.

Tekstur nasinya cenderunf soft dan lengket, kurasa karena memang buat diolah jadi burger & digoreng. Berhubung aku suka nasi yang soft, menurutku ini masih oke walau agak terlalu soft.

Telurnya cukup enak. Teksturnya nggak kering dan lembut. Rasa ayamnya lumayan gurih dan empuk. Teksturnya nggak renyah, namun masih oke. Kalau buat isian burger cocok karena kalau nasinya crunchy, isiannya crunchy malah kurang nyaman saat digigit menurutku.

Untuk saus mentainya, rasanya sedikit pedas asam. Menurutku ini sepertinya lebih enak kalau dimakan dengan diolah sebagai burger

2. Cookies Butter Shake (IDR 15k)

Sejujurnya, ketika memesan menu ini, aku berharap ada rasa cookiesnya. Entah pakai cookir crumble atau apa gitu.

Ternyata rasanya beneran nggak sesuai ekspektasiku. Rasanya malah cenderung manis dan agak mirip minuman coklat bubuk (?). Aku sama sekali nggak merasakan rasa maupun aroma cookiesnya.