Fannie Huang||IG:@fiehuang

Covare merupakan cafe sekaligus workspace yang terletak di gedung PPM. Dari luar tempatnya terlihat cantik dengan pintu putar, di dalamnya juga cukup nyaman.

Saya pilih di area indoor yang ber-AC dan ada meja menghadap jendela dengan tempat charge. Buat saya yang saat itu datang buat nugas sekaligus 'me time', tempat itu langsung jadi spot favorit.

Satu hal yang saya suka, pelayanan di kafe ini cukup oke. Pelayanan sangat ramah dan atentif. Saya pas itu mau ke toilet yang letaknya di pos satpam luar kafe dan waiter meminjamkan kunci (soalnya aksesnya perlu pakai kunci). Saya sengaja meninggalkan earphone di meja buat penanda kalau spot itu nggak kosong. Pas aaya balik buat order gelas kedua, waiternya langsung ngasih earphone saya & ngasih tau kalau otu ketinggalan.

Saya mencoba :

1. Ice Latte (IDR 39k)

Saya sengaja pesan ini dan request no sugar karena mau kopi susu tanpa gula. Rasanya segar. Kopi yang pahit bercampur dengan susu yang kombinasinya pas tidak meninggalkan after taste kesat dari susu yang berlebihan.

Kadang saya menemukan kopi susu yang susunya kebanyakan sehingga rasanya seperti susu full cream dengan after taste kopi. Bahkan ada yang susunya sampai meninggalkan after taste kesat di mulut. Ini nggak sama sekali dan saya bisa menikmatinya.

2. Ice Chocolate (IDR 41.8k)

Saya pesan minuman non kopi buat gelas kedua karena mau nongkrong lebih lama. Rasanya cukup enak. Terasa serpihan coklat di mulut.

Minuman ini rasanya bittersweet meski lebih cenderung manis.

Jujur, harga minumannya agak pricy menurut saya. Namun masih worth it dibanding tempatnya.

Siang ini mampir ke Nastar setelah liat postingan di IG. Letaknya ada di bagian depan, sederetan pintu masuk Pos Bloc.

Nastar di sini fresh made & begitu masuk langsung tercium aroma adonan & butter yang super wangi. Ukuran nastarnya ada yang regular ( 22 cm) & Jumbo (43 cm).

Sebox isi 8 & harga yang regular 56k, kalau jumbo 96k. Lagi ada promo diskon 50% buat box kedua dengan ukuran yang sama. Aku sendiri beli yang regular, patungan sama temen. Jadinya 42k per box.

Untuk nastarnya, bentuknya cantik dan dikemas per 1 pc. Rasa nastarnya renyah, namun bagian dalamnya terasa wangi susu dan ada aroma butternya. Isian nanasnya pun pas, nggak terlalu manis atau terlalu asam.

Selain itu isiannya pas kuantitasnya sehingga terasa di setiap gigitan dan nggak meninggalkan after taste asam di mulut.

Aku merasa nastar ini worth it dibanding harga. Bentuknya cantik dan rasanya secantik bentuknya. Ini memuaskan.

Sebelumnya pernah mencoba Deuseyo di cabang Mall Ciputra & merasa cocok dengan rasanya. Namun berhubung agak pricy, aku tertarik mencoba AYCEnya. Ternyata buka di Raffles Place, jadi ga perlu jauh-jauh ke Green Terrace.

Lokasinya sendiri terletak di Raffles Place. Dari halte busway Juanda, kalian tinggal nyebrang & belok kiri ke dereran ruko Jl. Juanda I.

Buat paketnya ada regular dan premium. Menu regular weekdays seharga 99 ribu, sedangkan weekend 109 ribu. Kalau premium, nambah 29 ribu dan belum termasuk ppn & service tax. Waktu makannya selama 70 menit. Satu hal yang aku suka, kita bebas mengambil sendiri. Beberapa resto AYCE sejenis harus diambilin.

Untuk sausnya terdapat beberapa jenis. Saya coba yang gochujang (ini pedas gurih dan teksturnya thick), minyak wijen yamg gurih & sejenis cabe gitu. Menurutku yang ga terlalu tahan pedas, pedasnya masih oke.

Untuk supnya ada yang miso dan ori. Namun jujur, rasa supnya asin padahal pas rebusan pertama dan isinya maaih full. Aku agak kecewa karena supnya terlalu asin padahal miso.

Minumannya ada 4, yakni lychee tea, lemonade, lemon tea & blackcurrant. Untuk dagingnya, ada yang standard dan udah dibumbui maupun premium. Yang premium ada AUS neef, US beef dan saikoro.

Jujur, daging premiumnya beneran premium. Dagingnya cukup empuk dan segar. Apalagi saikoronya yamg berlemak gurih. Aku bahkan manggang belum matang banget, namun rasanya gurih dan nggak berbau amis darah. Teksturnya empuk banget.

Aku lebih menyarankan yang premium. Yang regular cukup oke, namun sapinya ada yang agak alot Namun daging ayamnya cukup enak.

Untuk side dish aku mencoba :

1 Ubi

Ubimya cukup enak. Sigoreng gitu dan ditambah madu. Ubinya empuk dan rasanya sedikit manis.

2. Fish Katsu

Ikannya menggunakan ikan dori dan lumayan renyah. Iklannya nggak amis dan menurutku lebih enak kalau dimakan pakai saus gochujang karena lebih flavourful.

3. Korean Fried Chicken

Fried chickennya ada yang dikasih sejenis saus ala Korea gitu. Sausnya enak dan rasanya mansi gurih gitu. Mirip apam di resto Korea.

4. Fried Chicken

Ayamnya ada yang dibalur tepung dan digoreng. Rasanya juga cukup enak menurutku. Tepung renyah tapi nggak oily.

5. Gimbap

Aku suka gimbapnya, rasanya lebih enak dari bayanganku. Gimbatnya bite size dan nasinya pulen. Rasanya pun pas, sayurnya terasa renyah dan rasa gimbapnya cemderung asam gurih.

Oh ya, pelayanan di resto ini super ramah dan responsif. Bahkan beberapa kali menawarkan tambah kuah tanpa diminta.

Kedai burger yang satu ini belum.lama beroperasi di kawasan Menteng. Nggak cuma menjual burger, namun di sini juga menjual side dish & kopi. Menu burgernya pun ada yang isian beef, chicken & vegetarian.

Berhubung nemu tempat ini di salah satu aplikasi delivery & lagi promo, aku memutuskan pesan burger vegetarian.

Aku mencoba :

1. The Herbivore (IDR 50k, harga di outlet IDR 45k )

Ukuran burgernya ternyata lebih besar dari dugaanky. Rotinya empuk dan nggak alot. Permukaan di dekat isiannya juga bertekstur renyah, sepertinya dipanggang pakai.margarin.

Buat isiannya ada potongan nangka yang disuwir & jamur enoki di atasnya. Jamur enokinya terasa enak. Renyah dan gurih. Kalau dimakan bersamaan menambah tekstur crunchy dari burger.

Untuk nangkanya, rasanya cenderung manis gurih dan dari penampakan sekilaz agak mirip beef patty. Kalau baca deskripsi, burger ini harusnya pakai pesto. Sayangnya, pestomya nggak berasa. Aku nggak.ngrh sama sekali ada rasa pesto. Mungkin karena rasa manis dari nangka suwirnya terlaly dominan.

Siang ini merupakan kali kedua saya berkunjung ke restoran ini. Sebelumnya saya pernah mampir ke restoran ini sekitar 2 tahun yang lalu bersama teman.

Kali ini saya kembali memesan menu makanan yang sama persis dengan yang saya coba pada kunjungan pertama saya. Saya terkejut karena meski sudah 2 tahun berlalu, harga claypot tofu maupun rusa sama sekali tidak ada kenaikan.

Oh ya, kalau kalian mau lebih hemat, saya recommend buat beli voucher di Fave. Voucher 150 ribu hanya senilai 100 ribu aja dan bisa pakai maksimal 3 voucher, namun harus reservasi 1 hari sebelumnya.

Berhubung saya mampir ke sini di siang hari saat weekdays, restorannya sepi. Hanya ada 3 meja yang terisi dan waktu penyajian makanan cukup cepat. Dalam waktu 20 menit, semua pesanan saya sudah tersaji. Pelayan lun responsif, ketika minta refill teh disajikan dengan cepat.

Saya mencoba :

1. Ayam Samsui (IDR 150k, Small)

Seporsi berisi ayam rebus dengan saus jahe dan sayuran yang segar.

Ayamnya empuk dan juicy. Kalau dimakan pakai saus jahenya jadi terasa lebih gurih. Kalau dimakan pakai sayur jadi semakin enak.

Porsinya juga besar meski small. Sebenaenya bahkan bisa buat share 3-5 orang. Namun saya share berdua temen & super duper mengenyangkan.

2. Claypot Tofu (IDR 50k, Small)

Menu yang satu in merupakan tahu sutra yang digoreng dan disajikan dengan saus titam yang kental di dalam claypot.

Tahunya lembut, namun permukaannya terasa renyah. Saus tiramnya menambah rasa asin gurih.

3. Deep Fried Venison (IDR 160k, Small)

Buat yang penasaran sama tekstur daging rusa, sejujurnha menurutku agak mirip daging sapi. Teksturnya padat, nggak super empuk, namun juga ngak alot.

Rusanya bertekstur renyah dan dipotong kecil-kecil. Rasanya gurih. Kalau mau lebih flavourful, menurutku ini cocok dinikmati pakai nasi olive.

4. Nasi Olive (IDR 55k, Small)

Menu nasi yang satu ini cocok buat dishare berdua. Nasinya unik, warnanya hijau gitu.

Nasinya terasa gurih dan bumbunya meresap. Teksturnya juga ngfak keras, namun nggak super pulen. Nasinya agak renyah dan wangi, mungkin karena dioseng.