Hungry Mommy

Abis nonton di cinemaxx, pas mau balik lewatin inperial kitchen ini yang ternyata hari ini pas mereka baru buka di fx. Iseng sempetin buat mampir buat cemil cemil aja sih. Pesen bakpao telur asin, filling custard telur asinnya gak terlalu banyak cenderung pelit rasanya juga gak terlalu special, masih enakan yang crystal jade punya. Pesen gao zi ( shrimp dumpling in sweet vinegar sauce ) udangnya lumayan berasa sayang kulitnya terlalu tebal. Saya kurang suka vinegar saucenya, jadi minya cocolan rawit sama kecap asin lagi. Pesan minuman snowbice mango melon. Es serut yang disiram sirup rasa mangga dan diberi topping potongan melon dan jelly. Rasanya gak terlalu special juga. Overall dari semua yang saya pesan hari ini gagal memanjakan lidah saya.

Janjian sama teman buat dinner disini saya pesan Black Tagliatelle with Crab Meat, lihat dimenu ini salah satu pasta recommended disini. Ketika disajikan porsinya lumayan besar untuk dinner. Pasta tagliatelle berwarna hitam homemade menggunakan squid ink dengan campuran tomato sauce dicampur daging kepiting kemudian ditabur parutan keju diatasnya. Untuk pastanya terasa terlalu overcooked, sampai nempel2 banget satu sama lain ketika akan dimakan. Untuk saucenya terasa agak sedikit amis. Gasampe stengah piring saya makan, karena memang kurang terlalu cocok juga dilidah saya. Untuk minuman saya pesan latte. Cangkirnya gedeee untuk ukuran latte, didampingi 2 cookies yang rasanya enak banget! Kopinya lumayan.

Lagi niat banget hangout sama temen SMA, dan pengennya cari tempat yang ada live musicnya.. maka tertujulah kami ke senayan arcadia. Jumat malam ternyata ada beberapa cafe yang menyediakan live music. Awalnya kami ke hacienda yang juga ada live musicnya, tapi lagu lagi yang dimainkan lagu latin semua. Skip. Lanjut ke prohibition, sempat terpana dengan pintu masuknya yang seperti toilet rusak, suasananya rame tapi music yang dimainkan jazz. Skip lagii. Turun lagi ke molly dan musicnya top 40, bandnya juga lumayan ok penampilnnya, dan akhirnya kita memilih disini, nonton live music ditemani cemilan dan minuman. Saya pesan chicken quesadilla yang rasanya lumayan lezat, kejunya melimpah. Disini terbagi 2 ruaangan bar untuk live music dan dining area yang tersedia juga meja bilyard. Suasananya kayak cafe2 jadul gitu sih tapi karena musicnya enak Ok-lah

Udah lama banget penasaran mau cobain cafe ini karena udah sering banget lewatin. Akhirnya kesampaian juga mampir. Saya dateng lunch time di weekdays, gak terlalu ramai lantai dasar cuma 1 meja yang terisi, lalu saya kelantai 2 dengan dining area yang lebih luas, juga 1 meja yang terisi. Tempat ini cukup luas cocok banget buat yang pengen adain acara party atau apapun. Resto ini manyajikan menu khas Belanda, Indonesia juga western. Saya mencicipi menu antara lain :

Dutch Ox Tounge Steak (70k)
Lidah sapi yang dimarinated kemudian dibakar dengan campuran 5 macam bumbu dan juga wine. Menu ini disajikan dengan side dish sayuran dan french fries. Untuk lidahnya disajikan dengan saus bbq, lidahnya empuk malah terlalu empuk buat saya. Rasa bumbunya lebih dominan saus bbq-nya aja. Rasanya kurang cocok dilidah saya.

Mie tek tek (48k)
Porsinya cukup besar, dengan campuran aneka sayuran, acar, ayam suir, telur kocok juga telur mata sapi. Rasanya bumbunya cukup lezat dan sedikit spicy, saya suka rasa mie tek tek ini.

Poffertjes (40k)
Katanya ini dessert favorite disini, maka sayapun penasaran buat mencoba. Disajikan dengan piring panjang, cemilan khas belanda ini disusun dengan cantik dan ditemani dengan 1 scoop ice cream vanilla. Adonan poffertjesnya lembut sekaligus kenyak, rasanya juga sangat lezat. Ditaburi gula halus juga cream coklat yang mempercantik tampilannya.
Untuk pelayanan disini cukup ok.

Balik lagi kesini berdua anak saya karena masih penasaran sama menu octopusnya. Kita pesan Octoman Charcoal BBQ (198k++) salah satu menu andalan disini. Karena konsep resto ini open kitchen, kita bisa langsung melihat proses pembuatannya dibalik kaca. 1 ekor ayam yang sudah dipotong potong jadi 12 bagian dibakar, kemudian ditumis dengan bbq sauce. Dicampur dengan potato wedges yang sudah digoreng juga tteokbokki. 2 bulatan nasi yang menurut saya sangat besar. Nasi ini sudah dicampur irisan rumput laut. Terakhir 1 ekor octopus utuh yang sudah digoreng. Disajikan diatas hotplate yang berukuran besar, dengan api yang masih menyala dibawahnya. Waah setelah dilihat porsi ini memang besar juga yah, kayaknya bisa sharing sampai 4 orang sih. Sebelum mulai makan waitress akan membantu mengguntingkan octopus yang masih utuh dengan gunting, kemudian bs langsung kita nikmati.

Lanjut kerasanya ; ketika memesan kita akan ditanya saucenya pake yang mana kalo tidak salah ada 4 pilihannya original, soy sauce, spicy dan garlic. Saya pilih yang spicy. Pertama saya coba octopusnya, chewy karena gak diaduk bareng bbq saucenya jadi blm terasa bumbunya. Lalu saya coba potato wedges dan tteokbokki, rasanya lumayan enak walaupun bumbu bbqnya masih terasa kurang spicy dilidah saya. Untuk nasinya saya suka, karena ada campuran rumput lautnya. Lalu saya coba ayamnya, ayamnya cukup besar dan montok terus terang saya kurang suka ayam yang berukuran besar. Saya coba bagian dada dan sayap. Tekstur ayamnya masih basah, bumbunya juga gak meresap kedalam dagingnya, bagian dalam dagingnya tasteless, agak sedikit "geli" juga makan ayam yang dagingnya masih basah begitu, akhirnya saya gak makan lagi ayamnya, dan lanjut ngemilin potato wedges dan octopusnya aja. Untuk rasa sauce spicy yang saya minta rasanya sama sekali gak ada spicy2nya dilidah saya malah cenderung ke manis rasanya, makan kebanyakan malah bikin eneq. Jadi kayaknya saya memang gak cocok dengan rasa sauce spicy disini.

Pas lewatin outlet ini penasaran buat nyoba. Menunya mirip2 dumdum tapi lebih variatif plus mereka juga bisa pake topping. Untuk harga memang sedikit lebih mahal dibandinh dum dum. Saya cobain yang green tea tanpa topping. Untuk rasanya saya lebih suka dumdum dibanding ini. Untuk porsi gelasnya juga sama sama jumbo kok.

Lama gak kesini akhirnya sempetin mampir lagi, liat liat menu ternyata harganya naik jauuhhh.. saya pesan nasi cobek komplit favorite saya setiap kesini. Nasi yang diletakkan diatas sambel yang udah diulek dalam cobek. 1 potong dada bebek goreng ditemani tahu, tempe goreng dan teri goreng yang diletakkan dalam wadah daun pisang yang sudah dilipat. Plus 1 mangkok kecil sayur asam. Ini udah menu paling komplit kesini. Untuk rasa bebeknya terus terang gak ada yang berubah saya suka tekstur bebeknya yang garing dari kulit sampai ketulang, bumbunya juga meresap sempurna tanpa rasa dan aroma amis khas bebek sedikitpun. Beda dengan bebek goreng kebanyakan yang kadang kulit bebeknya masih basah walaupun sudah digoreng, lemak dikulitnya yang juga masih banyak. Makanya saya paling suka dengan begor disini. Tapi yang bikin saya sedikit kecew adalah sambel cobeknya, rasanya gak seenak dulu. Kurang berasa pedes kurang garem juga, hambaarrr.. terasa cabe keriting yang diulek tok doang tanpa ditambahi apa2. Akhirnya saya order sambal ekstra.