Dong Dae Mun -- Sebuah kedai streetfood ala Korea yang ada di Gading Festival.
Di sini, gue cobain: Cheese Tteokpokki seharga 45k. Ya, in between, sih. Mahal gak, murah gak.
Rasanya?
Kurang. Dia kuahnya dominan asam tapi, yang sepet di mulut dan malah condong ke pahit. Isiannya juga kurang begitu banyak. Cuma ada tteopokki yang teksturnya kenyal, odeng yang okelah rasanya, sama sosis yang kecil2 seuprit. Kejunya juga gak terlalu berasa.
Nimna Books Cafe -- Kafe satu ini berlokasi di Bandung, tepatnya di Gedung Graha Satria Lantai Ground. Kafe ini merupakan salah satu kafe perpustakaan yang cocok bagi para pecinta buku.
Di sini, gue cobain: Nasi Goreng Kencur (45k) sama Ice Lychee Tea (30k). Harganya masih terbilang worth it, sih.
Rasanya gimana?
1). Nasi Goreng Kencur: Dia rasanya sama aja, sih kata gue kayak nasi goreng pada umumnya. Tapi, gue suka kerupuk pangsitnya, rasanya gurih di mulut dan enak. Tapi, enak juga ini nasi kalau dicampur sama telur setengah matang. Jadi lebih creamy dan rich rasanya di mulut.
2). Lychee Tea: Ya, dia didominasi oleh asam segar buah leci di mulut. Banyak dikasih buat leci juga yang segar di dalam.
Ambience tempatnya, gak usah ditanya. Pecinta buku pasti suka kalau ke sini. Di sini, tempatnya spacious dan cozy buat kerja. Bagi yang mau baca buku dan pinjam buku juga bisa, disediain tempatnya juga. Serasa lagi di perpustakaan sekolah, sih kalau di sini.
Tous Les Jours -- Gue beli ini pas lagi di kereta. Ternyata, di kereta ada dijual juga ini roti satu. Akhirnya, gue beli egg tart mereka sekalian buat sarapan di dalam kereta.
Rasanya?
Ternyata, enak banget. Dia rasa manisnya itu di mulut pas. Teksturnya lembut tapi, bukan lembut yang bikin berantakan dan gak lengket juga. Dan yang paling gue suka, rasa milky/susunya itu dominan banget di mulut. Love it.
Rumah Kayu -- Sebuah restoran dengan tema hutan kota yang ada di Gading Serpong.
Di sini, gue cobain: Gado-Gado (35k), Ikan Gurame Asam Pedas (105k), Tahu + Tempe Goreng (20k), Ayam Bakar Ekor (115k), Ikan Kuwe (128k), sama Es Campur. Harganya wajar, sih segitu. Sebanding sama ambiencenya.
Rasanya?
1). Gado-gado: B aja, sih. Rada plain, bumbu kacangnya kurang berasa meski sayurnya fresh.
2). Ikan Gurame Asam Pedas: Ya, rasanya dominan asam segar di mulut. Ikannya fresh dan gak amis.
4). Ayam Bakar: Tawar rasanya, gak berasa smokey sama manis kecap khas ayamnya.
5). Ikan kuwe: Ini juga tawar, sih. Tapi, ikannya fresh.
Overall, makanan di sini rata2 kurang. Tapi, ya... kayaknya, mereka mau fokus jualan view.
Ambience tempatnya keren tapi. Vibesnya kayak hutan kota. Ada gazebo buat lesehan sama yang duduk juga ada. Karena ini banyak pohon, jangan heran kalau banyak lalar.
Pelayanan ramah dan friendly.
Menu yang dipesan: Gado-Gado, Ikan Gurame Asam Pedas, Tahu Tempe Goreng, Ayam Bakar, Ikan kuwe
Preanger Brasserie -- Restoran ini berada di dalam Hotel Grand Preanger. Hotel Grand Preanger sendiri merupakan salah satu hotel tertua di Bandung yang sudah berdiri sejak 1920 dan dibangun sejak 1897. Jadi, ini hotel udah ratusan tahun usianya.
Maka jangan heran juga, kalau kalian nginep di sini bakalan disambut sama suasana vintage. Mulai dari perabotan kamar dan semuanya, benar-benar vibesnya jadul abis serasa masuk ke era 1970an ke bawah.
Di sini, mereka juga punya restoran namanya Preanger Brasserie yang letaknya di samping kolam renang. Kalau nginep di sini, pasti kalian breakfastnya di sini juga.
Pas breakfast di sini, gue cobain:
1). Bubur Ayam: Ini bubur ayamnya sama kayak bubur ayam streetfood, bedanya gak pakai kerupuk oren dan sambalnya pakai sambal saos. Nanti, kalian bisa racik sendiri. Enak atau gak, tergantung kalian ngeraciknya. Cuma menurut gue pribadi, rasanya lumayan meskipun gak segurih/setasty kalau makan biasa di streetfood haha. Tapi, ya... atleast yang di sini lebih higienis.
2). Sosis sama Penne: Pennenya pakai saos bolognaise dari si sosis yang asam khas tomatnya dominan. Sosisnya tender dan dagingnya berasa.
3). Sereal + susu: Serealnya gak usah gue review lah ya. Untuk susunya sendiri, sepertinya mereka pakai susu murni yang tawar but, surprisingly aman dari aroma sapi.
Karya Rebo -- Restoran yang menjual aneka masakan Babi Guling khas Bali. Gue coba ini pas mampir ke Indonesian Pork Signature Food Festival di HubLife.
Di sini, gue cobain 5pcs Sate Babi dengan harga 45k. Worth it, sih karena daging babi, sih jadi wajar harga segitu.
Rasanya?
Enak parah, sih. Gue suka bangett. Dagingnya lumer dan juicy banget di mulut. Dominan ke rasa manis gurih yang mantap. Recomended ini asli.
Warung Ce -- Tempat jualan sei sapi khas NTT yang gue cobain pas mampir ke Indonesia Pork Signature Food Festival di Hub Life.
Di sini, gue memesan paket nasi + 1 daging dengan tambahan sayur seharga 45k. Termasuk murah, sih sekomplit ini. Daging seinya sendiri gue pilih yang cabe ijo.
Rasanya?
Ya, oke. Dia minyak sama dagingnya lumer di mulut, smokeynya berasa tapi, gak yang overcooked. Sambal ijonya pedas nikmat. Cuma gue kurang suka sama sambal merah racikan mereka, asam nyengat.
Fortis Coffee -- Sebuah coffeeshop yang ada di HubLife, Mall Taman Anggrek.
Di sini, gue cobain: Ice Lemon Tea seharga 29k. Murah lah ini.
Rasanya gimana?
Sama aja, sih kayak lemon tea pada umumnya. Dia dominan ke rasa manis segar. Habis makan makanan berlemak, minum ini cocok parah.
Ambience tempatnya cozy, buat ngumpul sama workspace cocok. Ya, meskipun space buat colokannya gak banyak, sih. Ada area outdoor juga yang viewnya oke.
