Handi Suyadi

Kok judulnya ada embel-embel 'deconstructed'? Iya, karena topping krim dan kacang berada dalam wadah terpisah alias belum dimasukkan ke minuman.

Butterscotch Sea Salt Latte (No ice + Less Sweet) (9.5/10)
Butterscotch Sea Salt Latte termasuk menu signature di Fore Coffee. Benar-benar layak diberikan embel-embel signature.
Baik rasa butterscotch dan sea salt dapat berpadu dengan baik. Ramah bagi yang tidak suka minuman dengan sea salt, karena tingkat keasinan hanya sebatas asal ada rasa asin. Rasa kopi tidak terlalu strong. Cocok bagi yang kurang suka kopi dengan rasa yang strong.
BTW minuman di foto dalam kondisi topping sudah dicampur.

Selesai makan malam, mau ngafe di CROCO. Berhubung masih kenyang, jadi hanya satu kue yang dipesan.

Pistachio Black Croissant (9/10)
Croissant warna hitam menggunakan arang. Meski berwarna hitam, rasanya tidak datar begitu saja. Pada bagian dalam ada filling cream pistachio dengan rasa yang lembut. Tidak terasa kebanyakan esen.
Tekstur croissant renyah diluar dan empuk dibagian dalam. Cocok dengan karakter rasa filling nan lembut.
Croissant disajikan di wadah berukuran kecil. Akibatnya, remah kue berserakan di meja.

Jika dibandingkan dengan kunjungan sebelumnya, ada perubahan kentara dalam pilihan menu makanan berat. Menu makanan berat yang ditawarkan jauh lebih sedikit. Mayoritas menu juga sesuai dengan konsep CROCO, yaitu praktis.

Lamama termasuk cafe yang dikenal luas dengan produk bakery dan menu Asia. Idenya bagus. Hanya saja, tempat tidak mendukung.

Egg Chiffon Rice (8.5/10)
Egg Chiffon Rice (dan Chicken Curry Egg Chiffon Rice) termasuk menu populer di Lamama.
Telurnya tidak mengembang besar seperti yang dibayangkan, walaupun teksturnya fluffy. Porsi telur tetap besar hingga dapat menyelimuti nasi dan potongan daging ayam.
Kuahnya terasa manis dan gurih dari kecap. Jumlahnya banyak. Entah mengapa terasa ada yang kurang, kurang kuat rasanya. Perlu ditingkatkan lagi.
Pada bagian atas ditaburi topping bawang putih goreng.
Porsi menu sangat besar.

Chicken Curry Egg Chiffon Rice (8/10)
Mirip seperti menu yang di atas. Bedanya kuah diganti dengan kuah kari ala Jepang. 
Kuahnya terasa datar untuk ukuran kari ala Jepang. Nyaris tidak terasa ada rempah-rempah dalam kuah tersebut.
Porsi menu sangat besar.

Chicken Teriyaki Donburi (9/10)
Dibandingkan menu yang sebelumnya, rasa Chicken Teriyaki Donburi jauh lebih baik. Sausnya kental dan berani manis dan gurih. Bumbunya meresap hingga bagian dalam. Dagingnya juga sangat empuk.
Sedikit berbeda, topping berupa cincangan rumput laut panggang, daun bawang (diduga mentah), dan bawang putih goreng.
Porsi menu besar, namun tidak sebesar menu Egg Chiffon.

Menu di sini bukan tipe yang tajam rasanya. Cenderung lembut. Bukan tipe restoran yang cocok bagi yang demen rasa dengan bumbu yang tajam.

Area tempat makan sangat terbatas. Meski bangunan terdiri dari 3 lantai, hanya lantai dasar yang digunakan sebagai area tempat makan. Alhasil, harus mengantri karena penuh.
Sembari menunggu, waktu luang diisi dengan membeli berbagai kue. Terdapat banyak pilihan kue yang menggugah selera. Area bakery memang tidak besar, namun bisa membuat showcase untuk kue, pastry, gorengan, dan dessert. Karena banyak rak plus kasir dekat pintu, maka area terasa sempit. 

Berikut ini adalah kue yang sempat dibeli. 

Cheese Volcano (7/10)
Roti agak keras. Akan tetapi, tidak dengan potongan keju.

Pineapple Bolo Bun (8.5/10)
Tidak seperti bolo bun di tempat lain, bentuk bolo dibentuk mirip nanas tapi pipih. Isiannya banyak dengan rasa yang tidak terlalu tajam. Tidak terlalu asam.

Klepon Ring (5/10)
Lamama termasuk salah satu bakery yang gagal membuat kue dengan sentuhan rasa klepon. Rasanya tidak menonjol.

Cheddar Cheese (9/10)
Meski menggunakan keju cheddar, rasanya cenderung tidak terlalu tajam. Selaras dengan roti yang empuk.

Mochi Sesame (9/10)
Kenyal dan banyak wijennya.

Dubai Choco Croissant (8.5/10)
Dubai Choco Croissant termasuk menu yang mengikuti trend coklat Dubai. Meski terdengar latah, namun bisa dieksekusi dengan baik. 
Khusus kunafa pistachio tidak terlalu tajam rasanya, meski tidak mudah 'tenggelam' oleh rasa coklat.

Kantin Qiu di mana-mana biasanya ramai. Cabang Kelenteng sayangnya bernasib kurang beruntung. Setiap lewat, tak pernah terlihat sekalipun ada antrian pengunjung atau restoran tampak ramai.

Nasi Goreng Samcan (9/10)
Rasanya asin dan gurih.
Sayang, disamping telur dan samcan, nasi goreng tergolong minim lauk.

Nasi Campur (9/10)
Ciri khas nasi campur di Kantin Qiu berada di siraman saus di atas nasi. Tak banyak siramannya, tapi cukup untuk menambah rasa manis pada nasi.
Lauk nasi campur beragam, ada samcan, sate, dan baso goreng. Sayang baso goreng ukurannya kecil.
Tak kalah enak dengan spesialis nasi campur lainnya.

Samcan Berwangi (10/10)
Rasa bumbu bukan tipe yang mudah ditemukan di tempat lain. Ada rasa manis dan gurih dari kecap, gurih dari potongan bawang putih goreng, plus wangi serai. Wanginya khas.
Samcan empuk dan bisa menyerap saus.

Teh di sini ambil sendiri dan free flow. Konsep free flow tidak berguna karena teh dalam dispenser terlalu panas.

Ini juga membingungkan, karena dari segi rasa tak kalah enak dengan Kantin Qiu cabang lainnya. Bisa dikatakan rasa menu konsisten antar cabang. Jadi sangat membingungkan mengapa cabang Kelenteng bisa sepi.

Di sisi lain, ada enaknya juga cabang Kelenteng sepi. Sebab tak perlu menunggu dalam waktu lama.

Untuk pertama kali di Bandung ada bakery khusus menjual bagel, yaitu Bagelicious. Tergolong sangat berani dan nekat, mengingat bagel bukan jenis makanan yang bisa cocok untuk semua kalangan. Beruntung, Bagelicious berhasil menarik perhatian banyak orang.

Dulu waktu awal buka, jam buka Bagelicious sangat terbatas. Tetapi belakangan sejak akhir November 2024 durasi jam buka mulai diperpanjang. Pada hari biasa buka sampai jam 5 sore, sedangkan pada akhir pekan buka sampai jam 8 malam. Jadi bisa datang ke Bagelicious pada siang atau sore hari. 

Karena Bagelicious juga adalah cafe maka Bagelicious juga menawarkan menu non bagel. Seperti snack, salad, dan kopi. 

Bagel (8.5/10) 
Ada beragam pilihan bagel yang dijual. Mulai dari yang konvensional hingga dengan rasa yang unik, seperti Jasuke atau Tuna. Mungkin karena sedang mencoba mengenalkan bagel ke masyarakat Bandung melalui cara yang berbeda, maka berbagai varian rasa yang unik hadir. Akan tetapi, tidak semuanya berhasil. Saat itu cobain 4 varian. Yaitu Classic Bagel (10/10), Pumpkin Spice Bagel (7/10), Charcoal Bagel (10/10), dan Cranberry Bagel (10/10). 
Dari semua varian rasa, hanya Classic Bagel dan Charcoal Bagel yang pas. Pumpkin Spice Bagel tidak terasa labu, sedangan Cranberry kurang cocok sebagai rasa bagel. 
Tekstur bagel agak keras di bagian luar, namun empuk pada bagian dalam. Tipikal bagel pada umumnya, jadi masih bisa dimaklumi. 

Saus (9/10) 
Sebagai pendamping bagel, terdapat beraneka ragam saus menggunakan cream cheese sebagai bahan dasar.
Ada 2 saus yang dicoba, yaitu Original Cream Cheese dan Smoky Cream Cheese. Konsumen bisa dapat 1 saus gratis setiap pesan Classic Bagel dan/atau Pumpkin Spice Bagel. Varian rasa bisa pilih sendiri. Sayang sekali, tingkat keasaman keju sudah dikurangi. Jatuhnya seperti Bagelicious hendak bermain aman. 
Dari dua varian, mana yang disuka? Lebih prefer Smoky Cream Cheese karena lebih tajam rasanya. Ada terasa wangi smoky dan rempah-rempah yang kaya rasa.

Sebaiknya datang pada pagi hari karena pada pagi hari varian masih lengkap. Memasuki siang hari, kebanyakan varian sudah habis stocknya. Biasanya varian yang tidak terlalu laku sering tidak direstock, kecuali untuk varian yang populer. 

Agak disayangkan Bagelicious belum bisa dikatakan percaya diri menjual bagel autentik. Hal tersebut kentara pada produk saus. 

Walaupun area parkir terbatas, terdapat banyak tempat duduk. Baik di indoor maupun outdoor.

Kasir hanya menerima cashless.

Di samping BBQ, Maboo sebenarnya juga memiliki beragam menu non BBQ. Lumayan membantu bagi yang tidak mau makan daging-dagingan. Surprisingly, menu non BBQ tidak kalah enak dengan menu BBQ.

Salmon Yakimeshi (9/10)
Rasa menu cenderung sangat Jepang. Ada hint manis dan gurih. 
Porsi tidak terlalu besar.

Chicken Bento (9/10)
Walaupun judulnya chicken, tidak semua lauk adalah ayam. Ada chicken teriyaki, korean fried chicken (dilengkapi dengan saus Nanban), dan japchae.
Porsi sangat besar. Bisa untuk minimal 2 orang.

Honey Butter Chicken (9/10)
Suka sama kulitnya yang renyah dan sekaligus empuk. Sama sekali tidak keras.

Menu Rice Bowl (sayang sekali) tidak tersedia pada weekend.

Salah satu kopitiam yang populer di Paskal Hypersquare adalah Papa Hian. Papa Hian dikenal luas karena mengusung konsep kopitiam ala Singkawang dan buka 24 jam. Harganya juga relatif bersahabat.

Lantai satu memiliki area makan yang terbatas karena sebagian area dipakai sebagai dapur. Area makan juga tersedia di lantai 2.

Choipan (9/10)
Isiannya banyak. Begitu pula dengan taburan bawang putihnya. Hanya saja jangan dipotong terlalu kecil, karena mudah hancur.
Terdapat versi 5 buah atau 15 buah.

Ngohiong (9/10)
Aroma bumbu ngohiong terasa sangat kuat.
Gorengan terasa renyah sekaligus empuk.

Jamian (8.5/10)
Jamian adalah mie tanpa kuah. Baik mie dan lauk porsinya sangat banyak. Mienya berukuran kecil dan kenyal.
Dibandingkan dengan menu yang lain, rasa bumbu cenderung berani asin.

Kwetiau Goreng Daun Katuk (9/10)
Kwetiau goreng, sudah biasa. Lalu bagaimana jika ditambah daun katuk? Sayang, keberadaan daun katuk ternyata tidak berperan banyak dalam memberikan keunikan pada citarasa kwetiau goreng.
Tanpa daun katuk, sebenarnya sudah enak. 

Nasi Goreng Special Komplit (Seafood + Babi) (9/10)
Komplit di sini adalah gabungan antara seafood dan babi. Bisa dibayangkan betapa berlimpahnya lauk dalam nasi goreng. 
Walaupun warnanya gelap, sebenarnya bumbu nasi goreng cenderung tidak manis. Lebih ke gurih, meski tidak asin. Aroma smokey sangat kentara.

Walaupun lantai 1 tidak menggunakan AC, udara tidak terasa panas.

Setelah setahun lebih semenjak Cro.co buka di Bandung, akhirnya Bandung mendapatkan Monsieur Spoon yang betulan. Tempatnya juga proper di bangunan stand alone.

Karena waktu itu masih kenyang, jadi hanya beli pastry saja.

Croissant Flan (8.5/10)
Beli karena lagi ada promo. Cobain semua varian.
Dari segi bentuk menyerupai egg tart, hanya saja bagian pie dibuat menggunakan pastry. Karena tingkat kekentalan flan mirip seperti egg tart, maka tidak mudah hancur saat dipotong. Original - Sama persis dengan egg tart. (8/10)
Strawberry Cheesecake - Jelas, isinya adalah cheese cake. Ada rasa sedikit asam dari strawberry. (9/10)
Chocolate Fudge - Coklat cukup pekat, dengan rasa coklat susu. Topping berupa 2 choco ball. (9/10)
Rasberry Pistachio - Lebih dominan rasa pistachio. Rasa rasberry tidak terlalu menonjol karena porsinya sedikit. (8.5/10)

Raisin Swirl (9/10)
Di dalamnya terdapat banyak taburan kismis. Rasa kismis tidak terlalu asam, jadi cukup aman bagi yang tidak doyan kismis.

Babka Nutella (9/10)
Mungkin sepintas kelihatannya keras. Aslinya tidak, cenderung empuk. 
Pada bagian dalam ada filling Nutella. Porsinya cukup pas.

Sambil menunggu flan diisi (karena baru isi jika ada yang beli), waktu luang digunakan untuk melihat-lihat buku menu Monsieur Spoon. Dari sini mendapat informasi yang cukup penting bagi yang mau pesan makanan besar. Ternyata lembar bukunya sulit untuk dibuka. Lebih mudah membaca menu di PDF daripada membaca dalam bentuk fisik.

Terdapat area tempat duduk indoor dan outdoor. 

Meitian Kopitiam masih satu pemilik dengan Ozt Steak. Sayangnya, mungkin karena belum sepenuhnya berpengalaman di bidang kopitiam, maka ada beberapa menu yang rasanya kurang tepat untuk dijual di restoran tipe kopitiam.

Nasi Hainan Ayam Jahe (8.5/10)
Rasa nasi cenderung dominan rasa jahe. Bukan tipe yang ramah untuk semua orang, terutama jika tidak doyan jahe.
Potongan ayam sangat banyak. Ditaburi dengan cincangan jahe dan bawang putih goreng. Sama seperti nasi, rasa ayam juga didominasi oleh jahe.
Menu dihidangkan dengan telur pindang, sayur, dan kuah.

Nasi Tim (7/10)
Penampilannya sangat mencolok karena menggunakan daging babi. Potongannya besar pula.
Kecap yang digunakan kurang tepat, karena ada rasa aftertaste pahit.
Sayang sekali, hanya rasa manis dan aftertaste pahit yang dapat dirasakan. Rasa gurih malah hilang.

Baso Tahu (8.5/10)
Baso tahu terdiri dari tahu, siomay, dan telur. Isian menggunakan daging babi. Walaupun pakai daging babi, tapi bisa kenyal mendekati ikan.
Saus kacang agak pedas.
Kalo boleh jujur, porsinya terlalu sedikit. Bukan tipe menu yang cocok dijual di kopitiam.

Sekoteng Taiwan (9/10)
Sekoteng terasa hangat karena berani menggunakan jahe dalam jumlah banyak. Lumayan menghangatkan tubuh.
Isian sekoteng sangat beragam, ada kacang hijau, pacar cina, potongan roti tawar, dan simping.

Secara umum, porsi menu tidak terlalu besar.

Lantai satu khusus smoking area, sedangkan non-smoking area berada di lantai dua.

Satu hal yang menggandal, Meitian Kopitiam juga menawarkan beberapa menu steak dari Ozt Steak. Kok tidak nyambung dengan konsep.