Handi Suyadi

Ini reviewnya dari tahun 2023, tapi baru diupload pada Agustus 2024 karena Kwetiau & Baso 28 baru ada di Pergikuliner. Oh iya, per pertengahan 2024 sudah pindah ke Ruby Commercial dengan alasan kontrak sudah habis.

Salah satu cabang Kwetiau & Baso 28 berada di Summarecon. Lokasinya berada di Beryl Commercial. Sebenarnya ada Fruity dan Bakso Tekwey juga. Namun hanya Kwetiau & Baso 28 yang dikedepankan. 

Kwetiau Siram (9/10) 
Walaupun bukan tipe berani asin, rasanya juga enak. 

Nasi Goreng Singapore (9/10) 
Walaupun tidak sesuai dengan judulnya, rasanya lumayan enak. Gurih alami.
Isinya tergolong minimalis, cenderung mirip dengan kwetiau siram tapi minus caisim. Sebagai pemanis diberi irisan cabai merah, daun bawang, dan bawang putih goreng. Sayang, bawang putihnya keras. 

Super Mantab. (Pilih Kwetiau) (9/10) 
Dalam satu mangkok terdapat tahu bakso dan dua bakso. 
Kualitasnya sangat baik. Baik tahu bakso dan bakso benar-benar terasa dagingnya. Kuahnya juga enak dengan karakter rasa yang lembut. 
Konsumen bisa memilih mie, bihun atau kwetiau. 

Secara umum, porsi menu di sini sangat besar. Satu porsi bisa dbagi untuk minimal 2 orang.

Akhirnya Shigeru buka di Bandung. Shigeru dikenal menjual aneka ragam Japanese Food dengan harga yang terjangkau. Karena harganya murah, harap maklum jika kualitasnya sesuai dengan harga banderol. 

Konsepnya ambil makanan yang diinginkan baru kemudian bayar. Setiap makanan diletakan sesuai dengan pengelompokannya. Ingin hangat? Bisa dihangatkan menggunakan microwave. 

Chicken Katsu Sushi (7.5/10) 
Setiap sushi memiliki saus yang berbeda-beda, salah satunya adalah saus mentai. Bagian luar dibungkus dengan rumput laut goreng dibalut dengan tepung.
Tergantung sausnya, rasa sushi bisa asin atau pedas. 
Sayang, ayamnya terasa aneh. Rasa tertolong oleh saus dan renyahnya rumput laut goreng. 

Chuka Wakame (8/10) 
Cukup segar karena ada rasa asam. Wakamenya sendiri kenyal. 
Hanya saja, warnanya tampak terlalu ngejreng karena menggunakan pewarna buatan.

Gorengan (7/10) 
Ada tiga macam gorengan yang diambil, yaitu otak-otak dan fried calamari. Rasanya biasa saja. 
Khusus calamari, agak susah digigit. 

Yakitori (7.5/10) 
Dagingnya cukup empuk. Bumbunya cenderung asin, namun biasa saja. 

Oden (7/10)
Saat itu hanya membeli satu buah saja. Rasa oden dan kuah biasa-biasa saja. 

Chicken BBQ Bento (7/10) 
Dalam menu ini terdapat nasi dengan taburan furikare, chicken katsu dengan saus BBQ dan 2 potongan gorengan (bakso salmon dan otak-otak). Sayang, ayamnya agak keras.
Diluar dugaan, porsinya ternyata tergolong mungil. 

Perlu diketahui, jika ingin menambah alat makan akan dikenakan biaya tambahan.

Di TSM ada bakery yang baru buka, yaitu Bake It. Bake It mengkhususkan diri menjual aneka ragam pastry. Sebenarnya juga menjual cake, namun di showcase hanya ada pastry. 

Mini Cheese Cake (9/10) 
Meski taburan kejunya berlimpah, rasanya cenderung manis. Cukup pas dengan pastry. 

Triple Chocolate Croissant (9/10) 
Penyuka cokelat pasti senang karena banyak cokelat. Kabar baiknya ga bikin eneg. 

Tuna Rempah (5/10) 
Rasanya tidak begitu tajam, karena rempah-rempahnya tidak sebanyak yang dikira. Tunanya banyak, namun rasanya agak datar.
Satu-satunya hal yang mendingan hanyalah bagian kulit yang memiliki penampilan unik (bergaris) dan renyah. 

Chicken and Mushroom (5/10)
Rasa ayamnya aneh. Begitu pula dengan sausnya.

Hap Seng Kee adalah restoran yang menfokuskan diri menjual Nasi Hainan ala Singapura. Sempat viral karena dipromosikan oleh influencer di Instagram. 

Pilihan menu tidak banyak, mayoritas masih berhubungan dengan Nasi Hainan. Sebaliknya, pilihan minuman lebih beragam. Sebagian besar adalah minuman khas Singapura.

Steamed Chicken Rice (9.5/10) 
Baik ayam dan nasinya beneran enak. Rasanya gurih tanpa asin yang berlebihan. Sayang, nasi terasa terlalu asin karena disiram kecap asin. Aslinya nasi sudah asin, namun tidak terlalu tajam jika tanpa kecap asin.
Sebagai pelengkap, ada 1 butir telur kecap (braised egg), dua potong timun, sambal dan minyak bawang putih. 

Hindari duduk dekat tempat masak karena hawanya terasa sangat panas. Sebaiknya duduk di lantai 2 karena udaranya tidak sepanas di bawah.

Sebaiknya jangan datang terlalu siang, karena restoran akan tutup jika barang dagangan sudah habis.

Nemu Goodbelly dari Google Maps. Goodbelly dikenal menjual makanan vegan tanpa bawang. Tergolong tidak umum, sebab mayoritas restoran vegan (terutama restoran non Chinese Vegetarian) umumnya menggunakan bawang. 

Karena beli via ojol, maka review fokus ke makanan saja. Sesuai dengan brandingnya, makanan dibungkus dengan plastik terbuat dari bahan ramah lingkungan. 

Alfredo Fusili (9.5/10) 
Meski tidak autentik dari segi rasa dan penampilan, terdapat karakter yang cukup khas. Memang tidak terlalu asin, namun memiliki rasa yang khas dari keju vegan (terbuat dari kacang mede) dan krim yang terasa ringan. 
Selain keju vegan, terdapat pula irisan jamur champignon dan bayam. 

Minced Plant Onigiri (7.5/10) 
Isinya adalah daging nabati cincang dengan rasa yang manis dan gurih. Sebagai pemanis ada wortel juga. 
Sayang, isiannya terlalu sedikit. Tidak seimbang dengan nasi yang tergolong banyak. 

Kalo merasa bosan dengan menu Chinese Vegetarian, Goodbelly boleh dipertimbangkan menjadi alternatif.

Salah satu bakmi terkenal di Pademangan adalah Bakmi Aliang. Karena waktu itu dibelikan bungkus, maka review hanya fokus terhadap menunya saja.

Bakmi Aliang adalah salah satu penjual bakmi yang fokus menjual bakmi khas Bangka. Menu lain yang populer selain bakmi adalah Thau Fu Kok. Ciri khas menu di Bakmi Aliang adalah memiliki rasa yang netral. Tidak terlalu manis dan tidak terlalu asin. Kuahnya sendiri juga tidak asin.

Bakmi (9.5/10)
Walaupun bukan tipe yang berani asin, tapi mie dan topping memiliki rasa yang khas tanpa perlu mengandalkan rasa asin dari garam. Karakter rasa yang dimiliki tergolong mudah diterima oleh semua kalangan.

Thau Fu Kok (9.5/10)
Ciri khas dari menu ini adalah jumlah taburan potongan daun bawang dan bawang goreng yang sangat berlimpah. Kuah thau fu kok menjadi terasa gurih dan lezat dari daun bawang dan bawang goreng.
Thau fu kok terdiri dari tahu bakso goreng, otak-otak goreng, dan bakso ikan. Sama seperti kuahnya, semua lauk tidak terlalu asin. Meski tidak terlalu asin, rasa gurih tetap ada.

Pertama tahu Heavenly Wang dari Instagram karena sempat dipromosikan oleh influencer. Heavenly Wang menjual beragam menu khas Singapura, maklum karena aslinya dari Singapura.

Salted Egg Lava Volcano Bun (8/10)
Cukup unik karena tidak seperti biasanya, telur terasa manis. Hanya saja, citarasa yang manis terkesan tidak nyambung dengan judul. Rotinya sendiri empuk.

Laksa Sayang (8/10)
Isi komplit dan banyak. Meski tergolong komplit, agak disayangkan tercoreng dengan rasa kuah cenderung asin.
Sambal yang diberikan sama seperti menu yang lain. 

Review berikut memiliki karakter menu yang setipe. Menu dihidangkan dengan nasi (bisa memilih antara nasi putih, nasi ulam, atau nasi lemak), satu butir telur utuh dilumuri sambal, teri goreng, dan kacang goreng. 

Nasi Ayam Bakar (7.5/10)
Ayam bakar memiliki rasa yang manis dengan bumbu seperti bumbu sate. Sayang, bagian dalam terasa hambar.

Nasi Ayam Lemak dan Nasi Ayam Rendang (N/A)
Saat itu saya tidak ikut mencoba, maka tidak tahu bagaimana rasa ayamnya.

Nasi Ayam Goreng (7.5/10)
Sedikit berbeda dengan ayam goreng di tempat lain, ayam goreng versi Heavenly Wang memiliki kulit yang kering. Terdapat bubble seolah seperti keripik pangsit goreng.
Bumbunya cukup asin, namun tidak semua bagian terasa bumbu. Pada bagian dalam terasa hambar.

Nasi Ayam Kari (9/10)
Sedikit berbeda dengan menu yang lain, ayam kari disajikan pada mangkuk terpisah. Rasanya sedikit pedas, namun bumbunya cukup nendang.

Minusnya, ada lalat berterbangan di sekitar meja. Sangat mengganggu.