Handi Suyadi

Setelah beberapa tahun menghilang, kini Popeyes hadir lagi di Indonesia. Kali ini dibawa oleh anak usahanya MAP. 

Sesuai dengan judulnya, konsep yang diusung adalah fast food ala Cajun. Namun usaha MAP belum sepenuhnya berhasil. Ada menu yang tidak sesuai dengan identitas atau rasa yang belum maksimal.

Karena saat itu beli bawa pulang, jadi review hanya fokus ke makanan saja.

Chicken Sandwich (8.5/10) 
Di Amerika, menu terkenal Popeyes adalah chicken sandwich. Tak disangka menu tersebut juga dijual di Indonesia.
Patty terasa beda karena menggunakan buttermilk. Agak disayangkan picklesnya terasa hambar. 

Saucy Chicken Wings Bulgogi BBQ (8.5/10) 
Rasanya manis gurih kecap. Ada rasa sedikit pedas dari lada.
Ukurannya tergolong kecil, tapi kulitnya renyah dan empuk pada bagian daging.

Saucy Chicken Wings Asian Sweet and Sour (7/10) 
Tidak sesuai dengan judul, rasanya malah beda jauh. Rasanya adalah manis pedas dari Sambal Bangkok. 

Lousiana Crispy Chicken (7/10)
Rasanya kok malah mirip ayam goreng di Burger King? Saya menemukan banyak kesamaan dari segi karakter kulit hingga rasa.
Bagian kulit renyah dengan rasa pedas lada. Bagian dalam cuma terasa asin saja.

Cajun Rice (7/10) 
Rasanya tergolong berani pedas. Tapi rasanya cuma pedas saja.
Hati-hati jangan sampai mengira salah terima item karena desain bungkusnya sama seperti bungkus untuk nasi. 

Mashed Potato (8/10) 
Mashed Potato dengan gravy. Kentangnya menggunakan versi instan. Porsinya tergolong mungil, lebih cocok untuk dikonsumsi sebagai snack. 

Setiap kemasan/kotak diberikan label nama makanan, jadi tidak perlu khawatir salah buka.

Bakmie Karet Asiu termasuk terkenal di daerah Kelapa Gading. Selain Mie Karet, ada pula pilihan yang lain. Varian menu juga beragam.

Mie Istimewa (Mie Halus) (8.5/10)
Sesuai dengan judulnya, varian topping sangat beragam. Toppingnya berlimpah. Rasanya juga enak.
Meskipun mie yang pilih adalah mie halus, tekstur mie agak keras dan tebal tipikal mie orang seberang. Bumbunya cenderung asin.
Porsi sangat besar. Bisa dibagi untuk 2 orang.

Sudah lama tidak ke Nanny's Pavillon. Sungguh pas sekali mumpung sedang kangen makan Pancake di Nanny's Pavillon.

Fish 'n Chips (9/10)
Ikannya memiliki tekstur crispy. Renyah saat digigit. Sayang, ukuran ikannya kecil.
Menu dihidangkan dengan kentang goreng dan saus Tartar dengan porsi yang lebih masuk akal. Tersedia potongan lemon juga.

Hot Tuna Spaghetti (9/10)
Request tidak pedas, jadi cabenya dipisah.
Untungnya, tunanya sendiri sudah berbumbu. Menariknya, daging tuna yang digunakan tidak bau amis. Rasanya cenderung asin.

Chicken Capers Fettucine (9/10)
Chicken Capers bisa dikatakan seperti Chicken Katsu. Bedanya tidak renyah. Rasa ayam dan pasta cenderung lembut.

Crispy Chicken Baked Rice (5/10)
Agak mengecewakan karena ternyata penampilannya beda sama di buku menu. Ayamnya berupa potongan kecil dan bumbu baked rice tidak tercampur dengan rata.

Blueberry & Cheese Pancake (10/10)
Manis, gurih dan asam. Itulah rasa yang dapat ditemukan dalam menu ini. Asamnya blueberry dan gurihnya cream cheese dilengkapi dengan es krim vanilla. 

Crazy Chocolate Waffle (9.5/10)
Penyuka coklat dapat mempertimbangkan menu Crazy Chocolate, karena semuanya serba rasa coklat. Meski waffle, saus dan es krim menggunakan rasa coklat, jangan khawatir takut kemanisan. Hanya saus dan es krim yang manis, sedangkan wafflenya sendiri tidak manis, malah mungkin bisa dikira makan kue gosong. 

Peanut & Caramel Pancake (9.5/10)
Mungkin terdengar aneh, tapi rasanya sendiri cukup enak ada rasa manis dan gurih. Hanya saja, rasanya tidak seimbang. Rasa kacang (dari selai kacang) lebih dominan dibandingkan dengan rasa karamel.
Lupa difoto, karena keburu sibuk makan.

Mandarin Restaurant dikenal sebagai restoran Chinese Food jadul populer di Bandung. 

Kangkung Cah (10/10) 
Kangkung Cah termasuk menu yang sering dipesan banyak orang. Tidak rugi karena rasanya cukup enak. 
Kuahnya kental dengan sedikit hint aroma smokey.
Setiap porsi dihidangkan dalam wadah hotplate. 
Kangkung disajikan bersama potongan daging sapi dan telur puyuh. 

Bistik Babi Saus Mentega (9/10) 
Meski renyah, kadang ada bagian yang agak keras. Agar tambah nikmat, tambahkan saus. Sausnya sendiri tidak begitu terasa mentega, tapi enak. 
Bistik dihidangkan dengan kentang goreng homemade. 

Ayam Rebus Jahe (7.5/10) 
Sayang, rasa jahe agak lemah. Di sisi lain, tanpa jahe, ayam terasa biasa saja rasanya. 

Udang Gulung Ham (10/10) 
Gorengan disajikan dalam ukuran besar. Sesuai dengan ukurannya, udangnya juga banyak. Pada bagian luar, gorengan dilapisi dengan telur dadar. 
Sebaiknya konsumsi selagi hangat, karena ada sensasi renyah dari telur. 

Sebagian menu disajikan dalam porsi yang besar. Lebih cocok untuk makan rame-rame.

Datang ke Tilu saat sedang lebaran. Karena itu tidak semua menu tersedia. Sempat kaget karena kok pilihannya agak terbatas. Maklum, mungkin karena tidak semua karyawan bekerja. Pada akhirnya asal pilih menu.

Mungkin karena sedang kurang beruntung, dapat dua menu yang terlalu pedas. Tapi menu lainnya termasuk enak.

Selain makanan berat, ada juga pastry dan bakery.

Saat lagi belanja, tiba-tiba dibelikan R&B Tea sama kakak saya. Baru diminum keesokan harinya karena waktu itu sudah terlalu banyak minum teh.

Roasted Oolong Milk Tea (9/10)
Rasa teh oolong tidak begitu pekat karena keberadaan oat milk. Cocok untuk orang yang suka menikmati teh tanpa merasa terlalu sepet.
Meski gulanya 25%, rasa teh sama sekali tidak manis.

Lagi liburan Lebaran ingin makan di Kampung Daun. Akhirnya memutuskan makan siang di Kampung Daun.

Walaupun harus menunggu lama karena sedang ramai, tak perlu khawatir kelaparan. Terdapat aneka ragam jajanan yang dapat dibeli untuk menggandal perut sebelum mendapat panggilan meja sudah siap.

Kali ini memesan banyak menu main course. Dari semua menu yang dipesan, tidak semuanya benar-benar enak.

Sate Ayam (8/10)
Dari segi rasa bukan yang paling enak, tapi relatif bersih dari gosong.

Sate Maranggi (8/10)
Meski bukan kealihannya, rasanya lumayan enak. Tidak seperti sate ayam, kali ini banyak gosongnya.
Entah mengapa dihidangkan dengan sambal cabai hijau. Rasanya memang enak, tapi keberadaan sambal cabai hijau terkesan kurang nyambung.

Sop Buntut (8/10)
Bukan yang paling enak, tapi isinya (baik daging dan sayuran) banyak.

Asem Asem Daging Sapi (7.5/10)
Karena bukan keahliannya, rasanya cenderung biasa-biasa saja.
Terlepas dari itu, porsi daging lumayan banyak.

Oseng Daun Pucuk Labu (8/10)
Bumbunya cukup enak dan sayur terasa renyah. Sayang, pucuk labu yang digunakan terkesan asal pilih. Ada beberapa bagian yang keras.
Porsinya sangat besar. Beruntung pas lagi makan banyakan, jadi ga rugi.

Ayam Bakaka (5/10)
Agak disayangkan rasanya agak hambar. Bumbu hanya terasa di bagian luar saja. Selain itu bagian luar banyak yang gosong.

Kelapa Bakar Madu (9/10)
Menu dessert yang satu ini termasuk unik. Sebelum dihidangkan, kelapa dibakar terlebih dahulu. Hasilnya isi batok terasa aroma dibakar.
Ternyata isinya tidak hanya daging kelapa saja. Lumayan enak disantap dalam keadaan hangat pada saat cuaca sedang dingin.

Zenbu adalah restoran Jepang yang dikenal dengan menu Mozaru. Selain Mozaru, terdapat beragam menu lain. Meski terkesan out of focus, kualitas menu lain jauh dari kata berantakan. Berhubung Zenbu termasuk terkenal, maka pada jam makan selalu ramai.

Mozaru Salmon (Menggunakan Dynamite Sauce dan Butter Rice) (10/10)
Mozaru umumnya berisi nasi/spaghetti, lauk dan ditutup dengan lelehan mozzarella. Kali ini memilih Salmon.
Dynamite Sauce memiliki citarasa gurih dan sedikit pedas, meski pedasnya agak samar. Saus tersebut tidak menyebabkan rasa Butter Rice tenggelam, malah saling melengkapi. Mozzarella yang digunakan tergolong banyak. Karena itu belum tentu cocok bagi yang kurang suka makan keju dalam porsi yang banyak.

Hokubee Beef Ramen (Kuah Shiro Kara) (9/10)
Jujur agak bingung dengan Hokubee Beef, tapi yang pasti dagingnya empuk.
Kuahnya gurih dan asin, tapi terasa ringan di lidah.
Porsi cukup besar.

Chicken Omurice (8.5/10)
Omurice dengan Chicken Katsu. Chicken Katsu-nya sendiri berukuran besar dan didominasi daging. Omurice memiliki karakter rasa gurih tapi ringan.
Satu-satu hal yang merusak rasa adalah kari. Kuah karinya berani asin.

Shaggy Roll (9/10)
Toppingnya tampak meriah, selain itu juga sukses menambah rasa gurih dari abon dan asam dari mayones. 
Minusnya topping agak susah diambil dengan sumpit. Perlu menggunakan sendok untuk mengambil.

Aburi Royale (8/10) Karakter rasa cenderung adem meski ada topping di atasnya. 

Setelah sebelumnya hanya ada di Jakarta, kini CROCO membuka cabang di Bandung. 

Jika saya perhatikan, CROCO memiliki menu yang berbeda dibandingkan dengan Monsieur Spoon. Menu lebih sedikit (Menu signature seperti Croger dan Croissandwich tetap ada), lebih sederhana, dan ada menu yang berbeda.

Secara umum, menu pastry di CROCO termasuk enak. Renyah dan empuk saat digigit.

Beef Ham and Cheese (9/10)
Takaran porsi keju dan ham cukup pas, jadi cukup nikmat saat dimakan. 

Double Cheese and Ham Croissandwich (8/10)
Rasanya sangat asin karena penggunaan keju dan ham yang sangat banyak. Karakter rasa tersebut sangat merusak rasa.

Wagyu Signature Croger (9/10)
Konsepnya cukup unik. Roti burger adalah pastry seperti croissant.  Daging yang digunakan benar-benar wagyu.
Sebenarnya termasuk enak, hanya saya agak sulit untuk dimakan karena tinggi.

Must Try Chocolatine (9/10)
Dari judulnya sudah bisa ditebak dengan mudah bahan apa yang digunakan. Coklatnya cukup berlimpah.

Salted Caramel Tarlet (9/10)
Tarlet dengan filling rasa salted caramel. Bukan untuk pecinta salted caramel, karena tidak terlalu asin. Filling cukup banyak.
Menu ini sebaiknya tidak dipotong karena agak sulit dipotong.

Hot Butterfly Pea Latte (10/10)
Minuman yang satu ini tergolong unik. Warnanya biru muda cukup menarik perhatian. Rasanya adalah vanilla.

Hot Matcha Latte (8.5/10)
Rasa matcha cukup pekat. Hanya saja, bukan termasuk yang paling enak.

Indulgent Hot Chocolate (9/10)
Tidak 100% pekat karena minuman dicampur dengan komponen lain. Jadinya seperti minum chocolate milk.

Indulgent Iced Chocolate (9/10)
Sama seperti Indulgent Hot Chocolate, bedanya minuman dihidangkan dalam keadaan dingin. Gelas yang digunakan pun berbeda.

Harga menu tergolong mahal karena harga banderol sama persis dengan harga di Jakarta.