N.A.

Kafe ini berlokasi di bagian belakangnya Frances Hotel Cipaganti. Sebenarnya pada awalnya agak sulit bagi saya untuk menemukan kafenya karena di area depan sama sekali tidak ada plang nama kafenya. Saya benar-benar mengandalkan arahan dari sekuriti hotelnya untuk mengikuti jalan kecil di pojokan hotelnya. Sejujurnya saya sedikit surprised karena di pojokan seperti ini terdapat kafe yang sangat unik.

Kafenya lumayan luas dengan desain ala-ala abandoned atau unfinished building yang dipadukan dengan unsur hijau dari berbagai tanaman. Sirkulasi udaranya mengandaldalkan sirkulasi udara alami, jika cuaca tidak terlalu terik sih sebenarnya nyaman-nyaman aja. Yang menurut saya perlu sedikit di-improve adalah bagian pelayanannya, menurut saya standar hospitality-nya perlu diperhatikan lagi.

Food and Beverage:
- Hot Cappuccino (28K)
Cappuccino-nya disajikan dengan presentasi yang ciamik, art latte-nya perfectly presented. Citarasa cappuccino-nya sih lumayan OK, citarasa yang paling dominan sebenarnya adalah bitterness-nya, dengan acidity yang tidak begitu terasa. Citarasa bitterness-nya tersebut diimbangi oleh creaminess dari foam dan susunya--bahkan menurut saya cappuccino agak berlebih creaminess-nya.

Salah satu  kenalan saya mengatakan bahwa ramen ini merupakan ramen favorit bagi mahasiswa UPI. Namun kali ini saya memesan ramen dari restoran ini dengan menggunakan jasa pesan antar. Sayangnya kemasannya bukan kemasan yang ready to eat, ramennnya masih dibungkus dengan kemasan plastik biasa, jadi saya sangat tidak merekomendasikan untuk memesan ramen ini jika sedang tidak berada di rumah atau di tempat yang tersedia mangkok bersih.

Food and Beverage:
- Chicken Harakiri Ramen
Menu ini berupa mie khas Jepang yang disajikan dengan ayam cincang bumbu pedas, narutomati (fish cake), tamago (boiled egg), daun bawang, dan salah satu pilihan kuah. Kali ini saya memilih kuah nobu. Penampakan dan citarasa kuah ini menurut saya sangat mirip dengan kuah tomyan, citarasanya dominan asam dengan sedikit hint pedas dan manis. Sayangnya kuahnya menurut saya agak kurang gurih. Basis mienya menurut saya masih lumayan chewy sih, mungkin karena saya sengaja meemsan agar mienya dimasak setengah matang saja sebelum diantar. Topping ramennya tidak teralu berkesan, toppingnya menurut saya kurang generous, ayam, tamago, dan sayur-sayurannya menurut saya agak overcooked. Ketidakhadiran nori juga membuat seperti ada yang missing dari ramennya. 

Ramen house ini menempati sebuah ruko di kawasan Cibadak. Posisi restorannya berada tepat di depannya Wakacao Cibadak. Sejujurnya tempatnya biasa saja. Tempatnya didesain dengan sedikit nuansa ke Jepang-jepangan namun eksekusinya menurut saya sedikit nanggung. Tempatnya sih nyaman-nyaman saja terutama untuk quick lunch atau dinner. Yang menurut saya sangat perlu untuk ditingkatkan adalah pelayanannya. Food serving time menurut saya benar-benar lama.

Food and Beverage:
- Spicy Ramen (36K)
Menu ini berupa ramen halal yang disajikan bersama chicken yakiniku, tamago (boiled egg), narutomaki (fish cake), nori (rumput laut), dan corned beef, lengkap bersama kuah kaldu pedasnya. Di menunya dituliskan juga bahwa ramennya disajikan bersama katsuobushi yang sayangnya tidak ditemukan di dalam mangkok ramennya. Kuah ramennya menurut saya kurang gurih serta kurang pedas, jika kuahnya sedikit lebih bold dan rich menurut saya akan terasa jauh lebih OK. Saya sangat suka mie dan tamagonya yang benar-benar perfectly cooked, mienya kenyal serta porsinya lumayan banyak. Yang menurut saya agak aneh adalah yakiniku chicken-nya, sejujurnya topping ini lebih mirip ayam goreng ketimbang ayam yang di-grill, ayamnya benar-benar kering dan tasteless. Selain itu, ramennya antara terasa jauh lebih nikmat ketika ratio antara topping dengan mienya lebih banyak.

Lokasi Coffee Bawa yang baru ini menurut saya jauh lebih OK dibandingkan lokasinya yang lama. Tempatnya jauh lebih luas dan lebih nyaman, meskipun beberapa seating areanya menurut saya kurang ergonomis. Kafenya mengusung desain minimalis-modern, terutama untuk area indoor-nya, sedangkan area outdoor-nya mendapat sentuhan ala-ala tropical garden. Pelayanannya juga lumayan OK. Yang hanya keluhkan hanyalah toiletnya, sebagian besar toiletnnya kering saat saya berkunjung.

Beverage:
Kafe ini hanya menjual aneka minuman baik itu kopi maupun non-kopi serta aneka snack pendamping seperti roti dan pastry, namun tidak tersedia makanan berat.
- Sweet Flower Candy (32K)
Menu ini berupa non-coffe mocktail yang cocok banget dipesan saat cuaca sedang terik-teriknya. Citarasanya didominasi oleh rasa fruity, manis-manis asam yang menyegarkan. Di bagian atas mocktail-nya terdapat lapisan foam yang membuat tekstur mocktail-nya menjadi lebih playful. 

Restoran ini menempati bekas tempatnya Dandy's Steak House, namun hanya menempati bagian indoor-nya saja. Area tersebut masih harus dibagi lagi untuk area open-kitchen yang tentunya membuat tempatnya menjadi semakin sempit. Tempat duduknya agak terbatas dan seats arrangement-nya agak terlalu dense. Yang unik dari restoran ini adalah bagaimana masakan Jepan dipertemukan dengan dekorasi dari berbagai anime populer, bahkan musik yang diputar di restoran ini pun berupa soundtrack dari berbagai anime, sebuah konsep yang menurut saya cukup unik. Pengunjung juga dapat menggunakan aneka board games yang tersedia untuk sekadar killing time. Restoran ini menggunakan konsep self-service dimana pengunjung mengambil makanannya dari counter serta membersihkan tabelnya secara mandiri. Tbh, food serving time-nya menurut saya agak lama. 

Food and Beverage:
Untuk mendukung konsep self service-nya, semua makanan dan minuman di tempat ini disajikan dengan alat makan sekali pakai. Sejujurnya saya tidak terlalu menyukai hal ini karena kurang nyaman serta ramah lingkungan.
- Nankotsu Ramen (32.5K)
Semua ramen di restoran ini memiliki isian yang sama, yang membedakannya hanya kuahnya saja. Ramennya disajikan bersama potongan daging sapi berlemak, telur rebus, semacam stick yang teksturnya mirip kulit tahu, telur rebus, tumis jamur, kol, dan wortel bersama kuah kaldu basic. Kuah kaldunya menurut saya cenderung terlalu lite. Yang agak failed menurut saya adalah mienya, mienya sepertinya overcooked karena terlalu lembek, gampang putus, serta sudah tidak lagi kenyal. Untungnya, isian ramennya lumayan OK, terutama potongan daging sapi, stick, dan tumis jamurnya, lumayan mengobati kekecewaan. 

Tidak sedikit yang menyebut kalau kue balok ini merupakan kue balok paling legend di Kota Bandung. Tak heran jika ketika saya datang pengunjungnya benar-benar ramai. Tidak ada yang spesial sebenarnya dari tempatnya, tempatnya agak sedikit over-crowded, berisik, dan penuh asap rokok. Pelayanan di tempat ini juga agak sedikit chaotic, food serving time-nya benar-benar lama. Selain itu, semenjak pandemi tempat ini sudah tidak lagi buka 24 jam melainkan hanya sampai pukul 12 malam saja.

Food and Beverage:
- Aneka Kue Balok
Meskipun sudah melegenda, harga kue balok di tempat ini masih relatif sangat terjangkau (3K-4K/buah). Pengunjung dapat memilih antara kue balok matang dan setengah matang, tentunya saya memilih kue balok setengah matangnya. Saya mencoba kue balok dengan varian green tea, blueberry, coklat kacang, tiramisu, dan keju. Secara keseluruhan kue baloknya menurut saya enak sih, bagian pinggirnya crunchy sedangkan bagian tengahnya melting gitu, namun di antara kelimanya saya paling suka rasa tiramisunya karena paling menyatu dengan rasa adonannya. Hanya saja kue baloknya akan lebih nikmat kalau disajikan sedikit lebih hangat
- Teh Lada Hitam
Menu ini menurut saya sangat unik, belum pernah saya temukan dan coba sebelumnya. Citarasa tehnya surprisingly sangat pleasant,  saya sangat suka hint rasa pedas yang menghangatkannya.