yudistira ishak abrar

Meramaikan Jalan Siliwangi, Depok, Dadi’s Coffee Garden hadir diantara beberapa coffeeshop lain yang lebih dulu muncul di sekitarnya. Sebagai “anak baru” mereka ternyata tampil jor-joran alias engga main-main. Sesuai dengan namanya coffee garden, kafe ini didominasi oleh area terbuka dengan taman indah bergaya modern yang diisi sebuah kandang burung besar ditengahnya. Beragam meja kursi minimalis hadir beratapkan pepohonan rindang. Ada pula barisan bangku komunal serta sudut amfiteater lengkap dengan stop kontak dibawahnya.

Bangunan utama bergaya desain industrial hanya mampu menampung dapur tertutup, ruang pemesanan, ruang barista dan space kecil tempat duduk indoor di lantai atasnya. Selebihnya, tempat duduk bener-bener berada di luar sehingga waktu terbaik mampir kesini adalah setelah pukul 16.00, atau pada saat langit tidak begitu cerah. Sebagai spot baru, Dadi’s Coffee Garden ini selalu ramai pengunjung. Bahkan tempat parkir harus sampai mengisi lahan kosong disebrang jalan, terutama untuk kendaraan roda 4. Seolah seperti sudah mengantisipasi antusiasme pembeli, mereka memperkerjakan banyak pegawai yang sudah cukup siap bekerja dengan cekatan.

Menunya lengkap, ga cuma kopi dan cemilan, tapi juga ada varian maincourse seperti salah satunya yang saya pesan yaitu Nasi Goreng Kampung (Rp.40.000,-) tersaji dengan telor ceplok, sate ayam bumbu kacang, acar dan kerupuk bawang. Isian nasi yang banyak, berpadu dengan bumbu rempah serta kecap yang pas sehingga menimbulkan sensasi rasa manis gurih yang ciamik banget dilidah. Telor ceploknya juga setengah mateng, jadi bagian kuningnya langsung meleleh saat dipotong. Sate ayamnya sendiri tanpa lemak, berbumbu gurih dan teksturnya empuk.

Croffle (Rp.22.000,-) dan Chiffon Taro Oreo (Rp.38.000,-) menjadi dua sajian manis yang memikat hati saat melihatnya di etalase kasir. Croffle sendiri diberi taburan gula dan bubuk kayu manis. Teksturnya renyah dan sedikit liat khas croissant. Rasanya gurih, manis dan beraroma cinnamon yang sangat khas. Chiffon Taro Oreo tampak hitam pekat diluar dan keunguan didalam. Teksturnya sangatlah lembut seperti spongecake. Sentuhan taro yang lembut dan milky, bertemu dengan lapisan krim bertabur bubuk oreo yang pekat tiada duanya ini sangatlah kawin dilidah. Perfect.

Meski jangkauan harga minumannya sudah mirip coffeeshop di ibukota, tapi sepadan sih sama kualitas yang mereka sajikan. Seperti salah dua yang saya pesan sore ini yaitu Kopi Susu Aren (Rp.28.000,-) dan Caramel Latte (Rp.37.000,-) Keduanya dibuat dengan base espresso yang enak banget. Sepertinya menggunakan beans arabica karena terasanya nyaman saat diseruput dan di perut. Kopi Susu Aren terasa creamy, manis, milky dan bikin nagih. Caramel Latte sendiri engga kalah, tambahan saus karamel engga bikin minuman ini manis berlebihan, justru terasa seimbang dan menyenangkan...

Terkesan dengan gerai terbarunya Pizza Hut di Margonda Raya, Depok, membuat saya menyempatkan untuk mampir dan merasakan suasana secara langsung. Posisinya tepat di depan Margo City. Bentuk bangunan tampak seperti lumbung megah dengan lahan parkir di halaman depan serta rubanah yang sangat memadai. Terdiri dari dua lantai, area duduk pengunjung didominasi oleh ruang sejuk bebas asap rokok dengan sedikit ruang smoking indoor di salah satu sudutnya. Fasilitasnya lengkap, rapi dan bersih, baik toilet maupun musholla. Seperti pelayanan di outlet PH lain, disini pun mengedepankan service yang excellent.

Baked Chicken Chunks (Rp.40.000,-) menjadi menu pembuka yang berisi 5 potong daging ayam tanpa tulang yang digoreng berbalut tepung panir dan disajikan bersama saus mayones. Teksturnya hampir mirip dengan nugget, hanya serat daging ayamnya lebih terasa karena memang tidak diolah sampai halus. Rasanya gurih, renyah diluar empuk didalam, sensasi saus mayonesnya creamy, sedikit manis. Jadi kalau mau ada pedes-pedesnya tinggal nambahin saus sambal aja.

Seloyang Meat Lovers (Rp.114.000,-) berukuran reguler dengan pinggiran keju ini emang bukan barang baru di Pizza Huts, tapi ga ada salahnya buat dipesen kan?! Tekstur adonan roti yang meskipun udah tersaji sekitar 30 menitan sebelum dimakan, tetap terasa empuk dan cukup hangat. Toppingnya pun melimpah ruah dengan lelehan keju yang meleleh dimulut. Meski ada beberapa bagian topping yang agak kering, tapi tertutup dengan sensasi mozzarella yang cheezy nya minta ampun.

Engga ketinggalan saya pesen pastry manis favorit saya kalo lagi ngorder Big Box apalagi kalo bukan Choco Puff Pastry (Rp.34.000,-) berisi 5 buah pastry dengan isian potongan mirip Kitkat yang dipanggang bertabur keju dan meses. Teksturnya empuk dan renyah dengan rasa manis cokelat yang bikin lumer dimulut. Sebagai pelepas dahaga, karena lagi buka puasa, jadi pesennya yang anget-anget yaitu Dilmah Peach Tea (Rp.23.000,-) tersaji didalam poci kecil dengan irisan jeruk nipis, gula dan krimer terpisah. Rasanya menghangatkan dan beraroma menyegarkan...

Siapa nih yang kangen sama sitkom Bajaj Bajuri? Kalau saya sih termasuk yang kangen banget, apalagi sama skenario-skenarionya yang relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Ditambah peran Mat Solar sebagai Bajuri yang ceplas ceplos, Nani Wijaya sebagai Emak yang super nyebelin dan Rieke Diah Pitaloka sebagai Oneng yang super lugu. Hebatnya, keseharian mereka justru berbanding terbalik dengan peran yang dimainkan. Rieke Diah Pitaloka misalnya, meski memerankan tokoh yang polos dan sulit berpikir, justru ia merupakan lulusan UI yang notabenenya salah satu universitas terbaik di Indonesia.

Selain aktif sebagai politisi, aktris dan penulis, si Oneng juga memiliki beberapa jenis usaha lain yang salah satunya di bidang kuliner. Sebut saja Rumah Depok yang merupakan sebuah restoran yang menghuni bekas kediaman pribadinya sendiri di bilangan Beji, Depok, tak jauh dari kampus tempatnya berkuliah dulu. Meski agak sedikit tersembunyi, tapi restoran milik wanita kelahiran Garut 47 tahun silam ini wajib banget buat dikunjungi karena suasananya yang super asri dan jarang kita temui di perkotaan.

Sebuah bangunan rumah berbentuk joglo dengan pintu gebyok berisi meja kursi bermaterial kayu jati, menjadi spot yang membuat saya terpesona. Bangunan-bangunan lain pun berdiri kokoh dengan sebuah kolam ikan yang menjadi pemisah. Segala perabot disini tampak antik, jadi menambah kesan tradisional. Halaman yang cukup luas dengan beberapa gazebo pun menjadi sudut yang tidak boleh dilewatkan untuk berfoto. Tak hanya suasana nyaman yang mereka jual, pelayanannya pun sangat ramah dan ini yang bikin saya bertambah betah.

Khusus di bulan Ramadhan ini, mereka menyediakan teh tawar hangat dengan beberapa jajanan pasar gratis sebagai tajil bagi pengunjung. Bukan kaleng-kaleng, menu tajil mereka sungguh niat dan enak. Sore ini saya dan teman-teman kebagian lontong, kue pisang, dadar gulung, gemblong dan tape goreng yang porsinya cukup buat kami menyantapnya lebih dari satu. Baru kali ini saya nemu restoran yang menyediakan tajil gratis seniat ini.

Pesanan saya Nasi Ayam Sambal Matah. Nasinya aja udah pulen, ditambah potongan ayam fillet goreng tepung crispy yang gurih serta sambal matah yang pedes, seger juga sedikit manis, membuat sajian ini sukses bikin saya ketagihan. Menu ini saya rekomendasikan buat dipesan. Saya juga nyicipin Nasi Ayam Bumbu Kuning yang berisi ayam goreng, tempe goreng serta sambal matah. Bumbu kuning ayamnya meresap sampai kedalam, jadi terasa asin gurih dilidah.

Selain itu juga ada menu yang engga kalah aduhai, seperti Nasi Goreng Sambal Matah dan Mie Godog. Kedua jenis masakan yang biasa ditemukan dijual oleh abang-abang gerobakan ini rasanya bersahaja banget, engga neko-neko tapi justru disitu letak kenikmatannya. Nasi Goreng nya gurih, isiannya melimpah dan cocok pas disantap bareng sambel matah yang seger. Mie Godog nya juga pecah banget dimulut. Sensasi kuah nyemek yang cenderung manis, langsung mengingatkan saya akan sajian mie godog khas pinggir jalan yang nikmatnya tak tergantikan.

Seporsi Pisang Panggang bertabur parutan keju dan susu kental manis pun menjadi hidangan penutup yang meleleh dimulut. Pisangnya udah matang sebelum dipetik, jadi menghasilkan rasa manis alami yang berkaramel. Teksturnya empuk dan lembut. Untuk penyuka kopi turunan, menu Es Kopi Susu bisa dipilih sebagai pelepas dahaga. Kandungan kopinya lembut, seger, dengan rasa manis serta gurih yang selaras dengan selera saya. Minuman lain juga tersedia, seperti Teh Susu yang seger dan Wedang Uwuh yang hangat, berempah, manis dan menyehatkan dengan warna merahnya yang mencolok...

Double U Steak yang berlokasi di Jalan Juanda ini hadir dengan tema industrial. Tampak dari depan restoran terlihat unik dengan dinding semen eskpos serta bata merah bermotif. Ruang pembakaran dengan cerobong asap yang mengebul diletakan di depan, selain sebagai daya tarik juga supaya asap yang dihasilkan dari proses pematangan daging dapat langsung keluar tidak terperangkap masuk ke dalam. Ruangan terdiri dari 2 lantai dengan fasilitas serta pelayanan yang baik.

Sirloin Meltique (Rp.135.000,-) sekerat daging berbentuk nyaris seperti oval yang saya pesan dengan tingkat kematangan medium well, side dish french fries dan mix veggies yang disajikan bersama creamy mushroom sauce. Guratan bekas pembakaran membuatnya tampak cantik sekaligus seksi, apalagi ada hiasan rosemary serta tomat ceri diatasnya. Tekstur daging seempuk, selembut dan se-juicy itu. Saat masuk kedalam mulut langsung meleleh hanya dengan beberapa kali gigitan saja. Sausnya pun begitu creamy, gurih, asinnya pas dan engga bikin enek. Mix veggies nya pun fresh, bukan dari sayur kalengan. French fries berasa bumbu, renyah diluar dan empuk didalam.

US Brisket (Rp.130.000,-) sedikit terkejut dengan porsi yang mereka sajikan, karena terbilang banyak dan terdiri dari dua potongan daging yang memanjang. Meski tak dapat memilih tingkat kematangan, yaitu welldone, tapi ternyata teksturnya masih empuk banget dan engga alot. Rasa dagingnya enak, berserat baik, apalagi saat dinikmati bersama saus blackpepper yang sensasi hangatnya pas engga berlebihan. Creamy spinach nya pun enak, milky dan bikin steak ini terasa gurih. Potato wedges nya kaya bumbu, renyah dan pulen.

Choco Melts (Rp.25.000,-) sajian manis berupa sepotong brownies yang disajikan bersama satu scoop vanilla ice cream, siraman saus cokelat dan diberi garnish strawberry, permen cokelat dan pocky green tea. Teksturnya empuk, tapi saya engga mendapatkan sensasi kue brownies yang meleleh dibagian tengahnya ataupun fudgy, jadi agak sedikit kering. Soal rasa sih masih oke, karena menimbulkan sensasi manis yang seimbang, hanya kalau dibanding dengan steak-steaknya yang super worth it, Choco Melts ini bisa dibuat lebih ciamik lagi...

Setelah beberapa kali sempet zonk, pertama dateng pas maghrib udah close order, kedua dateng kepagian eh kokinya belum dateng, akhirnya di kunjungan yang ketiga saya bisa juga nih merasakan aneka hidangan di Tong Tji Tea House yang berada di lantai 1 D’Mall. Secara desain interior bergaya feminim dengan menuangkan warna pastel yang lembut. Suasana terasa nyaman karena seating area dibuat berjarak, terutama beberapa set kursi sofa dibagian belakang. Pelayanannya pun ramah dan cepat.

Sebagai menu pembuka saya memesan Tahu Telor Khas Kudus (Rp.25.455,-) jadi tahu yang dipotong-potong kecil kemudian digoreng bersama kocokan telur. Disajikan bersama kacang goreng, kol, bawang goreng, toge dan kerupuk bawang sebagai topping, serta semangkuk kuah manis berbahan dasar kecap dan kacang. Rasanya gurih banget, sensasi manis kecap yang ketemu pulennya kacang tumbuk, terasa begitu menggugah selera. Masakan tradisional yang cocok banget sama lidah saya ini mah.

Seporsi salad khas Betawi pun saya pesan, apalagi kalau bukan Gado-Gado (Rp.25.455,-) porsinya cukup banyak, jadi bisa banget dinikmati berdua. Aneka sayuran rebus terasa begitu segar, terbalut oleh bumbu kacang yang kental, gurih dan sedikit manis. Tak hanya sayuran, isiannya pun ada potongan tempe dan tahu goreng. Sebutir telur rebus yang dibagi dua, menambah cita rasa gurih serta memperkaya protein. Gado-gado level fancy yang enak dan engga pake mahal.

Setelah puas dengan dua menu berbahan kacang, saya pun bergeser ke sajian mie khas tanah Jawa yaitu Mie Nyemek Jawa (Rp.32.727,-) sesuai dengan namanya, sensasi kuah yang engga banyak sukses membuat mie ini terasa basah. Rasanya gurih dengan level pedes yang dapat dipilih sesuai selera. Potongan ayam, kocokan telur, bakso dan sayuran menjadi isian yang memberikan rasa gurih dilidah. Kerupuk bawang warna warni menambah tekstur kriuk pada menu hangat ini.

Perjalanan kuliner saya di Tong Tji ditutup dengan hidangan pencuci mulut berupa Roti Bakar Sarang Semut (Rp.20.000,-) jadi roti ini tuh diberi topping oreo crumbs, parutan keju cheddar dan taburan gula aren bubuk yang disiram susu kental manis. Rasanya? Udah pasti sangat menyenangkan, ada manis, krenyes dari gula, cheezy dari keju dan gres gres dari hancuran biskuit oreo. Kombinasi yang sempurna.

Teh Tarik (Rp.18.182,-) dan Teh Jahe Susu Hangat (Rp.18.182,-) menjadi minuman yang saya icip kali ini. Teh Tarik nya sendiri tidak begitu kental, tidak begitu pekat dan sensasi milky-nya pun kurang nendang. Kalau si Teh Jahe Susu Hangat tuh mirip banget sama sekoteng, jadi terasa hangat, manis dan milky. Mungkin rasa minumannya perlu diperbaiki lagi biar makin mantul, karena menu makanannya udah oke-oke banget menurut saya.

Berbuka puasa di Bakmi Sedjuk & Kopi by Tulodong di gerai terbarunya di Cikeas terasa sangat menyenangkan. Posisinya agak bersembunyi di pinggir jalan perbatasan antara Tapos, Depok dengan Cikeas. Restoran ini cukup spacious dan terbagi ke dalam 5 bangunan utama berbentuk rumah yang 3 diantaranya berpendingin udara. Desain eksterior maupun interior tampil estetik, artistik dan bikin siapa saja jatuh hati. Termasuk saya yang mengabadikan beberapa foto diri dengan latar ruangan yang indah.

Sebuah kolam renang di bagian tengah, menjadi spot terbaik disini. Sekelilingnya terdapat seating table, sehingga pengunjung dapat menikmati hidangan di pinggir kolam yang beratapkan langsung dengan langit. Waktu terbaik berkunjung kesini sore menuju malam, dimana suasana yang sejuk akan membuat ambience jadi lebih romantis. Pelayanan disini pun sangat ramah, meskipun masih ada sedikit beberapa kesalahan yang masih bisa ditolerir. Kalau ingin mampir saat buka puasa sebaiknya booking dulu karena pengunjung cukup ramai.

Bakmi Goreng Kampung khas Sedjuk (Rp.41.000,-) sepiring mie goreng yang teksturnya agak nyemek ini diberi isian yang lengkap. Rasanya gurih, asin dan sedikit manis. Porsinya cukup banyak jadi cocok banget sebagai sajian berbuka puasa. Bakmi NgeGass! ala Surya Insomnia (Rp.47.000,-) menu ini merupakan sajian dari temen-temen Podkesmas yang berupa bakmi oseng sengkel jamur dengan sambal mercon. Rasanya gurih, oseng sengkelnya pedes karena lumuran sambal merconnya.

Kue Lapis Hijau Kopyor (Rp.30.000,-) kue lapis hijau atau pepe dengan tambahan es krim kelapa. Teksturnya kenyal, lembut dengan rasa pandan serta santan yang kuat. Meski agak sedikit amis, tapi rasanya cukup menyenangkan. Pisang Goreng Aren (Rp.25.000,-) pisang goreng yang dipotong-potong kecil, lalu diberi taburan brown sugar dan disajikan dengan krimer kental manis. Ini mah kesuakaan saya banget, secara pisangnya manis dan gampang bikin klepek klepek.

Es Kopyor Podkesmas (Rp.29.000,-) minuman berwarna merah muda ini merupakan es kopyor kekinian dengan jelly coco yang masuk ke dalam barisan menu temen-temen Podkesmas. Rasa kopyornya sangat otentik dengan manis santan yang lembut. Es Kopi Sedjuk (Rp.25.000,-) minuman ini merupakan es kopsus gula aren versi Sedjuk. Komposisi kopinya dominan bitter, baru diikuti sensasi asam yang nyegerin. Tapi untuk rasa, masih belum masuk kedalam kategori kopsus favorit saya...

Coffeeshop mungil bernama EWS Coffee & Boba ini berada di Jalan Keadilan Raya, Depok Timur. Meski kecil, tapi desain interior modern minimalis, membuatnya tampak estetik, menarik sekaligus memikat hati untuk datang berkunjung. Konsep mereka sebenarnya lebih ke grab and go, tapi beberapa meja kursi simple di ruang semi outdoor serta bangku semi amfiteater di ruang indoor, cukup nyaman sebagai area tunggu atau sekedar duduk-duduk sebentar. Beberapa fasilitas stop kontak pun tersedia buat kamu yang ingin menambah daya ponsel ataupun laptop.

Perjalanan nongkrong saya di EWS dimulai dengan segelas Kopi PHK (Rp.18.000,-) espresso dengan fresh milk dan brown sugar. Es kopsus gula aren versi EWS ini mengedepankan karakter kopi sebagai pemeran utama (bukan judul lagunya Raisa lho ya!) baru setelahnya muncul tekstur lembut serta manis dari susu serta gula aren. Meski Kopi PHK yang notabene-nya single shot ini udah cukup strong, tapi mereka masih memiliki minuman lain yang jauh lebih strong karena dibuat double shot.

Selain kopi, EWS juga menawarkan beberapa jenis minuman dengan boba. Nah saya tertarik sama si hijau bernama Klepon (Rp.22.000,-) boba dengan fresh milk, brown sugar, kelapa, pandan dan krim keju. Surprisingly (duileh, pake dicampur bahasa Inggris segala, biar dikata anak Jaksel apa ya?!) rasanya tuh loveable alias mudah dicintai dan diminati. Nuansa santan dan pandan ala kue kleponnya begitu lembut dengan takaran manis yang engga berlebihan. Definisi makan kue klepon dalam bentuk cair. Tekstur boba nya pun lembut dan engga bandel pas digigit..

Diluar kopi dan boba, EWS juga punya jenis minuman lain berbahan dasar sirup berpadu minuman probiotik, seperti salah satunya ya Grape Yakult (Rp.15.000,-) yakult dengan sirup anggur, susu dan jeli. Wah ini unik banget dan jarang ditemuin di tempat lain. Rasa anggurnya tuh asyik banget, manis nyegerin dengan sensasi sedikit asam. Tambahan potongan jeli lembut serta kenyal, jadi penambah tekstur tiap kali saya menyedotnya.

Engga lengkap rasanya kalo nongkrong tapi engga ditemenin sama cemilan, beruntung EWS punya menu Donut (@Rp.7.000,-) dengan varian topping. Ada icing sugar, chocolate, butterscotch, tiramisu dan caramel. Kalau saya paling jatuh cinta sama si butterscotch, rasanya tuh paling mantul diantara donat lain yang sebenernya engga kalah enak-enak. Tekstur adonan donatnya empuk, tapi berisi alias engga kempes pas digigit dengan kejutan crispy dibagian luar. Sama donat yang ada di mall-mall mah ini sih engga kalah, seriusan...

L1mo Pizza ini menu paling baru di Pizza Hut. Bentuknya memanjang sampe satu meter, makanya disebut limo karena panjang mirip mobil limousine. Sebenernya sih adonannya terbagi 3, jadi engga utuh 1 meter. Makanya toppingnya pun ada tiga pilihan yang dapat disesuaikan sesuai selera pelanggan. Beda dengan pizza bulet, limo pizza ini engga bisa dipesen pake tambahan pinggiran, jadi cuma pinggiran biasa.

Nah kali ini saya mesen topping super supreme, cheesy galore dan chicken lovers. Eiya, untuk satu jenis topping potongan pizza terdiri dari 12 potong dengan ukuran sedang. Jadi cocok buat dinikmati pas ngumpul bareng keluarga besar, bareng temen nongkrong, ataupun buat nraktir temen kantor. Urusan topping sih udah ga usah ditanya, pizza bertahan lama karena kualitas rasanya yang terjaga dari dulu. Eiya, mereka juga menyertakan 3 pilihan saus, ada saus mayo, saus cabai dan saus barbekyu...