yudistira ishak abrar

Big Fish Streat ternyata versi jumbonya dari Fish Streat. Outletnya berada di lantai 3 Trans Studio Mall Cibubur, dekat dengan XXI. Area gerai dibiarkan terbuka tanpa sekat dengan langit-langit yang tinggi, sehingga mengesankan suasana luas. Dinding pada ruang dipoles warna putih dan kuning dengan aneka gambar bertema laut. Meja kursi kayu pun menguatkan nuansa coastal yang ingin mereka angkat. Dari segi pelayanan mereka cukup baik, cepat dan rapi.

Fish Blanket Cheese & Chips (Rp.61.818,-) kalau menu fish & chips biasa tepung yang menyelimuti ikan tampak polos, nah yang ini diberi tambahan keju cheddar parut dan keju jenis lain yang menggugah selera. Tekstur kulit luar yang sangat renyah, jadi terasa semakin gurih dan cheezy karena berselimut keju. Ikannya sendiri lembut, sangat cocok dengan kulit luarnya yang crispy. Cocolan mayo dan saus sambal menambah kesan gurih serta sedikit pedas dilidah. Kentang gorengnya pun berbumbu, jadinya ga plain. Untuk menu fish & chips yang banyak dan enak dengan harga sekian sih worth it, karena termasuk murah.

Beef Mac ‘3’ Cheese (Rp.59.091,-) menu pasta yang engga menggunakan macaroni melainkan jenis pasta lain yang lebih besar. Lembaran-lembaran daging sapi lembut menjadi topping yang rebahan diatas kolam keju serta krim yang terlihat menggiurkan. Dagingnya begitu lembut, rasanya sedikit manis. Tekstur pastanya cakep banget, senada dengan sensasi creamy dari kuah kental dan sensasi cheezy gurih dari beberapa macam keju yang mereka gunakan. In sih gurihnya kebangetan, pecinta keju wajib pesen.

Blackcurrant Tea (Rp.13.636,-) sehabis makan yang gurih-gurih penuh keju dilidah, minum blackcurrant tea ini udah paling pas banget deh. Rasanya tuh nyegerin banget, ada manis, asem sama pekat-pekatnya. Udah lama engga minum-minuman teh aneka rasa kaya gini, jadi ditenggorokan tuh berasa enteng banget. Perfect. Overall, makan di Big Fish Streat ini sih bikin saya puas, dari segi harga, porsi dan rasanya oke banget...

Pertama kali menginjakan kaki di Sea’tap Coffee & Space, mata saya langsung dimanjakan dengan penataan ruang yang sangat estetik. Tak hanya satu, dua atau tiga, tapi setiap sudut tampak seperti galeri seni yang siap menjadi background untuk berfoto. Penempatan beragam ornamen aneka bentuk mulai dari gerabah, lampu hias, pot tanaman, karpet hingga ke meja kursi, menjadi satu kesatuan yang memanjakan indera penglihatan saya. Tak hanya indoor, ruang outdoor dan semi outdoor nya pun engga kalah artistik. Semuanya dibuat seapik mungkin, sehingga terlihat sempurna.

Ternyata disini bukan hanya diisi oleh Seatap saja, tapi juga ada 3 jenis usaha kuliner lain, barbershop dan butik. Dibilang mirip foodcourt, Seatap Coffee & Space ini tampaknya terlalu cantik. Tujuan saya untuk ngopi disini pun dilanjutkan setelah sempat sibuk mengambil beberapa sudut ruang kosong yang kebetulan baru ada saya sebagai pengunjung. Seperti di coffeeshop lain, saya memesan di kasir yang sekaligus sebagai barista area. Setelah pesanan di-input, saya melakukan pembayaran dan diberikan alat seukuran korek api yang akan berbunyi setelah pesanan jadi dan siap untuk diambil sendiri.

Pilihan saya jatuh kepada Seatap Aren (Rp.23.000,-) yaitu sejenis es kopi susu masa kini yang diberi tambahan gula palem sebagai penambah rasa manis. Dari sedotan pertama saya langsung terbuai dengan perpaduan rasa yang paripurna. Komposisi kopi, susu serta gula arennya tercampur dengan sangat baik, sehingga menyuguhkan sensasi rasa baru yang creamy, manis, milky dan bernuansa acidity. Tipe es kopsus yang kaya gini nih yang paling saya suka.

Puas dengan es kopi susu, saya pun mencoba jenis kopi lain yang tersaji hangat, yaitu Seatap Latte (Rp.25.000,-) meski hiasan latte art nya tidak serapi dan secantik tempatnya, tapi minimal mereka sudah berniat untuk menyuguhkan minuman yang artistik. Dari segi rasa, karena ini adalah latte, milky-nya pas banget. Tekstur lembut menyapa lidah saya bersama karakter kopi yang lebih dominan acidity. Overall, saya suka banget sama Seatap, kalo deket rumah mah bakalan balik terus deh...

Baru tahu kalo sekarang Kopi Kenangan ngeluarin menu lain diluar minuman. Yup, mereka meluncurkan menu roti yang dinamai Cerita Roti. Untuk jenis rasanya sendiri sih ada 4 varian berbeda, ada yang manis dan ada pula yang asin gurih. Soal harga juga mereka engga memasang angka yang tinggi, mulai dari Rp.9.000,- sampai dengan Rp.14.000,- saja. Jenis rotinya tuh kaya roti sobek yang tiap kemasannya terdapat 3 bagian roti yang didempetkan.

Roti Daging Asap Keju (Rp.14.000,-) tekstur rotinya tuh lembut banget. Isian smoked beef sama kejunya pun berasa bukan sekedar ala-ala. Asin, gurih, smokey dan cheezy nya lumayan memukau. Taburan parutan keju dan parsley pada topping, menjadi garnish yang cantik. Roti Coklat Klasik (Rp.9.000,-) roti dengan taburan serta isian coklat yang lumayan banyak ini agak sedikit kasar dari segi tekstur. Rasa coklatnya sendiri oke, manis dan karakter choco-nya lumayan.

Es Kopi Kenangan Mantan (Rp.24.000,-) udah paling pas deh makan roti minumnya pake kopi, apalgi Es Kopi Kenangan Mantan. Perpaduan kopi, susu sama gula arennya masih jadi salah satu favorit saya sih kalo soal es kopsus mah. Kentel, creamy, lembut, manis dan kopinya juga masih berasa. Eiya, untuk ukuran large ini ternyata porsinya oke banget kalo lagi haus, soalnya jadi lebih banyak...

Ini kenapa baru tahu sih kalo Sushi Tei ngeluarin menu Mentai Rice. Karena penasaran, jadi langsung pesen deh. Selama nunggu Seafood Mentai Rice (Rp.41.000,-) saya pun nyomot beberapa sushi piringan yang wara wiri di conveyor sushi belt. Kalo urusan sushi mah, Sushi Tei emang masih jadi yang terbaik sih. Salmon Nigiri Sushi (Rp.24.000,-) terasa lembut, segar dan engga amis sama sekali meskipun ikannya masih mentah. Daging ikan salmonnya langsung meleleh dimulut engga lama setelah dikunyah.

Salmon Crispy Aburi (Rp.47.000,-) 4 potong sushi roll dengan topping irisan daging salmon yang dipanggang, lalu diberi isian carbstick dan omelette serta taburan crispy crumbs. Rasanya gurih dan ada sedikit sentuhan pedas yang berasal dari mayonnaise. Kani Mentai Mayo Roll (Rp.36.000,-) jenis sushi roll lain yang berisi 6 potong. Berisi crabsticks goreng dengan topping crispy mayo mentai. Rasanya gurih, creamy sekaligus ada nuansa crispynya.

Crispy Cheese Roll (Rp.26.000,-) sushi roll dengan siraman saus tempura crispy dengan isian crabsticks, timun dan keju. Rasanya cenderung manis karena saus tempura cukup dominan. Sentuhan cheezy sendiri engga begitu kentara, tapi tetep berasa gurih dilidah. Tamagoyaki (Rp.17.000,-) telur dadar gulung khas Jepang ini diberi logo diatasnya dengan besi panas jadi tampak artistik. Ukurannya tipis, tapi lumayan sebagai menu tambahan. Rasanya cenderung manis dengan tekstur yang begitu lembut, saya hampir engga kenal kalo ini merupakan telur karena rasanya agak beda.

Tiba saatnya nyicipin Seafood Mentai Rice yang berisi udang goreng, scallop, squid dan crabstick yang dilumuri saus cod roe mayonnaise. Tersaji didalam wadah kotak beralas alumunium foil, menu ini tampak seksi dengan saus mayo yang melimpah. Rasio nasi dengan siraman sausnya 1 banding 1, jadi beneran se-creamy itu pas masuk mulut. Rasanya gurih, aneka isian seafoodnya pun terasa enak, cocok dengan nasi ketan dan mentai sausnya...

Menjadi tetangga dari Trans Studio Mall Cibubur, Talanoa Kopi tampil dengan suasana yang sunyi, seolah meredam segala hiruk pikuk dari kawasan Alternatif Cibubur yang tak pernah lengang. Aksesnya bisa dilalui mobil apalagi motor, hanya memang jalannya cukup sepi sehingga membuat saya sempat bertanya-tanya apa benar ada kafe didalam sana. Tapi setelah nurut dengan arahan peta online, saya pun akhirnya sampai di salah satu ujung jalan dimana Talanoa berada.

Bangunan modern minimalis berlantai dua langsung menyapa saya dengan gaya yang serba simple. Unsur-unsur kayu, batu dan semen begitu kontras dengan panorama rerumputan serta pepohonan yang disandingkan dengan beberapa kolam. Area indoor terdiri 2 lantai yang diisi barista area merangkap kasir, rest room dan dua set kursi sofa, satu di lantai bawah dan satu lagi di lantai atas. Salah satu kafe paling unik yang pernah saya kunjungi selama ini.

Pesanan saya kali ini Eskobar (Rp.22.000,-) Hot Coklat Talanoa (Rp.26.000,-) serta 2 keping Cookies (@Rp.8.000,-) dengan varian rasa Red Velvet dan Choco. Eskobar, dari pertama kali nyeruput, saya langsung suka sama karakter rasa yang mereka suguhkan. Perpaduan kopi, susu dan gulanya seimbang, jadi seperti saling mendukung sehingga menciptakan rasa baru yang menyatu padu, enak serta creamy.

Puas dengan Eskobar, sayapun dibuat kagum lagi oleh minuman kedua, Hot Coklat Talanoa. Tekstur coklat barjenis dark, ketemu sama susu serta pemanis, membuatnya terasa begitu menyenangkan. Dua jenis kukis yang saya pesan pun cukup memuaskan. Teksturnya empuk, rasa red velvet maupun choco nya pas banget dilidah. Secara keseluruhan Talanoa ini mampu menyajikan menu yang sesuai dengan selera saya...

Sepertinya konsep rumah yang disulap jadi coffeeshop lagi hits nih belakangan ini. Engga di Jakarta ataupun beberapa kota penyangga, banyak bermunculan kafe-kafe artistik yang sejatinya sebuah rumah. Salah satu yang paling anyar dengan penerapan konsep ini adalah Rumah 1/3 Sibuk yang berlokasi di Depok. Posisinya agak didalam area Perumnas Depok 2 Tengah, tepat di Jalan Calung Raya. Meski sedikit ngumpet, tapi Rumah 1/3 Sibuk ini mudah kok untuk dicari.

Nama Rumah 1/3 Sibuk sendiri diambil dari sebuah filosofi yang mereka pegang teguh. Dimana dalam kehidupan ini harus diisi dengan 3 hal prioritas yaitu 1/3 untuk ibadah, 1/3 untuk keluarga dan 1/3 lagi untuk kesibukan. Itulah alasan mengapa mereka menamai kafe ini dengan nama Rumah 1/3 Sibuk. Bentuk asli rumah masih sangat dipertahankan. Ada pekarangan depan yang disulap menjadi ruang outdoor yang terlihat sangat masa kini. Untuk ruang indoor diisi seating area dengan meja kursi beragam, barista area, kasir, dapur, musholla dan toilet.

Mereka menyarankan saya untuk memesan Paket Warga (Rp.48.000,-) yaitu menu yang terdiri dari Spaghetti Rendang (Rp.35.000,-) dan Kopi Warga (Rp.20.000,-). Pastanya sendiri tersaji cantik didalam sebuah piring yang diberi alas daun pisang. Tekstur pastanya lembut, kenyal, dan matang dengan baik, meskipun putus-putus. Bagian yang lebih mantepnya lagi terletak pada bumbu rendang yang otentik banget, gurih, ada pedes-pedesnya, santannya berasa dilidah, enak kaya di rumah makan Padang. Dagingnya pun empuk, jadi pas digigit tuh langsung pasrah gitu aja.

Kopi Warga sendiri merupakan salah satu minuman signature di Rumah Sepertiga Sibuk ini. Alih-alih menggunakan gula aren, mereka justru menambahkan madu dan racikan tambahan lainnya, jadi beda dari es kopi susu di tempat lain. Karakter kopi yang hadir bersama susu, diselimuti manis khas madu disetiap seruputannya. Segi tekstur cukup creamy dan lembut, tapi kalau berbicara soal selera, saya masih mencari faktor X yang bisa bikin jatuh cinta.

Selain makanan berat, cemilan pun mereka sedia. Salah satunya Chicken Wings (Rp.25.000,-) berisi beberapa potong sayap ayam berlumur saus mirip barbekyu dengan warna mengkilap kecokelatan yang seksi. Ga berekspektasi apa-apa sebelumnya, saya justru dikejutkan dengan sensasi rasanya yang enak banget dilidah. Ada pedes-pedesnya, ada manis-manisnya, creamy dan gurih banget pas dikunyah bersama daging ayamnya. Semoga rasa enaknya bisa konsisten nih.

Tak hanya minuman berbasis kopi, mereka juga menyediakan minuman non kopi seperti Green Tea Latte (Rp.23.000,-) disajikan dalam cangkir abu-abu berhias latte art cantik, minuman ini tampak memikat saat saya sedang mengambil gambarnya. Benar saja, saat diseruput rasanya sungguh menenangkan. Milky, sedikit manis, sedikit pekat dan teksturnya sangat creamy. Semuanya seimbang, jadi mudah untuk dicintai...