Fannie Huang||IG:@fiehuang

Sebelumnya beberapa kali mencoba resto yang satu ini. Karena postingan di sosmed, saya akhirnya tertarik buat mencoba.

Untuk seating areanya, ada di area luar dan di dalam (ber-AC). Saya memilih di area dalam. Kalau duduk.di.area dalam, ditanyai mau berapa orang? Kalau sendiri, diarahkan di meja kecil. Kalau berdua, bisa di meja yang lebih besar.

Pembayaran di sini cashless. Pembayaran bisa pakai debit, credit card maupun QR Codem

Menu yang saya coba :

1. Syouyu Tonkotsu Ramen (IDR 60k)

Buat ramennya bisa memilih mie besar atau mie kecil. Toppingnya ada opsi pork dan chicken. Saya pilih mie kecil dengan topping pork.

Untuk tekstur mienya cenderung firm menurut saya dan rasa kuahnya manis gurih serta creamy untuk ukuran shoyu ramen. Rasanya oke juga, namun mungkin kalau lebih asin gurih akan lebih enak lagi.

Telurnya melted dan sama sekali tidak berbau amis. Saya beneran suka banget sama.porknya. Porknya beneran wangi dan sama sekali nggak berbau. Rasa dan aromanya agak smokey. Selain itu potongan babinya cukup banyak.

2. Yakitori

Untuk pembelian yakitori minimal 2 pcs dan boleh mix. Selain itu bisa memilih asin atau manis. Saya sendiri memilih mencoba momo & enoki belly yang asin.

a. Momo (IDR 16k)

Rasanya beneran enak banget. Ramennya enak, namun rasa momo yakitorinya beneran memuaskan banget. Ini buakn kali pertama saya makan yakitori, namun jarang menemukan yang seenak ini.

Ayamnya empuk, namun nggak kering. Selain itu rasa asinnya menyerap dan dipanggang hingga permukaannya renyah dan beraroma smokey.

Rasa bumbunya juga pas. Asinnya nggak berlebihan.

b. Enoki Belly (IDR 16k)

Jujur, menurut saya yang momo lebih enak walau yang ini oke juga.

Yakitori dipanggang hingga renyah dan enokinya padat sehingga memberikann sensasi renyah. Aroma porknya cukup tajam dan kebetulannsaya kurang suka dengan porl yang aromanya tajam . Namun setelah dimakan pakai chili oil, aroma tersamarkan dan jadi lebih enak.

3. Ocha (IDR 12k)

Jujur, rasa ochanya kurang terasa. Rasanya sungguhan hambar. Namun ochanya bisa refill sehingga menurut saya masih acceptable.

Sejujurnya, saya sedang tertarik makan burger akhir-akhir ini. Jadi saya tertarik mencoba burger yang satu ini karena belum pwrnah mencoba. Sebelumnya saya sudah mencoba beberapa brand burger yang harganya setara.

Saya mencoba :

1. Og Bronx Burger + Traffic Fries + Minum

Untuk minunannya tersedia opsi soft drink yang bisa diganti teh pucuk. Karena kurang suka soft drink, saya ganti teh pucuk.

Aroma burgernya sangat wangi bahkan sebelum saya membuka kotaknya. Hal ini membuat saya berekspektasi semakin tinggi dengan rasanya.

Ketika dibuka, aroma yang harum menyeruak dan membuat saya semakin tidak sambar untuk memakan burgernya.

Sayangnya, gigitan pertama agak mengecewakan. Bunya memang empuk dan lembut, serta wangi. Rotinya bukan menggunakan bun murah yang umumnya cenderung keraa dan tasteless. Bun nya terdapat sedikit rasa manis.

Sebenarnya rasa daging sapinya juga cukup enak. Daging sapinya wangi dan gurih dengan bumbu meresap.

Kekurangan yang membuat rasanya jadi tidak memuaskan adalah sausnya sendiri. Pada gigitan pertama,, mayonaisse begitu banyak dan rasanya asam hinga meninggalkan after taste dan menyamarkan rasa dari bun dan burgernya yang sudah memuaskan itu.

Pada gigitan kedua, saya tidak tahan lagi. Saya xoba campurkan saus sambal dan tomat, namun tetap terasa asam. Akhirnya terpaksa saya singikirkan mayonaissenya yang super banyak.

Saya mengerti kalau ini menu termurah, saus aneh-aneh yang lebih enak mungkin akan menambah cost. Tentu saya nggak bisa membandingkan dengan rasa saus di kedai burger yang lebih mahal.

Namun saya sudah mencoba lebih dari 3 burger yang harganya setara. Menurut saya tidak perlu menggunakan mayonaisse dengan kuantitas berlebih begini. Kalau boleh saran, jika ingin memakai mayonaisse, mungkin bisa dikurangi kuantitasnya, atau coba meriset saus lain yang harganya tetap bisa 'masuk' namun rasanya klop dengan bun dan dagingnya.

Untuk kentang gorengnya sendiri tidak dibumbui. Namun teksturnya renyah dan tidak mengendap minyak.
.
.
P.s : Saya kasih rating 2 untuk rasa karena mayonaissenya sangat merusak rasa secara keseluruhan.

Dua Masa Coffee terletak di kawasan ruko apartemen Permata Eksekutif. Untuk menunya tersedia coffee maupun non coffee. Sedangkan cemilannya tersedia butter croissant & kue tape.

Menu yang dicoba :

1. Dessert - Kue Tape (IDR 18k)

Kue tapenya disajikan dalam kondisi hangat dengan bagian pinggiran yang sedikit renyah dan gurih. Kuenya moist dan rasanya pas menurutku.

Tapenya terasa, namun nggak terlalu dominan sehingga nggak sampai terasa asam. Potongan kuenya pun cukup besar dan worth it dibanding harga.

2. Spesial Pastry - Butter Croissant (IDR 27k)

Ukuran croissantnya besar dan bagian luatnya renyah, namin dalamnya moist. Rasa butternya kurang terasa, di permukaannya terasa gurih dan ada sedikiy aroma butter.

Namun di bagian dalannya tidak terasa butternya.

3. Ice Chcoo Mint (IDR 30k)

Sepertinya keputusanku memesan menu non coffee di kedai kopi beneran decision yang salah. Aku suka mint dan ketika memesan menu ini, aku berharap meminum minuman coklat dengan rasa mint.

Namun rasa mintnya hampir tidak terasa. Rasa coklatnya sangat mendominasi dan sepertinya menggunakan additional sugar yang cukup banyak.

Rasanya sangat manis hingga meninggalkan after taste yang kurang enak karena oversweet. In the end, aku bahkan sampai nggak kuat menghabiskan, meski biasanya aku tipe yang kurang suka menyisakan makanan & minuman.

Sebaiknya rasa manisnya dikurangi. Selain itu rasa mintnya perlu dibuat lebih strong.
.
.
Dari segi pelayanan, pelayanan cukup oke. Proses penukaran stamp juga mudah. Namun rasa perlu diperbaiki.

Kedai kopi yang satu ini memiliki beberapa cabang selain di kawasan Meruya. Sore ini saya berkunjung ke cabang Taman Aries dan seating areanya terdiri di lantai satu dan dua.

Menurut saya tempat ini cocok untuk metime. Saya datang sekitar jam 3 sore saat weekday dan nggak ramai. Selain itu ada voucher diskon untuk pembelian minimal 100 ribu.

Saya mencoba :

1. Vegan Latte (IDR 28k)

Saya langsung tertarik mencoba menu yang satu ini meski saya bukan vegan dan saat ini nggak berencana menjadi vegan. Untuk minuman non vegan, susu yang digunakan dari brand Kin. Namun untuk vegan latte, menggunakan soy milk.

Menurut saya, rasanya pas. Ini bukan kali pertama saya mencoba kopi dengan soy milk dan terkadang ada yang rasanya over sweet.

Namun menurut saya perpaduan kopi dan susunya pas. Rasanya manis dari soy milknya, namun nggak sampai oversweet dan rasa kopinya tetap terasa.

Gelasnya pun cantik dan isinya cukuo banyak. Harganya tergolong affordable dibanding rasa dan kuantitasnya.

2. Truffle Cheese Croissant (IDR 35k)

Jujur, rasa croissantnya cukup enak. Rasa butternya masih terasa dan sediiit gurih meski nggak strong banget.

Di atasnya ada potongan cheese dan aroma truffle. Menurut saya sedikit pricey karena isiannya kosong. Jadi ada yellow cheddar di atasnya dan aroma truffle.

Kalau ada yang baca review saya, mungkin bakal mikir, apa saya kurang paham harga pasaran croissant hingga me-mention truffle cheese croissant seharga 35 ribu agak pricey.

Saya sendiri akan merasa harga segini biasa saja kalau saya belum menemukan truffle cheese croissant dengan isian saus mushroom yang creamy gurih + aroma truffle yang wangi dengan harga di bawahnya (tempatnya juga kedai kopi dan pas itu saya beli di ojol). Berhubung sudah, jadi merasa ini agak pricey dibanding toppig dan rasanya.

3. Cream Cheese Croissant (IDR 25k)

Cream cheesenya cukup tebal dan rasanya cenderung mania, namun creamy.

Tekstur croissantnya renyah dan butternya lumayan terasa. Croissantnya sendiri memberikan rasa gurih sehingga cream cheesenya nggak oversweet.

4. Almond Croissant (IDR 30k)

Rasanya sedikit manis karena taburan gula di atasnya namun potongan almondnya cukup banyak. Ukuran croissantnya besar dan rasanya cukup enak menurutku.

Postingan seorang teman di sosial media yang beneran suka bangwt sama onigiri ini & sampai repurchase membuatku tertarik mencoba onigiri yang satu ini.

Selain dine in, mereka juga available di Tokopedia maupun delivery. Aku sendiri pesan di TokPed kemarin & sampai hari ini. Kemasannya nggak terlalu repot buat dibuka dan norinya nggak terlalu kering

Aku mencoba :

1. King's Salmon (IDR 19,8k)

Onigiri berisi nasi dengan salmon dan garam. Salmonnya sendiri sudah matang dan lumayan tebal. Rasanya sedikit asin gurih dan rasanya dominan dari ikannya yang agak asin.

Rasanya not bad, namun nothing special. Cuma harganya tergolong affordable.

2. Saba Okaka (IDR.17,6k)

Onigiri berisi ikan cakalang dan ikan mackerel (saba). Rasanya lebih gurih dan lebih balance. Selain itu rasa nasinya juga lebih flavourful.

Kalau suka rasa yang balance, aku recommend ini.

3. Mentai Kikurage (IDR 19,8k)

Ini bener-bener not my cup of tea. Aku beneran nggak cocok sama rasanya, in the end aku bahkan nggak bisa habisin karena terlanjur mual. Mungkin tergantung selera.

Kikurage sendiri merupakan jamur kuping. Kukira, rasanya bakal creamy, sekaligus agak asam dan pedas dari saus mentai dengan jamur kuping yang renyah dan agak kenyal.

Rupanya rasa saus mentainya cenderung asam. Aku nggak tahu gimana rasa aslinya karena rasa dari saus manis kental yang digunakan untuk kikuragenya sangat dominan.

Aku nggak tahan makan sesuatu yang kenyal, agak lengket dan manis, namun juga asam di saat yang sama. Kalau kalian suka rasa manis, mungkin bisa coba yang ini. Namun kebetulan aku jug kurang suka manis.