Handi Suyadi

Lagi pengen makan cinnamon roll, maka akhirnya milih pesan Saint Cinnamon via ojol. 

Original Cinnamon (8.5/10)
Kuenya lembut dan empuk. Maka tidak perlu susah payah mengunyah.
Di dalam kue terdapat kayu manis bubuk yang berlimpah. Rasa manis berasal dari kayu manis. Kuenya sendiri tidak manis.

Cappucino dan Chocolate Chip (7/10)
Rasa topping krim cappucino dan chocolate chip jauh lebih kuat dibandingkan dengan bubuk kayu manis. Endingnya kue tidak terasa seperti sedang makan cinnamon roll, malah seperti makan kue rasa krim cappucino dan chocolate chip.

Sepertinya lebih baik membeli rasa original. 

Di Jakarta sempat booming Greek Donut. Salah satu merek besar adalah Lukumades. 

Terdapat perbedaan yang kentara jika memesan via ojol. Donat dikirim dalam keadaan polos karena donat dan saus dikemas pada kemasan masing-masing. Jadi saus dan crumble perlu disiram sendiri.

Half-Half (9/10)
Konsumen dapat memilih dua rasa saus. Dipilihlah saus rasa Golden Maple dan Lotus Crunch. Keduanya memiliki rasa yang manis, dengan tingkat kemanisan yang pas. Setiap saus memiliki crumble berbeda-beda tergantung dari jenis saus yang dipilih. Khusus rasa Golden Maple, crumble yang disertai terasa kurang nyambung.
Donat versi Lukumades sangat empuk dan kenyal. Meski demikian, donat tidak kopong. Harus dimakan dengan saus karena donat aslinya tawar.

Ke sini setelah melihat vlog review Kastil Dimsum di Youtube. Sebenarnya dari awal saya tidak sreg setelah melihat review yang mengatakan rasa menunya biasa-biasanya. Apa boleh buat, karena tekad orang tua sudah bulat mau tidak mau harus menerima rencana tersebut.

Meski sudah cukup lama buka, antrian masih panjang. Ada sekitar 2 jam mengantri untuk menunggu dapat meja. 

Selain menawarkan berbagai menu Chinese Food yang normal, terdapat menu Chinese Food yang menonjolkan penampilan yang menarik. Beberapa diantaranya dipesan karena tergolong menu yang populer.

Mie Garing dengan Seafood (9/10)
Menu ini menonjolkan mie melayang dengan sumpit. Mienya beneran enak. Tidak mudah alot meski sudah terkena kuah. 
Mie disajikan dengan cap cay seafood berselimut saus gurih dengan hint sedikit pedas dari lada/merica. Sayang sekali, porsi lauknya terlalu sedikit.

Jamur & Tahu Goreng Lada Garam dan Jamur Enoki Goreng Lada Garam (8.5/10)
Review kedua menu ini disatukan karena dasarnya sama-sama memiliki rasa yang sama.
Terkesan tidak sesuai dengan judul karena rasa yang dominan justru rasa garam saja. Terlepas dari itu, gorengan sebenarnya beneran enak. Renyah dan gurih.
Porsi keduanya sangat besar. Lebih cocok untuk dimakan rame-rame.

Wanton Udang Goreng (8/10)
Bentuknya unik, seperti ikan. Rasanya enak tapi tidak istimewa.

Cakwe Udang Mayonaise (7/10)
Toppingnya tampak meriah dengan saus mayonaise yang banyak. Sedikit keras, namun masih bisa ditolerir. Rasa isinya biasa saja.
Belum bisa dipahami mengapa hanya disajikan 1 buah saja.

Bakso Sapi (5/10)
Rasanya agak asin dan entah mengapa warnanya tampak seolah seperti belum matang. Padahal sebenarnya sudah matang.

Bakpao Ayam dan Abon (7/10)
Bakpao ini dibentuk menyerupai bebek mungil. Rasanya biasa saja.

Tahu dengan Jamur Shimeji (8.5/10)
Hanya saja, jamurnya terlalu sedikit.

Xiaolongbao Jumbo (8/10)
Konsepnya unik, dengan kuah disedot menggunakan sedotan. Rasa kuah dalam xiaolongbao dominan asin dan memiliki rasa jahe yang kuat. Menurut saya baik kuah dan isian terlalu asin.
Jangan langsung dimakan saat dihidangkan karena menu dihidangkan dalam keadaan sangat panas.

Pangsit Udang dan Jamur (7.5/10)
Penampilannya sangat cantik dengan adanya warna biru di ujung atas. Rasanya enak tapi tidak istimewa.

Mie Hitam Gulai Sapi (8.5/10)
Bumbu gulainya cukup tajam. Dagingnya cukup banyak.
Entah mengapa, menu disajikan dengan mantau berbentuk hati. Terasa kurang nyambung dengan jenis menu yang dipesan.

Kastil Praha (7/10)
Awalnya mau pesan sama Kastil Windsor, namun akhirnya cuma Kastil Praha karena menu Kastil Windor sudah habis.
Aslinya adalah 1 siomay dan 4 hakau, hanya saja memiliki penampilan nyentrik. Kelimanya disajikan dalam papan kayu berbentuk tangga. Tampaknya terdapat influence dari tren sushi tangga. Menang di penampilan saja. Rasanya sendiri biasa saja.

Bakpao Telur Asin (7.5/10)
Bentuknya sangat lucu, karena dibentuk menyerupai Chicken Little. Bagian luar agak kering karena ada bagian yang sebenarnya digoreng. Soal bagian isi rasanya biasa saja.

Siew Mai (8/10)
Siomay berisi ayam dan udang. Rasanya enak tapi tidak istimewa.

Siew Mai Rumput Laut (8/10)
Sama seperti Siew Mai, bedanya bagian luar dibungkus dengan rumput laut.

Ternyata tidak semua menu rasanya biasa-biasa saja. Saya menemukan ada beberapa menu yang betulan enak.

Mohon maaf tidak semua foto diupload karena keterbatasan kuota.

Saat sedang berada di Old Shanghai, orang tua saya ingin makan Chinese Food. Akhirnya memilih Mutiara. Karena datang pada saat jam makan, tempat makan sempat penuh. Perlu antri lebih dari setengah jam sebelum akhirnya dapat meja kosong.

Menunya cukup beragam didominasi dengan Chinese Food tradisional.

Samcan Goreng Madu (7/10)
Awalnya sempat dikira renyah karena ada judul goreng.
Ternyata rasanya tidak sesuai ekspetasi yang dikira. Jatuhnya malah seperti samcan tumis saus manis. Samcannya sendiri malah tidak renyah.

Ayam Goreng Pasir Emas (7.5/10)
Bingung sih mengapa diberi nama "Pasir Emas", walaupun "Pasir Emas" yang dimaksud hanyalah sekumpulan bawang goreng. Kecewa karena pada awalnya mengira "Pasir Emas" adalah kremesan atau oats goreng.
Ayamnya enak tapi agak keras.

Baby Buncis Cah Ebi (7/10)
Sayurnya fresh dan renyah.
Dari segi rasa cenderung biasa saja, meski kualitasnya baik.

Sup Ikan Gurame Spesial (8/10)
Sempat kaget karena sup disajikan dalam panci berukuran besar. Isinya beragam, disamping gurame ada pula aneka ragam sayuran. Kuah memiliki rasa yang lembut berasal dari ikan dan tape merah. Porsinya sangat besar, cocok untuk 8 orang.
Gurame disajikan dalam keadaan belum dikupas. Perlu hati-hati saat makan karena banyak tulangnya. Untungnya tulang yang ditemukan berukuran besar.

Porsi menu sangat besar. Sangat cocok untuk lebih dari 8 orang.

Kemarin kakak saya makan di Oma Elly. Karena alasan kesibukan maka saya tidak bisa ikut. Sebagai gantinya, saya dibelikan 1 loyang pizza.

Fennel Beef Sausage (8.5/10)
Pizza ini sebenarnya menggunakan topping bola-bola daging dengan citarasa seperti sosis. Sama sekali jauh dari bayangan, tapi untungnya dagingnya banyak. Jangan sampai tertipu, warnanya memang seperti gosong, tapi sebenarnya bola-bola daging tidak gosong.
Sayang, pizza sedikit overcook. Akibatnya bagian pinggir tidak bisa dimakan karena banyak bagian yang gosong.
Rasa cenderung asin karena keju dan bola-bola daging cukup asin. Meski tidak terlalu tajam, rasa saus tomat tidak 'tenggelam' oleh keju dan bola-bola daging.

Dapet Chocban dari orang lain. Rasa kue yang diberikan kepada saya adalah Coklat Pisang Keju. 

Coklat Pisang Keju (8/10)
Kue tampak indah dengan taburan irisan almond di atasnya.
Terdapat tiga item sebagai isian kue. Ketiganya tergolong tidak balance dalam hal porsi, dimana rasa coklat cukup dominan. Keberadaan taburan keju dan pisang akhirnya tenggelam oleh coklat. Belum lagi potongan pisang yang ukurannya kecil dan tidak mencolok. 
Meski demikian, terdapat sisi positif dari melimpahnya coklat. Bila dihangatkan sebentar, akan dapat sensasi coklat lumer. Penyuka coklat lumer pasti akan suka.
Pastry yang digunakan tidak terlalu tebal, bila dipotong mudah copot dari isian.

Ke sini karena ngeliat vlog Youtube. Beruntung ga sampai ngantri lama karena sedang tidak terlalu ramai.

Penamaan varian porsi sangat unik. Sebagai contoh, Camat. Juga disebutkan besaran porsi dalam satuan gram.

Mie Campur Camat (Menggunakan mie Hongkong) (8/10)
Mienya sendiri rasanya biasa saja. Bumbunya agak minim sehingga pada bagian tertentu agak hambar.
Kekuatan utama justru ada pada topping. Rasanya tidak terlalu asin, namun bumbunya cukup terasa. Secara mengejutkan, bacon tidak asin.
Porsi agak besar sekalipun Camat adalah ukuran terkecil. Bagi beberapa orang, satu mangkok bisa dibagi untuk dua orang.

Sejak akhir 2010an booming hotpot, dan sayangnya saya termasuk yang ketinggalan. Khusus Haidilao ketinggalan hampir tiga tahun. Setelah sebelumnya gagal ke Haidilao karena antriannya panjang, akhirnya kali ini berhasil ke Haidilao dengan booking. Saat tiba, ternyata masih harus menunggu karena penuh. Untungnya tidak sampai lebih dari 1 jam.
Di depan restoran ada snack dan es krim agar pengunjung tidak bosan menunggu. Kualitasnya cenderung ala kadarnya (karena mengejar murah).
Haidilao bisa dikatakan sebagai restoran semi buffet. Menu seperti snack, es krim, salad dan saus cocolan termasuk dalam buffet, tetapi semua menu termasuk ala carte. 

Berhubung tidak ada yang mau makan kuah Mala, maka dipilih rasa yang tergolong aman, yaitu Tiga Kombinasi, Jamur, dan Tom Yam. Secara umum, setiap kuah memiliki karakter rasa yang lembut. Saat itu pesan air rebus juga karena ada item yang hanya boleh direbus di air rebus. 

Tiga Kombinasi (10/10)
Sekilas tampak seperti kuah herbal (karena ada goji berry dan angco), nyatanya itu adalah kuah collagen karena kuah tidak terasa rempah-rempah herbal.

Jamur (10/10)
Secara spesifik, sebenarnya rasa jamur hioko dengan citarasa yang alami. Wangi jamur hioko sangat terasa. 

Tom Yam (9/10)
Karena tidak pedas, maka rasa yang kentara hanya asam. Sepertinya rasa tomat juga ada. Agar sesuai dengan kodratnya, terdapat beberapa udang di dalam kuah.

Kualitas setiap item sangat baik. Terasa fresh dan menggunakan bahan yang berkualitas.

Laomian Haidilao (9.5/10)
Dalam pembuatannya terdapat atraksi pembuatan mie (tergantung milihnya pakai atraksi atau tidak). Tidak 100% tipis karena dibuat secara spontan, tapi mie tidak keras.

Nasi Goreng Telur (9/10)
Dengan pertimbangan masih lapar meski sudah separuh item dimakan, akhirnya nambah nasi goreng. 
Isinya sederhana, telur dan daun bawang. Sebagai pelengkap ada cincangan selada. Karena Haidilao bukan tipe berani asin, maka nasi goreng terasa tidak terlalu asin. Rasanya cukup enak walau minimalis.

Sebagai penutup, setiap meja diberikan goodie bag, lap kacamata dan kuncir rambut. Lumayan kan dapat oleh-oleh.

Kalo diperhatikan tampaknya Haidilao termasuk tipe yang mengedepankan kualitas pelayanan yang baik. Meski demikian, kualitas rasa tidak diabaikan.

Harga memang mahal, tapi sepadan dengan kualitasnya.

Meja ukuran small kurang cocok untuk lebih dari 4 orang. Apabila terpaksa karena tidak ada tempat, sebaiknya setiap makanan datang segera dimakan atau dimasak (jika mentah).

Mohon maaf fotonya sedikit karena sibuk makan.

Meski sejatinya Baker Man adalah cafe, Baker Man juga memiliki bakery yang viral karena menu croffle dan croissant. Antrian panjang mengular selalu menjadi pemandangan umum bagi orang yang melewati Baker Man. Tas terbuat dari karton berwarna perak mengkilap berisi produk dari Baker Man menjadi pemandangan umum di area sekitar mal.

Croffle (9/10)
Croffle versi Baker Man memiliki tekstur yang jauh lebih empuk daripada croffle versi di tempat lain. Tidak ada lagi drama kesulitan memotong atau kesulitan mengigit croffle. 
Terdapat beberapa jenis saus yang dapat dipilih. Tidak semua varian nyambung dengan croffle. Salah satu varian saus yang menurut saya kurang nyambung adalah Peanut Butter & Jelly. Saus tersebut rasanya lebih cocok dipadukan dengan roti tawar saja.

Croissant (10/10)
Sayang sekali, saya tak hafal nama setiap croissant yang dibeli, maka saya tidak bisa menyebutkan jenis croissant yang dipesan. Tetapi, secara general setiap croissant memiliki kerenyahan yang pas namun empuk di bagian dalam.

Catatan: Harga per orang hanya berlaku khusus untuk pembelian Croffle dan Croissant.