Handi Suyadi

Hampir dua tahun setelah makan di Ojju cabang Margo City, akhirnya sekarang nyamperin cabang di Trans Studio Mall Bandung. Maklum efek tergiur karena sering melihat iklan di pinggir jalan. Agak terlambat karena Ojju cabang Trans Studio Mall Bandung udah buka dari Desember tahun kemarin (barengan sama Warung Wardani).

Rasa menu Rolling Cheese dan kondimen sama seperti di cabang Margo City, jadi reviewnya fokus ke menu yang belum pernah pesan saja. 

Classic Topokki (8,5/10)
Meski bukan menu spesialis, rasanya jauh dari buruk. Pedasnya cukup pas.

Beef Ramyun (7/10)
Rasanya cenderung biasa saja.

Tempatnya agak kecil, kalo sedang ramai berasa sempit.

Sebulan lebih setelah makan di cabang Emporium Pluit, papa ngajakin sekeluarga makan di cabang Kokas untuk memanfaatkan voucher. Kali ini memesan banyak menu yang sebelumnya belum pernah di pesan. Karena saat itu makan bersembilan, menu yang dipesan sangat banyak.

Setelah makan, saya merasa sebagian besar menu cenderung asin. Asin dalam hal ini bukan berarti terlalu asin, karena tingkat keasinan masih bisa dikatakan cukup. 

Ramen (Ga hafal jenisnya apa saja) (N/A) 
Ga ikut nyicipin karena ga dibagi buat rame-rame. Menurut yang sudah makan katanya rasa kuahnya cenderung asin.

Salmon Steak Sushi (9/10)
Basically adalah sushi dengan salmon disiram saus dan topping tobiko namun dengan size lebih besar dari sushi pada umumnya. 
Menu yang sepintas tampak sedikit porsinya di buku menu ternyata jauh lebih banyak dari yang diperkirakan. Bisa dikatakan sushi ini cukup mengenyangkan jika dimakan sendiri. 

Special Salmon (10/10) 
Aneka ragam sushi serba menggunakan bahan baku salmon dan disajikan dengan berbagai jenis. Satu porsi bisa dibagi untuk rame-rame. Sayangnya saat itu ada satu biji sushi yang kurang rapi, tapi tidak sampai berpengaruh ke citarasa.

Salmon Aburi Cheese Sushi dan Mentai Salmon Aburi Sushi (10/10)
Baik keduanya disajikan dengan saus. Takaran saus cukup pas dan rasa saus tidak terlalu asin. Saus mentainya sendiri tidak pedas. 

Monster Roll (9,5/10)
Bagian luar sushi sangat meriah, ada tobiko (di kasih pewarna merah, karena itu warnanya sangat mencolok), saus dan remahan tempura goreng. Meskipun tobiko, saus dan remahan tempura goreng nyaris menutupi sushi itu sendiri, bagian dalam tetap bisa stand out saat dimakan.

Yaki Gyoza (7,5/10)
Lumayan enak juga sih, walaupun cenderung ke arah B aja. 

Smoked Duck Black Pepper (10/10) 
Rasanya sangat khas dan unik. Karena dimasak dengan diasap, rasa bebek cenderung asin. 

Guratan (Original, Cheese dan Spicy) (8,5/10)
Guratan cukup menarik karena sausnya berlimpah dan scallop sudah dilepas dari cangkang kerang sehingga tidak perlu susah payah melepas scallop dari cangkang kerang saat hendak disantap. Sayang, rasa sausnya terlalu tajam sehingga overshadowed rasa scallop yang ada didalamnya. 

Salmon Nachos (5/10)
Konsepnya sangat unik karena salmon dibuat menjadi snack (dalam hal ini keripik). Sayang sekali, sama sekali tidak terasa salmon saat makan keripik meski sebenarnya keripik rasanya enak. 
Vibe Nama Sushi cabang Kokas berbeda dengan Nama Sushi cabang Emporium Pluit. Di sini interior didominasi warna muda dan lampu terang menyesuaikan interior mal yang terang. 

Shinjiru berlokasi di bekas Po Ka Tiam. Sama seperti era ketika masih sebagai Po Ka Tiam, restoran tidak terlalu besar dan kapasitas area duduk tidak terlalu banyak.

Overall kualitas menu cukup baik, sushi terasa fresh dan rasanya juga enak. Namun harganya cenderung mahal tidak jauh berbeda dengan harga restoran Jepang di Jakarta.

Ada cafe baru di Pasir Koja, yaitu Colibri Cafe & Bakery. Sesuai dengan judulnya, ada cafe dan bakery dalam satu tempat yang sama.

Rasa menunya lumayan enak.

Sebetulnya Ramen-Ya bukan pemain baru, namun baru belakangan buka di Bandung. Kalau melihat dari modelnya, dalam hal autentik masih kalah dibawah Ippudo atau Ikkudo Ichi. Dari segi rasa sebenarnya tegolong enak juga, jauh dari B aja. 

Legendary Chicken Ramen (9/10) 
Satu mangkok berisi potongan ayam, rumput laut, telur dan daun bawang. Sayang, jumlah ayam terlalu sedikit tidak imbang dengan porsi ramen.
Kuahnya tampak ringan dengan rasa bumbu yang nendang. Tidak buruk-buruk amat meski sangat terasa rasa kuah tidak begitu autentik. 

Chicken Shoyu Ramen (9/10) 
Basisnya dari Legendary Chicken Ramen hanya saja kali ini ditambah dengan shoyu. Secara rasa sih lebih didominasi shoyu meski tidak sampai terlalu asin. 

Set Ramenya! B 
Kalau pesan ramen (berlaku untuk semua jenis menu ramen) dengan Set Ramenya! B akan mendapatkan Minitori Don (9,5/10) dan Gyoza (8,5/10).
Minitori adalah donburi disajikan dalam porsi mini. Isinya cukup minimalis, hanya ada potongan ayam dan daun bawang. Kunci kelezatan menu ini adalah potongan ayam dengan rasa smokey.
Untuk Set Ramenya! B, gyoza disajikan dalam versi digoreng. Kalau melihat dari kulit gyoza, tampaknya sengaja menggunakan kulit yang tipis supaya mendapatkan efek renyah. Rasa bagian isi entah mengapa terasa ada yang kurang. 

Meski sering ramai, service cukup cepat.

Area bekas Metro Department Store sejak bulan Desember 2019 beralih fungsi menjadi area khusus restoran. Salah satu restoran baru di area baru adalah Warung Wardani.

Warung Wardani merupakan restoran spesialis nasi campur Bali. Kurang tahu sih apakah itu asli dari Bali atau ngaku-ngaku saja.

Nasi Campur Bali (8/10)
Ada dua versi menu, yaitu dengan daging sapi atau tanpa daging sapi. Selebihnya sama. Isi lauknya cukup beragam dan porsinya juga besar. Tampaknya satu porsi cocok untuk dua orang, namun dengan catatan harus nambah nasi karena porsi nasi tidak begitu besar.
Ras bumbunya cukup nendang, hanya saja rasanya tidak begitu autentik.

Bebek Goreng (5/10)
Terasa kurang bumbu bebeknya. Cuma terasa asin saja.

Tampaknya lebih baik pesan menu nasi campur Bali saja. Menu lain non nasi campur Bali sebaiknya dihindari saja.