
-
4.6Gijon Steakhouse [ Trunojoyo, Barat ]
Steakhouse That Strictly for Steak Menu Only
Kakak saya menemukan suatu hidden gem di Trunojoyo. Hidden gem tersebut adalah Gijon Steakhouse. Maklum, masih baru dan tampaknya belum terdeteksi banyak reviewer.
Sesuai dengan judulnya jelas menu unggulan disini adalah steak, terutama dry cuts dan dry aged cuts. Tersedia pula menu lain yang sayangnya kualitasnya cenderung mixed (ada yang enak dan ada yang tidak enak karena bukan keahliannya). Menu non-steak sebaiknya dihindari karena alasan tersebut.
Di dalam ada dua area yaitu area smoking dan non smoking. Area non smoking memiliki interior yang modern nan aesthetic sedangkan non smoking mengusung konsep interior classy dan homey.
Karena malas memanggang sendiri, menu dry cuts disajikan dalam keadaan sudah dimasakin. Kalau dimasakin bisa memilih sendiri tingkat kematangannya.
Zuppa Soup (7,5/10)
Kuah sup cenderung encer seperti sup bening sehingga terasa kurang nyambung dengan pastry. Untungnya rasa supnya tidak terlalu buruk.
Crusted Crispy Skin Salmon (8/10)
Menu ini tergolong unik, karena menonjolkan kulit salmon dan dihidangkan dengan sayuran. Tergolong well executed karena kulit benar-benar renyah. Rasa kulit tidak terlalu asin.
Perihal saus, deskripsi pada menu sangat misleading. Bukannya spicy, tetapi gurih dan asam. Jujur rasanya terlalu berlebihan dan menyebalkan bagi beberapa orang.
Sangat cocok bagi yang meninginkan hidangan salmon yang tidak pasaran.
Black Truffle Linguine (3/10)
Aneh, jumlah toppingnya sangat minim tidak sebanding dengan porsi linguine yang besar.
Penggunaan krim pada menu ini justru merusak rasa. Selain tidak nyambung dengan rasa truffle, juga menyebabkan rasa truffle menjadi tenggelam oleh pekatnya krim.
Gijon Chicken Parm (9/10)
Tentu saja ayam dengan topping saus tomat (kemungkinan besar homemade) dan keju mozzarella. Rasanya cukup balance dimana ayam tidak terlalu asin dan rasa saus tomat tidak terlalu tajam.
Menu ini disajikan dengan baby potatoes. Baby potatoes sukses menyeimbangkan rasa daging yang tergolong "berat" karena keberadaan topping.
AUS Fillet Mignon (10/10)
Ini sebenarnya asal milih karena saking bingung mau pilih menu yang mana. Rupanya ini adalah keputusan yang baik. Dagingnya benar-benar empuk dan juicy. Bahkan daging juga sangat mudah dipotong.
AUS Wagyu Striploin mbs. 8 (5/10)
Suprisingly menu ini kualitasnya malah dibawah AUS Fillet Mignon yang dibanderol jauh lebih murah. Entah mengapa, daging wagyu dengan kualitas (diatas kertas) bagus malah lebih alot dibandingkan filet mignon. Saat dipotong agak susah untuk dibelah karena dagingnya alot. Apa karena overcooked ya?
Pannacotta (9,5/10)
Penampilannya sangat cantik, dihiasi dengan saus matcha, potongan buah, bunga (tidak diketahui apakah edible atau tidak) dan es serut rasa lemon. Meski tampak kurang nyambung, setidaknya dessert tampak tidak kosongan sebatas pannacotta saja.
Diklaim sebagai menu dessert unggulan, pannacotta rasa vanilla ini terasa lembut dengan manis yang lembut. Rasa saus matcha yang tidak terlalu manis masih nyambung dengan pannacotta. Malah menambah rasa.
Es serut rasa lemon terasa asam saja agar dapat menyeimbangkan dengan rasa pannacotta yang manis.
Untuk side dish dan saus steak review dibuat terpisah. Beberapa main course sharing side dish yang sama dengan side dish untuk menu premium cuts dan dry aged cuts.
Whipped Potatoes (10/10)
Bascially whipped potatoes adalah mashed potato, bedanya susu diganti dengan whipped cream. Kentang sangat lembut dan tidak eneg meski menggunakan whipped cream.
Potatoes Au Gratin (9/10)
Menu ini dihidangkan dengan topping melted cheese (sepertinya menggunakan keju mozzarella) di atas kentang. Minusnya porsinya terlalu sedikit.
Mushroom Sauce (10/10)
Sausnya bikin candu berkat gurihnya jamur. Terdapat potongan jamur juga.
Creamy Spinach (9/10)
Surpisingly krim terasa ringan dan tidak hambar. Lumayan sayur tidak terasa hambar.
Khusus untuk yang memesan premium cuts dan dry aged cuts akan ditawari berbagai pilihan garam sebagai cocolan. Dari semua rasa garam yang ditawarkan, menurut saya cuma himalayan salt yang tergolong serius. Sisanya terkesan main-main, terlalu dipaksakan dan kurang nyambung dengan rasa steak. Untuk side dish, sauce dan vegetable bisa pilih sendiri. FYI, alat makannya dibedakan dimana garpu dan pisau berwarna emas.
Chamomile Tea (10/10) Teh ini memiliki wangi bunga chamomile yang lembut dan menenangkan. Tanpa gula pun juga enak.
Teh ini disajikan dengan potongan lemon. Sebaiknya dikeluarkan dari gelas sebelum diminum karena keberadaan perasaan lemon overshadow wangi chamomile.
Harga per orang: > Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.4 pembaca berterima kasih.
-
4.0Dragon Hot Pot [ Pasir Kaliki, China ]
Rasanya bukan Hotpot Seutuhnya
Papa mengajak saya ke sini setelah melihat video mengunjungi Dragon Hot Pot di TikTok. Berhubung restoran belum lama buka dan area tergolong kecil, restoran sering nyaris overload. Untungnya ga sampe ada antrian panjang.
Ada 3 pilihan kuah yang ditawarkan. Karena sedang tak ingin makan pedas, akhirnya memilih kuah collagen.
Pilihan varian isian hotpot sangat bervariasi mulai dari karbohidrat, sayuran, daging dan seafood. Tidak seperti di tempat lain, harga item dihitung berdasarkan berat bukan nilai suatu item. Mengingat harga per 100 gram tergolong murah (30 ribu), sebaiknya maksimalkan kesempatan dengan mengambil item yang premium seperti abalone, kerang bambu dan scallop. Karena bukan saya yang ambil (waktu itu saya yang jaga meja), harap maklum apabila item yang terdapat pada foto terkesan random.
Saking randomnya, ada beberapa item yang diambil terasa kurang nyambung dengan kuah collagen seperti chicken luncheon, nugget ikan dan otak-otak ikan. Bagi saya rasa kuah collagen lebih cocok dipadukan dengan item alami.
Kuah Collagen (9,5/10)
Sebagai pilihan aman, kuah collagen sukses membuktikan bahwa kuah ini penting untuk dicoba. Dengan citarasa yang lembut (meski bagi beberapa orang agak berani asin) dan hangat layaknya susu, kuah collagen dapat dihirup tanpa terasa eneg.
Sebagai pelengkap terdapat taburan daun bawang dan kacang goreng. Menariknya kacang tetap renyah setelah lama terendam dalam kuah collagen.
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, kuah collagen sebaiknya dipadukan dengan alami karena tidak merusak rasa kuah. Rasa item seperti processed frozen food malah overshadowed rasa kuah.
Saya sempat terkejut menemukan penyajian hotpot tidak menggunakan panci hotpot di atas kompor, melainkan di mangkok besar. Ya ga berasa kayak lagi makan hotpot seutuhnya.
Dragon Hot Pot tidak menyediakan sambal, jadi kalo mau makan dengan citarasa pedas mau tidak mau harus pesan kuah yang pedas.
Meski area restoran full indoor, saat makan banyak lalat berterbangan. Dan apesnya menurut waiter tidak ada lilin.Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.
-
4.2Dimsum Sembilan Naga [ Pasir Kaliki, China ]
Successful Wing Heng Wannabe
Di Paskal Hypersquare ada tempat dimsum baru yang sedang booming. Tempat itu adalah Dimsum Sembilan Naga. Mirip dengan Wing Heng, Dimsum Sembilan Naga menyajikan dimsum ala Hongkong. Bahkan harga menu dan menu yang ditawarkan juga sama persis! Meski tampak jelas Dimsum Sembilan Naga secara terang-terangan meniru Wing Heng, terdapat perbedaan yang kentara dalam hal menu, yaitu adanya menu roti bakar dan tidak ada soft drink dan bir.
Berhubung restoran sering overcrowded (bahkan sampai ngantri ke luar restoran), akhirnya ortu memilih untuk take away. Sayangnya kalo take away perlu menunggu lebih lama karena lebih mengutamakan konsumen yang makan di tempat.
Siaomai Babi (9,5/10) Terbuat dari babi bukan berarti siomay tidak bisa kenyal seperti siomay berbahan dasar seafood. Nyatanya bisa. Rasanya mirip seperti siomay udang.
Meski bentuk siomay sama sekali tidak menarik (agak gepeng seolah habis ketindihan barang), rasa siomay tidak seperti bentuk siomay yang tampak menyedihkan.
Ceker Ayam (7,5/10)
Dibandingkan dengan di tempat lain, rasa ceker versi Dimsum Sembilan Naga tidak seenak tempat lain karena bumbunya kurang tajam.
Bakpao Telur Asin (8,5/10)
Tidak seperti versi Wing Heng, bakpao telur asin versi Dimsum Sembilan Naga tidak berhasil menyampai kualitas versi Wing Heng. Entah mengapa rasa filling cenderung tidak seimbang antara telur asin dan custard. Seharusnya rasa telur asin lebih dominan, namun versi Dimsum Sembilan Naga rasa custard malah lebih dominan. Sepertinya terlalu banyak menggunakan custard.
Cheong Fun Seafood (8/10)
Cheong Fun versi Dimsum Sembilan Naga memiliki kuah dengan bumbu yang tidak terlalu tajam. Alhasil cheong fun terasa kurang bumbu sekalipun sudah terendam kuah. Anehnya seafood tidak hambar.
Lumpia Kulit Tahu (9/10)
Menu ini cukup solid tidak mudah hancur meski sudah terendam kuah. Kuahnya tidak terlalu asin sehingga tidak merusak rasa lumpia. Di dalamnya ada isi udang yang dihaluskan. Fillingnya padet seperti isi pangsit goreng sehingga lumpia menjadi mirip pangsit goreng.
Babi Goreng Crispy (9,5/10)
Penyakitnya sama persis seperti versi Wing Heng, yaitu ga terlalu berasa dagingnya. Tapi tetap sama-sama gurih dan bikin ketagihan.
Lumpia Goreng Abon (9,5/10) Menu ini memang terkesan tidak nyambung, terlebih abon berada diluar gulungan lumpia. Coba makan lumpia bersama abon dan ternyata itu merupakan perpaduan yang pas.
Nasi Babi Cincang (10/10)
Merasa masih kurang kenyang? Dimsum Sembilan Naga juga menawarkan menu nasi. Salah satunya adalah nasi babi cincang.
Rasanya cukup soft sehingga bisa dijadikan comfort food juga.
Bakmi Kuah Ayam Talas (9/10)
Seharusnya bakmi disajikan terendam kuah, namun sama ortu kuahnya malah dipisah seperti makan yamien. Harap maklum apabila penyajian di foto tampak keliru.
Ayam dan talas memiliki penampilan yang sangat mirip sehingga dapat membingungkan. Awas jangan sampai salah milih kalo mau dibagi. Untungnya sih dua-duanya dibalut dengan bumbu yang enak, jadi ga serasa sedang makan 'ranjau'.
Untuk rasanya kuahnya mirip seperti kuah ala Hongkong dimana kuahnya ringan dan berani asin.
EDIT : Pada tanggal 7 Mei papa beli lagi. Berhubung saat beli review masih belum selesai dibuat, akhirnya diputuskan untuk digabung di sini sekalian.
Lo Ma kai (5/10)
Lo ma kai versi Dimsum Sembilan Naga cenderung lengket dengan kuah berwarna coklat. Kalo tidak benar-benar kuat, mungkin tidak akan doyan.
Pangsit Udang Babi (10/10)
Tipikal pangsit goreng pada umumnya namun kali ini isi pangsit goreng ada babi dan sayur. Lumayan sih setidaknya rasa pangsit goreng tidak monoton atau pasaran. Penyajiannya sama persis seperti pangsit goreng mayones, dimana pangsit disajikan dengan kondimen mayones.
Meskipun tidak semua menu benar-benar enak, effort untuk meniru Wing Heng tampaknya sudah sukses.Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.
-
3.8Al Jazeerah Signature [ Riau, Arab/Timur Tengah ]
Kurang Balance
Sejak sekitar tiga tahun yang lalu masakan Arab mulai mendapat tempat di Bandung. Walaupun budaya menkonsumsi masakan Arab tidak sekuat di Jakarta bukan berarti Bandung tidak memiliki restoran masakan Arab yang terkenal. Salah satu restoran yang terkenal adalah Al Jazeerah.
Karena ortu sepertinya tidak akan doyan, maka saya memilih pesan delivery via ojol saat ortu sedang pergi.
Biryani Laham / Lamb (8/10)
Dalam hal rempah-rempah tergolong berani. Rasa kompleks dan tajam dalam biryani sangat kentara. Dari segi rasa bisa dikatakan biryani versi Al Jazeerah cenderung berani asin.
Sayangnya daging kambing terasa minim bumbu. Sama sekali kontras dengan nasi biryani yang sangat terasa rempah-rempah. Rasanya cuma asin saja.
Biryani Dujaj / Chicken (8,5/10)
Jika dibandingkan dengan kambing, ayam lebih terasa bumbunya namun masih kalah "powerful" dengan nasi biryani.
Sambosa Jubnah / Cheese (8/10)
Pada buku menu, sambosa jubnah diposisikan sebagai recommended menu. Ada alasan mengapa sebaiknya pilih yang varian lain.
Sesuai dengan judulnya, jelas isinya krim keju. Krimnya sendiri lembut dengan rasa gurih yang lembut. Kalo ga benar- benar suka sama isiannya mungkin tidak akan suka.
Layaknya restoran timur tengah pada umumnya, porsi menu sangat besar sekalipun porsi berukuran small. Untuk ukuran orang yang sering makan dalam porsi besar tampaknya porsi regular lebih pas.
Harganya agak mahal, apa karena faktor bahan baku ya?
Harga per orang: Rp. 100.000 - Rp. 200.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.
-
3.8Spice Affair [ Sukajadi, India ]
Menonjolkan Rasa dari Rempah-Rempah
Habis makan siang ternyata masih merasa belum kenyang. Tanpa pikir panjang mencoba pesan Spice Affair. Kebetulan lagi kepengen makan masakan India.
Paket A (8,5/10)
Paket terdiri dari butter chicken, biryani dan samosa. Sebagai pelengkap, terdapat 2 kondimen dan beberapa biji bawang merah. Sungguh tampak meriah bukan? Tampaknya Spice Affair bukan tipe yang senang menu asin, melainkan menonjolkan rasa tajam dari rempah-rempah yang cukup kuat. Tidak diketahui apakah takarannya sudah disesuaikan dengan selera orang Indonesia, tetapi bagi saya rasanya cukup kuat. Kalo tahan sama rasa rempah-rempah yang kuat pasti akan suka. Hampir semua menu tergolong enak kecuali samosa yang rasanya cenderung B aja.
Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.
-
3.8Pisang Goreng Madu Bu Nanik [ Tanjung Duren, Indonesia ]
Terlalu Berminyak
Honestly, saya tergolong terlambat dalam mencoba Pisang Goreng Madu Bu Nanik. Setelah sebelumnya sempat mencoba versi kompetitor dan mengecewakan, akhirnya terpikirkan untuk membeli versi yang sudah sangat terkenal.
Pisang Goreng dan Cempedak Goreng (8/10)
Tidak seperti gorengan pada umunnya, pisang dan cempedak tidak dibalut dengan tepung, melainkan di bentuk menjadi adonan. Keduanya sama-sama dicetak sehingga membentuk lingkaran.
Meskipun bersalut madu, gorengan tidak gosong sehingga tidak terasa pahit. Bagian dalam tidak manis, lebih ke rasa alami buah.
Minusnya gorengan terlalu berminyak. Bahkan setelah sudah berulang kali dilap di tissue masih tetap minyakan. Masalah ini menyebabkan gorengan terasa berat.
Untuk standar Jakarta harga nyaris menyentuh Rp 10.000 per buah tergolong murah. Namun untuk standar Bandung tergolong terlalu mahal.Harga per orang: < Rp. 50.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.1 pembaca berterima kasih.
-
4.0Kampung Daun [ Lembang, Indonesia ]
Snack Sore dengan Suasana Kampung
Setelah jalan-jalan di Lembang, saatnya bersantai di Kampung Daun. Karena sebelumnya sudah makan siang, maka di sini cuma makan light meal saja.
Kampung Daun dari jaman dulu sering diserbu turis karena vibenya yang indah seperti sedang berada di kampung. Tidak seperti kebanyakan restoran yang mengutamakan view dimana sering kali rasa menu malah tidak enak, rasa menu di Kampung Daun jauh dari berantakan (meski untuk menu yang bukan spesialisasinya ada yang kurang enak).
Poffertjes Keju & Coklat (3/10)
Sepertinya membuat poffertjes bukan keahlian Kampung Daun. Buktinya tekstur adonan dan rasa poffertjes malah menjadi mirip kue lumpur.
Satu-satunya yang bisa menyelamatkan poffertjes itu sendiri hanyalah isian poffertjes.
Pisang Goreng Gula Aren dan Pisang Goreng Gula Aren dan Keju (9,5/10)
Pisang goreng versi Kampung Daun memiliki tekstur luar tepung bumbu yang renyah (dan juga tidak keras) dan bagian dalam tetap empuk, sehingga tidak perlu susah payah mengunyah pisang goreng.
Surabi Kinca dan Surabi Pisang Keju (7/10)
Surabi agak bantet. Terlepas dari masalah bantet, topping sangat berlimpah.
Khusus surabi pisang keju, topping terkesan kurang nyambung.
Sekoteng Ronde (9/10)
Sekoteng ronde mungkin bukan salah satu menu spesialis Kampung Daun, namun jauh dari kata buruk.
Jelas, isinya ronde (ada isi kacang), potongan roti tawar, kolang kaling dan pacar cina. Isinya cukup banyak dan tersembunyi oleh kuah sekoteng yang pekat, padahal aslinya cukup meriah. Ga nyangka isinya sebanyak itu karena sempat dikira isinya cuma sedikit.
Rasa kuah cukup hangat.
Bandrek (9/10)
Rasa minuman agak mirip dengan sekoteng, hanya saja rasa jahe lebih berani. Minuman disajikan dengan irisan kelapa. Saat itu saya sedang apes mendapati kelapa sudah agak tua.
Bandrek versi Kampung Daun cukup kuat pedasnya, maka hanya cocok bagi yang terbiasa minum minuman dengan jahe.
Beberapa menu terasa terlalu mahal harganya.
Sebaiknya jangan datang ke Kampung Daun mepet ke jam sibuk karena antriannya cukup panjang.Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.2 pembaca berterima kasih.
-
2.8Sindang Reret [ Lembang, Indonesia ]
Banyak lalat
Sudah lama tak makan di Sindang Reret, maka menjelang makan siang diputuskan untuk makan di Sindang Reret. Kebetulan habis dari jalan-jalan di daerah Cikole.
Bangunan restoran sudah berubah menjadi lebih modern dibandingkan saat waktu saya masih kecil. Selain meja, ada pula lesehan dalam bentuk kapal (sayangnya lesehan lagi penuh waktu datang). Suasana cukup homey meski tampak gelap di area tengah.
Sayangnya mayoritas menu yang dipesan rasanya cenderung biasa-biasa saja. Satu-satunya menu yang agak lumayan cuma sate maranggi. Harganya juga cenderung overpriced, malah mendekati harga tipikal restoran di Jakarta.
Rupanya banyak lalat berterbangan saat makan. Alhasil makan sambil konsentrasi mengusir lalat. Sepertinya banyak lalat karena duduk di meja yang berlokasi dekat taman.
Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.
-
4.0Atek [ Jelambar, China ]
Bukan yang Terbaik, namun Tidak Begitu Buruk
Teman papa saya merekomendasikan Atek sebagai salah satu penjual panggang babi enak di Jakarta.
Jujur bingung ya kenapa sebagian review di internet mengatakan rasanya cenderung kurang enak. Padahal sebenarnya rasanya jauh dari tidak enak.
Babi Panggang, Cashio Garing, Cashio Garing Madu (8/10)
Ketiganya bukan tipe menu yang memiliki rasa yang tajam, lebih ke kalem. Khusus menu dengan embel garing, meski memiliki tekstur renyah, daging tidak keras.
Walaupun bukan termasuk yang paling enak, Atek tergolong lumayan terutama bagi yang tidak menyukai menu dengan rasa yang tajam.Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.
-
4.2Taco Bell [ Senopati, Meksiko ]
Mencoba yang Sedang Viral
Akhirnya Taco Bell resmi buka di Indonesia! Tak lama berselang langsung viral di Jakarta. Mumpung sedang di Jakarta ya sekalian beli Taco Bell.
Taco Supreme (9/10)
Sama seperti di gambar, isi dalam taco beneran banyak. Begitu pula dengan sausnya juga berlimpah. Namun untuk saus hampir semuanya (kecuali saus keju yang disiram di atas) ngumpul di bagian dekat potongan daging. kalo ga makan bagian bawah tidak akan terasa seperti apa rasa sausnya. Untuk rasa sausnya cenderung asam, walaupun tidak terlalu tajam asamnya.
Grilled Stuft Burrito (9/10)
Dibandingkan dengan taco supreme, porsi grilled stuft burrito lebih mungil. Isinya tentu saja didominasi oleh daging. Soal rasa cenderung mirip sama taco supreme. Bedanya kali ini ada rasa sedikit pedas juga.
Nacho Chips (7/10)
Jika pesan menu combo bisa ganti nacho chips. Nacho chips sendiri sudah dikasih bumbu yang sayangnya ditabur tidak rata. Alhasil ada beberapa keping yang terasa tawar. Anehnya ada beberapa keping yang juga tawar meski sudah ditaburi bumbu.
Jujur saya kurang tau apakah Taco Bell di Indonesia rasanya tergolong autentik seperti di Amerika atau tidak, tapi berdasarkan pengalaman uji coba ke orang tua tampaknya hanya cocok buat yang doyan atau terbiasa makan masakan Tex-Mex.
Dengan porsi yang tergolong tidak terlalu besar, harga yang dipatok dirasa terlalu mahal.
Mohon maaf fotonya cuma satu karena keburu sibuk makan.Harga per orang: Rp. 50.000 - Rp. 100.000Makasih Infonya!Kamu belum login, klik di sini.