Handi Suyadi

Jujur saya termasuk ketinggalan makan di Fogo. Tadinya mau kesana waktu bulan April kemarin, namun karena saat itu restoran sedang penuh akhirnya terpaksa ganti ke Gijon Steakhouse. Setelah itu sempat lupa selama beberapa bulan dan baru inget pada bulan Desember. Bisa dibayangkan begitu lama ketinggalannya. 

Sirloin, Rump and Chicken (Medium rare) (9/10)
Sayang sekali, waktu pesan diberitahu bahwa belly yang ada kualitasnya sedang jelek. Akhirnya memilih varian yang tersedia, yaitu chicken, rump (bagian pantat sapi) dan sirloin.
Dalam hal rasa tampaknya kurang maksimal. Walaupun daging dilumuri dengan bumbu garlic, rasa yang dominan hanya asin saja. Pada akhirnya mau tidak mau menggunakan saus agar tidak terasa monoton. 

Buffet (8,5/10)
Sebagai pendamping barbeque, terdapat side menu yang digelar dalam buffet. Pilihannya tidak begitu banyak, tetapi variatif. Saus cocolan terletak di meja dekat buffet.
Waktu melihat menu yang ada di buffet, saya sempat merasa tidak begitu yakin dengan kualitasnya karena penampilannya terlihat seperti ala kadarnya. Ternyata rasanya jauh dari kata tidak enak.

Pineapple (10/10)
Sebagai penutup, makan siang diakhiri dengan nanas bakar. Kualitasnya cukup baik, dimana nanas yang digunakan adalah nanas dengan rasa yang tidak terlalu asam. Agar terlihat cantik, diberikan topping brown sugar. Rasanya cukup segar dengan kombinasi manis dan asam.

Ice Cream Mochi (9/10)
Menu ini (sayangnya) hanya tersedia dalam satu varian saja, yaitu rasa vanilla. Ice cream mochi tampil menarik dengan siraman saus coklat. Walaupun ada saus coklat, rasa es krim dalam mochi tidak tenggelam oleh saus coklat.Minusnya, kulit mochi tipis sehingga rentan jebol.

Mohon maaf ada menu yang ga difoto karena keburu sibuk makan. 

Lagi di daerah Pantai Indah Kapuk mau beli kue. Asal nyari ternyata nemu Tata Cakery. Berdasarkan review yang saya temukan, banyak orang yang mengatakan enak. Konsepnya cukup unik, chiffon cake dilapisi dengan topping. 

Akhirnya beli 4 macam cake dengan rasa yang berbeda-beda. Ada keju, coklat (meses) pandan, earl grey dan peanut butter jelly. Untuk yang terakhir adalah menu LTO. 

Jujur, rasa chiffon cake tenggelam sama topping yang berlimpah. Saat dimakan rasa topping jauh lebih dominan. Untungnya baik cake dan topping ga terlalu manis, sehingga ga bikin cepet eneg. Chiffon cake juga tidak terlalu padat sehingga tidak susah untuk dikunyah.

Dari dulu ga berani beli SaladStop! karena dikira porsinya cantik. Realitanya, porsinya cukup besar dan mengenyangkan. 

Hail Caesar Wrap (9/10)
Basically Caesar Salad disajikan dalam wrap. Isi wrap full tanpa ada bagian yang kosong. Menu ini tampaknya belum tentu semua orang bisa cocok, karena salad dressing yang disiram ke salad cukup banyak dan taburan keju parmesan yang generous. Kalo ga benar-benar doyan sama kedua komponen tersebut bisa bikin eneg.  Kalo boleh jujur ada komponen yang kurang tepat sebagai filling wrap yaitu crouton. Rasanya seperti kurang nyambung dengan wrap. 

Kokoro (9/10)
Kokoro adalah protein bowl mengusung konsep ala Jepang. Oleh karena itu beberapa komponen yang digunakan adalah salmon, telur dan edamame. Sebagai pemanis penampilan protein bowl, terdapat keripik lotus. Meski topping beragam, porsi cukup seimbang. 
Bumbu salmon cukup minimalis tapi tetap enak. 
Minusnya, rasa salad dressing yang digunakan tergolong pasaran. 

Mohon maaf foto cuma satu karena cuma sempat fotoin Kokoro saja. 

AW Kitchen adalah restoran yang mengusung konsep fusion antara Beberapa menu memiliki konsep fusion yang kentara, namun beberapa menu yang lain tidak tampak konsep fusionnya. Walaupun agak mengecewakan, setidaknya tertolong oleh rasa menunya sangat enak.

Berhubung saat itu ada beberapa menu yang tidak aku makan, maka review hanya akan fokus pada menu yang saya makan saja.

Sebagai pembuka, setiap meja diberikan beberapa irisan roti dan butter. Sempat dikira keras, rupanya aslinya roti lembut dan empuk.

Salmon Salad with Fresh Orange (8,5/10)
Konsepnya cukup bagus, tapi saya rasa keberadaan jeruk menjadi kurang nyambung dengan salad.

Ravioli Pork with Truffle Butter Sauce (8,5/10)
Walaupun sekilas tampak berat, rasa saus cukup ringan. Penggunaan turffle oil dalam porsi yang wajar, sehingga menambah kaya cita rasa. 

Spaghettini Shrimp and Corn Aglio Olio Pepperocino Style (8.5/10)
Keberadaan jagung membuat menu ada rasa manis.

Linguine Mushroom Carbonara (Pakai pork bacon) (8.5/10)
Ortu memutuskan untuk memesan Linguine Mushroom Carbonara karena ada pork bacon. 

Steak (Lupa namanya apa) (9/10)
Menu ini bisa dikatakan sebagai menu khusus makan rame-rame. Alasannya jelas, porsinya sangat besar, sampai bisa dibagi untuk banyak orang. Daging sudah dipotong, maka tidak perlu repot susah payah memotong daging lagi. 

Pizza Bolognaise (8/10)
Menu ini adalah bonus dari pembelian menu steak. Dibandingkan dengan menu yang lain, bisa dikatakan termasuk paling lemah dari segi rasa.

Tropical Sunshine (8,5/10)
Rasanya gabungan manis dan segar.

Nemu Kinkitsuya saat sedang mencari restoran vegetarian deket hotel. Kebetulan saat itu lagi mager buat makan malam di luar, jadi nyari restoran buat pesan online. Ga banyak ekspetasi karena Kinkitsuya ga terlalu terkenal dibandingkan dengan beberapa restoran vegetarian terkenal di Jakarta.

Ternyata rasanya tidak begitu buruk. Malah ortu doyan sama Katsu Don Mentai.

Katsu Don Mentai (8,5/10)
Basically katsu dilapisi dengan saus mentai. Rasanya asam segar walaupun tidak begitu tajam. Meski dilapisi saus, katsu tetap renyah.
Terdapat salad dengan salad dressing (vinegar) yang sudah dituang di atas salad.

Curry Katsu Don (8,5/10)
Katsu yang digunakan sama seperti pada menu Katsu Don Mentai.
Rempah-rempah cukup terasa walaupun rasa lada nyaris absen.
Kuah dan lauk ga seimbang, lebih banyak kuah daripada lauknya.

Tidak seperti restoran vegetarian kebanyakan, Kinkitsuya tidak menggunakan bawang.

Mohon maaf fotonya ala kadar karena baru inget foto setelah makan.

Sungguh aneh tapi nyata. Walaupun aslinya jualan masakan ala Meksiko, tetapi El Paso juga jualan panggang babi. Mungkin terdengar aneh karena menu ini baru ada belakangan. Tapi nyatanya rasanya juga enak. Tidak kalah enak dengan penjual panggang babi lainnya.

Beli atas rekomendasi kakak saya. Kebetulan kakak saya sudah pernah makan di sana sebelumnya.

Gulai Ikan Kakap (9,5/10)
Perlu hati-hati saat makan karena banyak tulangnya.
Rasa kuah gulai masih nyambung dengan daging ikan kakap.

Gulai Cumi (9,5/10)
Secara mengejutkan, cumi tidak sekeras yang dikira. Memang saat dibelah cukup sulit, namun ternyata cumi sangat empuk saat dikunyah. 

Gulai Tunjang (9,5/10)
Kikilnya sangat empuk.

Ayam Pop (7/10)
Ayam pop versi Bajamba Kapau tidak terlalu asin dan bumbunya tidak setajam menu yang lain. Alhasil saat disiram dengan bumbu akhirnya rasa asli ayam pop seketika tenggelam dengan bumbu yang lebih kuat rasanya.

Dendeng Batoko (9/10)
Dendeng batoko versi Bajamba Kapau diolah menjadi kering dan renyah seperti keripik. Alhasil menghasilkan sensasi yang unik seolah sedang makan keripik. 
Sambal yang mendampingi dendeng batoko adalah sambal merah sudah dimasak. Sayangnya rasanya tidak begitu pedas. 

Rendang (9.5/10)
Bumbunya cukup tajam dan dagingnya tidak terlalu keras.

Rendang Ayam (9,5/10)
Bumbu sama seperti rendang, bedanya kali ini daging adalah ayam.
Dagingnya sangat empuk.

Sate Padang (7/10)
Rasa rempah-rempah tidak setajam versi kompetitor, hanya rasa pedas yang kentara.

Secara general rasa berani asin (kecuali ayam pop) walaupun tidak berlebihan.

Ga 100% yakin pure kapau, tapi boleh mencoba apabila bosan dengan masakan Padang ala Sunda.

Mohon maaf fotonya cuma satu karena keburu sibuk makan. 

Insinyur Martabak tergolong sudah lama eksis, namun baru ngeh eksistensinya baru-baru ini. 

Martabak Mantap Sapi (8.5/10)
Isian cukup banyak, didominasi oleh daging sapi cincang dan daun bawang. Meski harganya cukup murah, jumlah daging sapi cincang cukup banyak. Rasanya tidak begitu asin. 
Minusnya kulitnya agak tipis. Meski agak tipis, martabak tidak mudah hancur saat ditusuk dengan garpu.

Martabak Keju Coklat (8.5/10)
Basically setengah keju dan setengah coklat. Pada bagian tengah diberikan topping keju dan coklat (meses) yang berlimpah. Tidak seperti martabak mantap sapi, martabak manis memiliki rasa manis yang berani. 

Karena harganya tergolong murah, konsekuensinya martabak agak tipis. Untungnya, martabaknya tidak sampai overshadowed oleh isian martabak. 

Selain dikenal memiliki desain interior yang retro, KFC Melawai dikenal memiliki beberapa menu eksklusif yang tidak ditemukan di cabang lain. Mumpung lagi di Jakarta, kakak saya manfaatkan kesempatan memesan menu eksklusif tersebut. 

Classic Combo (8/10)
Basically menu KFC disajikan ala Southern cuisine. Isinya ada ayam goreng (original), dinner roll, mash potato gravy, coleslaw dan corn cob. Cukup mengenyangkan sih keliatannya. 
Beberapa item kurang maksimal kualitasnya seperti mash potato gravy dan coleslaw. Mash potato rasanya seperti kebanyakan air. Rasa salad dressing coleslaw kurang asam. 
Item yang tergolongan mendingan hanya dinner roll dan corn cob (kemungkinan direbus dengan susu). 

Cream Puff (9,5/10)
Cream puff versi KFC adalah pastry panjang berisi krim rasa vanila. Agak disayangkan varian isi cuma satu. 
Isi krim tidak terlalu manis, meski hint vanilla cukup kuat. Krimnya cukup kental, sehingga tidak gampang tumpah saat cream puff digigit. Kabar baiknya, KFC murah hati ngasih krim yang banyak.