N.A.

Restoran ini posisinya berdekatan dengan Jonas Photo Studio. Sama seperti restoran di sekitar, restoran ini berupa restoran dua lantai yang sayangnya tidak begitu luas. Posisi favorite saya terletak di bagian outdoor lantai dasar, bagian ini terasa lebih spacey, tenang, dan tidak pengap. Restoran ini menjual suki dan bbq, namun dengan sentuhan cita rasa Thailand. Restoran ini juga tidak menggunakan sistem all-you-can-eat seperti restoran suki kebanyakan, pengunjung cukup mengambil bahan rebusan/ grill sesuai dengan keinginan, mungkin lebih cocok untuk mereka yang memiliki nafsu makan yang tidak terlalu buas. 

- Suki dan BBQ
Kali ini saya mengambil Sliced Tenderloin (belasan ribu), Spicy seasoned beef (dua puluhan ribu), dan chicken sausage (6ribuan/potong) untuk bahan grill nya. Sedangkan untuk bahan suki nya saya hanya mengambil mixed vegetable (belasan ribu). Awalnya saya hanya ingin menikmati BBQ nya saja, tapi karena kuah suki nya gratis jadi agak sayang kalau tidak dimanfaatkan. Hanya terdapat dua pilihan kuah yaitu kuah kaldu dan kuah tomyam. Kali ini saya memilih kuah kaldu. 

Sayangnya, kuah suki nya cendrung tasteless, meskipun setelah ditambahkan aneka bumbu. Mixed vegetable yang ambil untuk suki nya juga kurang segar, sebagian sayurnya sudah berubah warna kekuningan. Saya tidak terlalu menikmati suki di tempat ini. Untuk Barbequenya lumayan OK, terutama untuk Spicy beefnya. Porsinya tidak pelit, daging tender dan bumbunya meresap. Untuk sliced tenderleoin dan sosisnya sih biasa aja, tidak ada yang special.

Roffee's BEC berada di lantai 3A, tidak jauh dari entrance nya CGV Blitz. Tempat nya hanya berupa stand dengan beberapa meja dan bangku, walaupun demikian tempat nya cukup gampang untuk ditemukan. Kali ini saya iseng mencoba dessert ini sembari menunggu show film di CGV.
- Manggo Puding (11K)

Untuk semangkok kecil puding, harga yang dipatok sebenarnya tidak bisa dibilang murah juga, sekalipun puding ini sedikit lebih murah dibanding kompetitor sekelasnya. Pilihan rasa nya juga tidak kalah banyak dibanding kompetitornya. Sayang nya puding nya terlalu lembek, kurang kenyal, dan rasa mangga nya benar-benar berasal dari perisa mangga. Rasa original mangga kurang terasa.

Restoran ini merupakan salah satu wish-list saya di tahun 2017 karena cukup happening di Jakarta tapi belum ada di Bandung. Restoran ini berada di ground level PVJ, berdekatan dengan Sumoboo dan KFC. Tempat nya tidak terlalu luas apalagi harus dibagi dua dengan Kintan Buffet. Ambience restorannya mirip restoran Shabu-Shabu kebanyakan, cendrung crowded dan berisik, tapi masih OK untuk sekedar makan siang/makan malam.
- All You Can Meat: Beef Shabu (163K++)

Menu ini merupakan menu paling basic dari menu ALYE di tempat ini. Tersedia dua jenis daging sapi yang bisa dipilih yaitu Tasty Beef dan Low Fat Beef yang tentunya bisa di refill sepuasnya. Kualitas daging di tempat ini sangat terjaga kesegaran nya. Untuk pilihan kuah Shabu nya, saya memilih kuah Original Konbu, yang berupa kaldu bening khas Jepang dari rebusan rumput laut. Citarasa kuah nya sangat segar.
Selain bebas merefill daging sapi nya, pengunjung juga bebas mengambil bahan rebusan Shabu nya di food station, terdapat aneka sayuran dan daging. Sayang nya pilihan daging rebusan nya sangat terbatas, kalah telak dibanding restoran ALYE sekelas. Selain itu juga terdapat aneka makanan siap santap seperti Sushi, Pasta, Bihun, French Fries. Terdapat juga aneka pilihan sambal untuk menambah variasi rasa dari kuah shabu nya. Untuk pencuci mulut terdapat juga aneka minuman segar dan es krim sebagai dessert. Sayang pilihan dessert nya juga bisa dikatakan minim.
Yang perlu di highlight dari restoran ALYE ini adalah durasi makan nya yang terlalu singkat, yaitu hanya 90 menit untuk weekdays, dan 70 menit untuk weekend, sedangkan restoran AYCE lainnya biasanya memberikan minimal 120 menit. Saya sih kurang puas dengan waktu yang diberikan

Konsep restoran ini cukup unik, penuh warna dengan mural mural yang merepresentasikan banget menu andalan nya. Restoran ini berupa ruko dua lantai yang sebenarnya tidak begitu luas. Kali ini saya kebagian tempat duduk di lantai dua yang sangat dan panas, apalagi setelah menyantap mie kuah yang pedas.
- Mie Iga Merapi (22K)

Menu ini sebenarnya berupa mie kuah rempah dengan tambahan toping iga sapi yang disajikan menggunakan mangkok yang terpisah. Selain mie kuning, di dalam mangkok mie kuah nya terdapat kangkung dan wortel yang dipotong tipis.
Terdapat tiga jenis kuah yang dapat dipilih, kali ini pilihan saya jatuh kepada kuah kari dengan tingkat kepedasan maksimal (level 10). Citarasa rempah nya cukup kuat, kuah nya juga lumayan segar, sayangnya tingkat kepedasan nya tidak seekstrim yang saya bayangkan. Saya juga sempat mencicipi pesanan teman saya (Mie Iga Merapi, Kuah Merapi Level 5), menurut saya tingkat kepedasannya tidak terlalu berbeda signifikan. Yang mengecewakan adalah mie nya sudah terlalu kembang, sehingga tekstur kenyal mie nya sudah hilang.
Yang ingin saya soroti adalah toping iga nya yang sedikit mengecewakan, bumbu iga nya lumayan enak, tapi sayang iga nya disajikan dalam kondisi sudah dingin. Dari segi penampakan dan rasa juga, saya kurang yakin kalau daging yang digunakan adalah bagian iga. Mungkin memang saya harus kembali mengingat slogan, "Ada Harga Ada Barang."

Sudah cukup lama saya tidak mengunjungi restoran ini, terakhir sekitar dua tahun lalu ketika masih ada menu kecil. Tidak banyak perubahan dari restoran ini kecuali menu nya yang sekarang 100% Halal. Kondisi fisik restorannya hampir sama, termasuk absen nya plang namanya yang tentunya akan membuat restoran ini sulit untuk ditemukan, terutama untuk yang baru pertama kali datang ke restoran ini. Sebagai patokan, restoran ini tepat berada di seberangnya SMA Santo Aloysius.
- Nasi Campur Manado Sapi Rica (31K++)

Menu ini terdiri dari Nasi, Sapi Rica, Telur, Perkedel Jagung, Dabu Dabu, Kerupuk. Menu ini porsinya cukup banyak sehingga cocok dijadikan menu makan siang. Potongan daging sapinya tidak pelit, daging nya empuk dan bumbu rica nya meresap. Perkedel jagung nya sangat lembut, kematangan nya pas, bagian luar nya renyah, dan yang paling penting disajikan dalam kondisi yang masih hangat. Sambal dabu-dabu nya juga segar, tapi kurang nendang pedasnya.

Let's Go Gelato cabang ini tempatnya menyatu dengan Papyrus Photo yang posisinya di seberang SMA Santa Maria. Tempat nya terdiri atas dua lantai yang tidak terlalu luas, bangku nya juga terbatas. Konsep nya sebenarnya cukup unik, dengan dinding dan ornamen yang penuh warna, tapi sayangnya tempatnya tidak terlalu terawat. Kali ini saya dapat tempat duduk di lantai 2, tempat nya sedikit pengap dan panas
- Unicorn + Kiwi Gelato + Extra Cone (36K)

Gelato unicorn nya sangat cocok untuk yang suka manis, cita rasa nya mirip campuran antara bubble gum dan strawberry. Cita rasa susunya cukup kuat, creamy dan segar. Sedangkan kiwi gelato nya sangat cocok untuk yang menyukai rasa buah yang menyegarkan. Rasa gelato nya cendrung asem, tidak terlalu creamy. Yang unik dari rasa ini adalah adanya sensasi gurih biji kiwi nya. Saya juga memesan extra cone untuk gelato yang saya pesan, cone nya tebal, tekstur nya lebih mirip waffle.

Kali ini saya sengaja melipir ke sekitaran Asia Afrika, tepatnya ke Jalan Alkateri, sekitar dua blok dari Masjid Raya Bandung. Konon tempat ini merupakan salah satu warung kopi legendaris di Kota Bandung. Nuansa jadul nya terlihat dari bahan ornamen di warung ini, mulai dari bangku kayu klasik, pilar-pilar bangunan, bahkan peralatan yang digunakan pada zaman silam juga ikutan di pajang di restoran ini. Pencahayaannya juga diatur sedikit remang dan hangat khas toko pecinan zaman dahulu.
- Kopi Susu (15K)

Saya memesan menu ini karena menu ini merupakan rekomendasi dari waitress nya. Kopi Susu di tempat ini disajikan terpisah antara kopi dan susu nya, susu yang dipakai adalah susu kental manis. Kopi nya sendiri diolah sendiri menggunakan cara yang sama seperti zaman dahulu. Rasa kopi nya lumayan ok, rasanya cendrung pahit dan asam nya tidak begitu keluar.
- Kopi Tubruk Susu (18K)

Meskipun waitress warungnya yang polos tidak merekomendasikan menu ini, saya tetap memesan karena ingin membandingkan versi tubruk nya. Perbedaannya terlihat dari kopinya yang lebih keruh, rasa yang sedikit lebih kompleks dan kopinya yang sedikit lebih gurih. Saya sih lebih suka varian kopi tubruknya.
- Notes:

Restoran ini menjual beberapa makanan non-halal, terutama menu-menu yang mengandung Ham, Worst dan Sekba.

Restoran ini merupakan bagian dari The Boxes yang fokus menyajikan makanan khas Manado. Selain Redbox terdapat juga Blackbox yang fokus pada kopi dan juga Yellowbox yang fokus pada dessert khas Manado juga. Ketiganya berada di tempat yang sama yaitu di Gedung Graha Pos, Riau, Bandung. Tempat nya cukup luas dan nyaman. Uniknya, tersedia juga lazy bag berwarna-warna untuk bersantai.
- Sup Brenebon Redbox (65K)

Saya sengaja memesan menu khas Manado yang belum pernah saya cicipi sebelumnya, meskipun menu ini ngak bisa dikatakan murah juga. Sup brenebon sendiri sebenarnya berupa sup buntut sapi yang disajikan menggunakan kuah kacang merah. Kuah nya sangat creamy dan citarasa nya sangat bold dan berat, agak berbeda dibanding masakan manado lain yang cendrung pedas dan segar. Buntutnya well done, tapi porsi nya agak pelit.