N.A.

Saya kembali mengunjungi restoran ini untuk reminiscing old memories saat masih jadi mahasiswa pelit. Dulu seringkali mengunjungi tempat ini saat lagi pengen makan 'steak' saat sedang tanggal tua. Tempatnya sih sudah pindah dari lokasi lamanya, sekarang menempati eks tempatnya Pecel Lele Lela dulu. Honestly tempatnya agak kurang nyaman sih, agak panas karena sirkulasi udaranya yang buruk. Konsepnya restorannya juga agak sedikit outdated dan boring. Cocoknya untuk come, eat quickly, and go.

- Sirloin Telanjang (24K)
Kalau dipikir-pikir definisi steak sebenarnya antara tepat dan tidak tepat sih untuk menu ini karena daging sapinya seperti tidak di-grill seperti steak kebanyakan. Honestly, menu ini lebih mirip dendeng ketimbang disebut steak. Istilah sirloinnya menurut saya juga sedikit gimmick belaka. Lepas dari istilah steaknya, menu ini sebenarnya lumayan OK sih apalagi kalau mengingat harganya yang relatif sangat terjangkau. 

Daging sapinya disajikan bersama potato wedges, sayuran rebus, serta dengan pilihan sausnya dengan menggunakan hotplate. Kualitas daging sapinya sih seringkali berubah-berubah, kalau lagi hoki bisa dapat yang empuk kalau lagi apes ya seringkali dagingnya alot. Tidak seperti steak pada umumnya, tidak tersedia pilihan doneness untuk dagingnya, semuanya by default well-done, yaudah sih kalo inget harganya. Yang menurut saya yang unik adalah saus pedasnya, asimilasi rasa yang menurut saya sangat OK. 

Dibandingkan Sari Bundo Surapati, saya jauh lebih suka Sari Bundo ini karena tempatnya yang jauh lebih nyaman, lebih rapi, dan lebih bersih, meskipun keduanya sama-sama membutuhkan banyak improvement menurut saya. tempatnya menurut saya agak outdated dan boring. Pencahayaan baik untuk siang maupun malam harus dioptimalkan lagi, pencahayaannya agak remang dan kurang cocok untuk mood makan. Dari segi pelayanan, restoran ini menurut saya masih jauh kalah dibandingkan restoran Padang ternama lainnya tapi masih tergolong OK.

- Nasi Padang
Nasi Padang di restoran ini disajikan dengan metode prasmanan, saya tidak menganjurkan untuk datang ke restoran ini setelah makan siang karena banyak menu yang sudah tidak tersedia serta makanannya seringkali citarasanya sudah menurun. Menu-menu di restoran ini mengingatkan saya dengan menu-menu di kondangan Padang modern. Terdapat banyak menu di restoran ini yang agak jarang ditemukan di restoran Padang lain di Kota Bandung. Salah satunya adalah menu ayam kecap, menu ini sebenarnya adalah adaptasi masakan jawa dengan sentuhan rasa Minang, citarasa ayamnya bukan cuma manis juga tapi juga ditambahkan rempah-rempah gitu, alhasil menu ini sangat aromatik dan appetizing. Selain itu, menu ayam lado ijau di tempat ini juga sangat recommended. Menyantap di restoran ini harus hati-hati kalap sih karena sebagian besar menunya sangat menggoda, hanya untuk beberapa menu rasanya terkadangi tidak konsisten.

Saya sengaja memesan Lotek dengan menggunakan jasa delivery ojek online. Lokasi restorannya sebenarnya lumayan jauh dari tempat saya tinggal, namun honestly saya penasaran dengan loktek yang satu karena lotek ini seringkali digadang-gadang sebagai lotek paling enak di Kota Bandung. 

- Lotek Matang (22K)
Dari segi harga memang lotek ini jauh di atas rata-rata lotek lainnya. Isian loteknya sebenarnya sangat standar; kangkung, nangka muda, kol, tauge, dan kacang panjang, serta lontong. Loteknya juga disajikan dengan menggunakan kerupuk udang yang renyah. Porsi loteknya pun lumayan besar, lumayan bikin kenyang. Yang membuat lotek ini spesial menurut saya adalah saus kacangnya yang sangat kental, citarasa kacangnya sangat kuat, namun tidak terlalu manis. Selain itu, saus kacangnya memiliki sedikit hint rasa herbs seperti rasa kencur. Honestly saya suka tipikal saus kacang seperti ini.

Eat Boss seringkali saya jadikan pilihan ketika pengen dine-out saat keuangan mulai menipis karena harga makanan dan minumannya yang sangat murah namun tanpa mengorbankan kenyamanan. Posisi restorannya yang tidak jauh dari kampus membuat pengunjungnya sebagian besar adalah mahasiswa yang mengerjakan tugas perkuliahan, tempatnya memang cukup proper untuk dijadikan sebagai tempat berproduktif ria sih, bukan yang ternyaman tapi not bad at all. 

Food and Beverage:
Comfort food saya di restoran ini adalah pastanya. Pasta dibanderol dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari belasan ribu saja untuk varian paling basicnya, saya sih paling suka Spaghetti Aglio e Olio yang tidak pernah salah atau menu pasta fusion seperti Spaghetti Sambal Mata ataupun Spaghetti Ayam Woku yang pretty unique. Kalau menu spaghetti basicnya dirasa kurang, tersedia juga additional topping untuk menambah rasa. Pasta disini jelas bukan yang terbaik tapi at least best for its price. Selain itu saya juga biasanya memesan light snack seperti Tahu Pletok yang hanya dibanderol belasan ribu saja. Kalau pisang bakarnya menurut saya tidak terlalu recommended sih, pisang bakar upno*mal menurut saya masih terbaik.

Makmur Jaya cabang Setrasari ini posisinya tepat berada di sebelahnya Dominos Pizza. Saat saya berkunjung, Makmur Jaya cabang ini baru buka banget, bahkan sebagian gedungnya masih under-construction. Makmur Jaya cabang ini memiliki konsep yang hampir sama dengan cabang Lengkong. Kelebihannya cabang ini sih tempatnya jauh lebih luas, ngak sempit seperti cabang Lengkong. Tempatnya terdiri dari dua lantai dengan seat arrangement yang legah. Satu hal yang kurang saya suka adalah beberapa seat dan table-nya kurang ergonomis, terutama untuk tempat duduk yang di sebelah pintu masuk—honestly pegel duduk disini.

- Caramel Macchiato (28K)
Entah karena selama ini saya dicekoki dengan Caramel Macchiato dari American-Coffee-Shop-That-Everyone-Knows, Caramel Macchiato dari tempat ini agak kurang nendang aja—bukan gak enak sih, cuma kayak ada yang kurang. Caramel Macchiatonya menurut saya agak terlalu milky, alhasil citarasa kopi dan karamelnya jadi kurang kuat. Untuk sebuah caramel macchiato, minuman ini menurut saya juga kurang manis sih. 

Saya sengaja nyobain kafe ini saat sedang staycation di Kollektiv Hotel. Tak kalah dari hotelnya, cafenya juga tematik dan artistik. Tempatnya juga sangat nyaman terutama untuk bagian indoornya. Personally saya tidak suka dengan bagian outdoor yang tidak serapi dan sebersih bagian indoornya. Selain itu di bagian outdoornya juga jarang ada pelayan yang standby sehingga pelayannnya seringkali lebih lama. 

- Cappuccino
Cappuccino dari tempat ini menurut saya sih lumayan enak, tapi ngak sampai tahap enak banget apalagi sampai memorable. Cappuccinonya bukan yang tipikal creamy banget, agak manis, dengan citarasa kopi yang tidak terlalu strong. 

- Chocolate Mousse Cake
Cakenya sih lumayan OK meskipun harganya memang agak mahal. Cakenya lembut dan moist. Cakenya menang tipikal cake yang manis tapi bukan yang sampai bikin eneg gitu. Personally, saya suka.