@stelmaris

jarang ada kesempatan berkelana di area Senopati, Fitzroy menjadi pilihan pertama saya dlm memilih tempat utk makan malam dan hangout dikarenakan review sebelumnya yg cukup baik. agak sulit menemukannya krn signage yg gelap menjadikannya sulit ditemukan saat malam hari. meskipun demikian, saya terpukau dgn ambience bar yg tercipta, cozy banget! cocok banget utk hangout, betah deh 

dikarenakan memang sudah menginginkan menu pasta, jadilah saya memesan Fitzroy's Aglio Olio dgn tambahan topping Prawn dan utk minumnya saya order Iced Lychee Tea saja.

*Iced Lychee Tea: kemanisan! disajikan dgn 2 buah leci kalengan standar.
*Fitzroy's Aglio Olio with Prawn: udangnya keras, terkesan tdk fresh. keseluruhan pastanya enak, pedasnya nampol banget, bawang putihnya kurang terasa krn aroma jamur dan almond yg dibubuhi jg sbg pendamping, not too bad lah.

sudah lama berlalu sejak grand openingnya dan baru kali ini saya berkesempatan mengunjungi salah satu coffee shop yg hitz di area PIK ini. lokasinya ada di kawasan ruko metro PIK, tepat bersebelahan dgn resto bienvenue. rukonya tdk besar, hanya tersedia 1 lantai utk coffee shop dgn beberapa meja utk smoking room di bagian outdoor. bagian indoor didominasi properti kayu dan interiornya didominasi aksesoris dan pattern ala pedalaman sesuai namanya "Native" dan hal tersebutlah yg menjadikan coffee shop ini instagenic.

melihat menunya cukup membuat terkejut krn range harga yg ditawarkan cukup pricey dibanding coffee shop umumnya namun mengingat lokasinya di PIK maka jd tidak heran lah. segelas Cappuccino yg saya pesan dihargai 40rb, seharga dgn Flat White dan Manual Brew juga, namun saat kunjungan saya ini coffee beans yg available utk manual adalah Ethiopia dan Kenya yg memang sudah terkenal acidic. utk milk based coffeenya, espresso mereka menggunakan house blend beans yg merupakan gabungan beans Guatemala (chocolate notes) dan Honduraz (caramel notes).

rasa Cappuccinonya enak; 150ml milk based coffee tanpa dark choco powder disajikan dgn latte art yg cukup apik dlm cangkir merah menyala. notes coklat dr beans Guatemalanya terasa, ada sedikit bitter tp tdk asam. aromanya light, mungkin utk beberapa orang awam akan menilainya sbg "too milky". 

servicenya tbh saya kurang suka karena kurang ramah, tidak ada sapaan di awal kedatangan ataupun ucapan terima kasih di awal, tp saya menghargai cara staff menawarkan kopi yg lbh strong disaat saya membatalkan order Manual Brew krn ketersediaan beans. 

sbg seorang yg terbiasa tdk makan chicken wings seperti apapun olahannya, saya bisa memberikan pengecualian terhadap Wingstop. sudah menjadi favorit dr sejak pertama coba.

saya memesan Boneless Wings favorit saya, 7pcs dihargai 50k termasuk pajak & service dan sudah termasuk 2 jenis rasa dan 1 dipping sauce. kali ini ada rasa baru yg menggantikan rasa Cajun, salah satu rasa favorit saya yg dikenal pedas dan asam. penggantinya bernama Mango Habanero, saus mangga pedas manis yg menyelimuti keseluruhan boneless wings yg saya pesan. tbh, dibandingkan dgn Cajun, Mango Habanero tidak lah lebih pedas, rasa manis mangganya mengcover pedasnya. sedangkan Garllic Parmesan, gurih dan crunchy as always 

Setelah cobain yg Traditional pd cabang kedua di Karawaci, akhirnya kali ini bisa cobain yg Zesty Steak pd outlet pertamanya Quiznos di Indonesia. Isian dagingnya bener-bener muasin lidah banget, tender, gurih dan banyak! Melted cheesenya juga terlihat dan chewy menempel pd helaian daging steaknya. Messy banget sih makannya karena saus zestynya yg belepotan kemana-mana tp memuaskan, sayang aja kemahalan utk konsumsi sering-sering 

akhirnya ada kesempatan cobain coffee shop style Melbourne ini yg dikenal dgn harganya yg anti mainstream; selain menu teh dan kopi, St. Ali juga menyediakan aneka menu brunch yg menurut foodies lain sih tempting banget. outletnya unik ya, area indoor yg hanya menggunakan kipas, terbuka menghadap outdoornya. area bar dibagi menjadi 2; manual bar dan espresso machine area, ditengah dan sekitarnya tersedia seating cukup banyak utk pengunjung.

kesempatan perdana ini, saya mencoba 2 item:
* Filtered Coffee: Panama Geisha - Hacienda Esmeralda
rasanya bukan seperti minum kopi tapi TEH RASA KOPI !! 
notes yg terasa jelas banget seperti yg tertulis pd menu yaitu Jasmine Tea & Sugar Canes. dibanding beans lain utk filtered coffee, memang yg ini paling mahal but worth it ! 

*The Fat Boy
dgn mengganti fried egg nya menjadi poached egg, menu satu ini pecah banget !! 
porsiannya cukup besar, bisa utk 2 orang. sosisnya sih juara, beda dgn sosis umumnya yg legit dgn terigu, yg ini daging banget !! 

coffee shop ini cukup nyempil ya lokasinya dan dr luar, ga mencolok & kurang mengundang pengunjung bgt imagenya. interiornya rusty gitu, tersedia 2 lantai; smoking room di lantai 2 dan di lantai satu area barista dan roastery.
saya mencoba menu Magic yg merupakan jenis Cappuccino tp versi Double Ristretto, jd dr segi rasa lebih strong dr yg regular. beansnya pun bisa pilih dan saat kunjungan perdana saya ini tersedia 2 beans yaitu Bali Kintamani & Costa Rica Kaba yg akhirnya menjadi pilihan saya krn notesnya yg coklat dan floral. meskipun sudah double ristretto, tp Magic masih tergolong light di lidah saya, coklatnya terasa dgn aroma yg light, as the first impression ya not bad lah.. disajikannya juga dgn latte art swan invert yg apik nan kece