Fannie Huang||IG:@fiehuang

Thien Thien Lai merupakan salah satu restoran yang sudah lama menjadi wishlist saya. Lokasinya ada di lantai dasar Pancoran Chinatown Point dan sudah beroperasi selama lebih dari 2 tahun.

Untuk seating areanya cukup luas. Ada beberapa meja untuk 2 orang, meja untuk berempat dengan sofa, serta meja makan bundar yang cocok untuk keluarga. Selain itu juga ada VIP room.

Pelayanan sangat ramah dan responsif. Jadi saya bahkan nggak tahu ada diskon 50% dimsum ketika berkunjung. Nah, staffnya menginfokan soal diskon 50% dimsum buat weekdays jam 2-5 sore. Karena tinggal 5 menit lagi, staff menanyakan apakah kami mau pesan dimsum.

Berhubung kami bertiga, tadinya malahan kami mau nambah beberapa main course sesudah memesan 8 porsi dimsum. Staffnya malah menyarankan : "Takutnya nggak habis, nih. Mendingan pesan dimsum dulu baru nambah (soalnya sayang)."

Beneran considerate, lho. Bahkan kami diberikan refill teh tanpa diminta. Mau minta extra chili oil juga cepat. Waktu penyajian main course juga tidak lama ketika kami nambah main course. Pelayanan sangat memuaskan.

Kami memesan :

x. Dimsum :

1. Tim Hakau (Rp. 35.800)

Seporsi berisi 4 hakau. Kulitnya tidak terlalu tebal, namun tidak super tipis sampai mudah hancur. Isian udangnya segar dan rasanya gurih.

2. Tim Siomay (Rp. 35.800)

Seporsi juga berisi 4 siomay yang ukurannya lumayan besar. Saya suka banget siomaynya. Kulitya lembut dan gurih. Daging siomaynya beneran kerasa dan gurih.

Adonan dagingnya tidak kenyal berlebih karena kebanyakan tepung.

3. Tim Casio Pao Babi (Rp. 31.800)

Seporsi berisi 3 pao yang ukurannya cukup besar. Padahal saya makannya lebih dari 30 menit sesudah disajikan, namun paonya nggak keras.

Isian daging casionya beneran padat dan banyak. Babinya sama sekali nggak bau. Rasa saus casionya manis sekaligus sedikit gurih. Beneran worth dibanding harga meskipun tidak promo karena dagingnya kerasa di tiap gigitan.

4. Tim Kaki Ayam Lada Hitam (Rp. 29.800)

Saya nggak nyobain karena memang nggak suka ceker. Namun sepertinya enak. Kenalan saya yang suka malahan ngabisin ini.

5. Tim Cheongfan Udang (Rp. 33.800)

Saya suka banget sama cheongfannya. Kulitnya nggak terlalu tipis namun juga nggak super tebal jadi mudah dimakan. Isian udangnya cukup banyak dan kulitnya gurih.

Buat rasa sausnya cenderung manis sekaligus gurih. Ini tipikal cita rasa cheongfan di restoran Chinese Food, jadi berbeda dibanding cheongfan Medan yang pakai bawang goreng dan rasa sausnya cenderung asin (saya udah cobain kedua versi).

6. XO Lomaikai (Rp. 33.800)

Seporsi berisi 3 lo mai kai. Menurut saya sih kematangannya pas, lo mai kainya nggak kelembekan.

Isinya ada daging kecap yang nggak alot, telur asin dan dibalut ketan. Rasa ketannya legit, sedikit manis dari kecap sekaligus sedikit asin gurih.

7. Onde Onde Isi Naiwong (Rp. 25.800)

Ini salah satu kue onde terfavorit saya yang rasanya mirip sama kue onde favorit saya di Serba Food yang sekarang udah tutup.

Kue ondenya renyah, kulitnya nggak ketebelan. Isiannya pas manisnya dan cukup banyak. Bahkan saya bawa pulang 1 dan bungkus ke tisu, terus baru saya makan besok sorenya. Ternyata rasanya masih enak loh. Saya kira kulitnya bkkal jadi alot, ternyata nggak.

Ini super recommend buat dipesan kalau kalian suka kue onde.

8. Kulit Tahu Goreng Udang Ayam (Rp. 33.800)

Gorengannya renyah dan tidak berminyak sama sekali. Isiannya padat, terasa aroma dan tekstur udang yang berpadu dengan ayam.

Dimakan pakai chili oil jadi lebih enak. Saya suka karena rasanya cenderung gurih dan pedasnya masih oke.

x. Main Course :

1. Nasi Goreng ala Yang Zhou (S, Rp. 88.000)

Kami pesan yang porsi S dan bisa untuk bertiga. Nasinya nggak greasy, meski warnanya cukup coklat untuk nasi goreng Yang Zhou.

Aromanya wangi dan saya expect rasanya bakal cenderung asin gurih. Sayangnya, rasanya malah hambar. Rasanya hanya dari isian daging maupun potongan sayurnya saja.

2. Sapo Tahu Seafood (S, Rp. 108.000)

Potongan daun bawangnya sangat banyak sehingga menambah aroma. Untuk tahunya dipotong kecil-kecil, namun bertekstur lembut dan sangat banyak.

Seafoodnya segar dengan saus yang cukup kental dan terasa gurih. Bahkan sausnya enak dimakan dengan nasi goreng buat menambah rasa. Porsinya pun besar dan bisa untuk share 3-4 orang.

Territory 32 merupakan kafe yang baru beroperasi beberapa bulan lalu di Lebak Bulus. Tempat parkirannya cukup luas dengan pajangan mobil asli. Dekorasinya cenderung maskulin, namun terdapat dekorasi bunga di beberapa spot.

Seating areanya ada di area indoor maupun outdoor. Di luarnya ada kolam renang yang available untuk acara. Di luar acara, kolam renang bisa digunakan saat weekend mulai dari jam 8-10 pagi dengan minimum order 300 rib per table.

Menu di sini mostly merupakan makanan western, namun ada juga menu nusantara. Selain itu kafe in juga menjual dessert serta minuman berupa cocktail, mocktail, kopi hingga wedang uwuh.

Pelayanan di kafe ini sangat ramah. Seluruh stffnya sangat responsif dan murah senyum. Bahkan ketika kami berada di area outdoor buat berfoto, staff langsung keluar buat menyalakan kipas tanpa diminta. Benar-benar considerate.

Untuk menunya, saya mencoba :

×. Appetizer :

1. Cream Mushroom Sourdough Soup (IDR 100k)

Sebenarny rasanya enak. Jamur terasa di sendok dan rasanya creamy gurih. Teksturnya cenderung thick, terlebih ketika dipair dengan roti sourdough yang padat.

Namun menu ini terlalu berat untuk disajikan sebagai appetizer seandainya disajikan sebagai porsi personal.

2. Escargot (IDR 95k)

Rotinya bertekstur renyah dengan rasa garlic yang cukup terasa meski dimakan begitu saja.

Sebenarnya penyajiannya cantik. Sayangnya, penggunaan piring dengan lubang-lubang kecil malah membuat oilnya sulit diambil, kecuali pakai sendok dessert yang kecil. Jadinya kurang bisa menikmati secara maksimal, padahal oil menambah flavour.

Namun untuk rasa garlic oilnya wangi. Escargotny juga tidak berbau amis.

×. Main Course :

1. Butter T-Bone (IDR 750k)

Ini main course terfavorit saya. Menurut saya seasoningnya pas dan meresap ke daging. Jamur dan kentangnya juga well seasoned.

Selain itu kentangnya renyah, namun empuk di bagian dalam. Sausnya juga terasa stocknya dan gurih, cocok dipair dengan daging.

2. Salmon En Croute (IDR 125k)

Rasa salmon en croute perlu perbaikan. Tekstur mashed potatonya sudah oke, namun sayang rasanya hambar. Seasoning perlu ditambah.

Untuk pastrynya cukup tebal, tidak balnce dengan isian salmonnya yang sedikit dan tidak begitu terasa.

Tekstur sausnya juga terlalu kental dengan rasa cenderung manis. Seandainya kekentalan dikurangi dan rasanya lebih gurih dengan ditambah sedikit rasa lemon akan lebih nikmat.

3. Seafood Platter (IDR 450k)

Seporsi pas buat sharing. Isinya ada keranf hijau, udang, cumi, barramundi dengan salad, saus tartar dan saus lemon butter.

Semua seafoodnya fresh. Saya suka sekali dengan kerangnya karena terasa seasoningnya yang gurih. Udangnya segar dan besar, seasoning juga meresap.

Ikannya padat dan cuminya sedikit kurang seasoning. Untuk saus putihnya (lemon butter?) rasanya cenderung hambar. Hanya ada rasa creamy.

Untuk saus berwarna orange (tartar?) terasa sedikit asam, pedas dan gurih.

×. Beverages :

1. Coffee Ice Cube (IDR 34k)

Harga kopi tergolong affordable dengan tampilan yang cantik. Rasa kopinya masih pas manisnya dengan susu yang dituang di atasnya.

Kopinya terasa manis sekaligus pahit dari kopi. Susunya tidak super milky, segar untuk diminum. Sangat worth untuk dicoba.

Sesuai namanya, musik yang diputar di kafe yang satu ini merupakan musik bossanova yang terkesan tenang. Di dalamnya ada kaset-kaset dengan pita, piringan hitam, serta pemutar piringan hitam.

Untuk tempatnya sendiri tidak besar. Lokasinya ada di kawasan perumahan dan sejujurnya nggak terlalu terlihat kalau dilewati sepintas. Kalau kalian ke sini dan bawa kendaraan, harus parkir di tempat lain karena depan kafe agak sulit parkir.

Tempat duduknya ada beberapa kursi di bagian depan, sedangkan di area indoor ber-ACnya hanya ada 3 meja. Selain itu ada beberapa stop kontak dengan interior yang bernuansa jadul karena menggunakan kursi kayu serta dan dekorasi lainnya yang setema.

Untuk menu di kafe ini terbatas. Opsi nasi maupun kopinya hanya ada 3 macam. Namun ketika saya datang, yang ready di etalase hanya cumi. Jadinya saya mencoba cumi.

Saat ini, pembayaran di kafe ini hanya ada 2 opsi. Opsinya hanya ada cash maupun via transfer BCA.

Saya mencoba :

1. Nasi Cumi Merah (Rp. 25.000)

Harganya tergolong sangat murah dan tidak ada tambahan tax maupun service charge.  Seporsi berisi nasi dengan 5 atau 6 potong cumi asin yang ukurannya cukup besar.

Beneran deh, harganya bahkan lebih murah ketimbang warteg di dekat rumah saya yang menjual sepotong cumi asin goreng yang ukurannya lebih kecil dengan harga 5 ribu per pcs. Padahal ini ber-AC.

Ukuran cuminya besar dan rasa pedasnya sungguhan nampol. Awalnya hanya terasa sedikit pedas sekaligus gurih asin dari cuminya. Aroma cuminya juga tidak berbau amis, lho.

After tastenya semakin lama semakin pedas. Karena kurang tahan pedas, saya nggak sanggup menghabiskan cumi potongan terakhir yang besar. Namun kalau kalian suka pedas, ini harus banget dicoba.

2. Es Kopi Jamu (Rp. 25.000)

Mocktail kopi yang satu ini beneran murah, apalagi ini di Jakarta. Based kopinya merupakan kopi hitam yang dicampur jamu.

Saya request less sugar dan rasanya unik. Terasa hint pahit kopi sekaligus rempah dari jamu serta sedikit rasa manis. Saya suka banget kopi yang satu ini.
.
.
Pelayanan di sini juga cukup ramah, lho. Kalau dibandingkan rasa dan harga, tempat ini jelas sangat worth untuk dikunjungi.

Sebelumnya aku pernah pesan nasi goreng yang isian & sausnya bisa custom. Malam ini aku pesan menu lain via delivery.

Aku mencoba :

1. Nas Ayam Saus Mentega (Rp. 35.500)

Timunnya beneran segar dan aromanya wangi. Teksturnya pun renyah.

Buat nasinya juga hangat dan pulen. Ayamnya nggak alot dan tepungnya renyah. Padahal udah disiram saus, tapi masih renyah.

Rasa saus menteganya strong. Cenderung asam sekaligus sedikit manis gurih.

Kedai kopi yang satu ini sebetulnya sudah beroperasi sejak 5 tahun lalu di Sentul. Lokasinya berada di Danau Teratai dan terdiri dari 2 lantai.

Untuk seating areanya terdiri dari indoor, semi outdoor yang masih terlindung atap maupun outdoor yang benar-benar tidak terlindung atap. Baik di area outdoot maupun semi outdoor boleh merokok.

Tempatnya cukup nyaman dengan view tepi danau. Menjelang waktu balik, kebetulan sekali sedang turun hujan yang cukup deras. Di lantai bawah bisa duduk sambil melihat rintik hujan yang jatuh ke atas daun teratai, entah kenapa terasa menenangkan. Terlebih ditemani aroma hujan dan rintik hujan yang sesekali terbawa angin.

Pada kunjungan kali ini, saya memesan 3 pastry.

Saya mencoba :

×. Pastry :

1. Quiche Lorraine

Kulit quichenya tidak seret dengan tekstur agak tipis dan sedikit alot. Untuk rasa quichenya kurang savoury.

Rasanya dominan rasa telur yang untungnya tidak berbau amis dengan sedikit smoked beef. Kalau boleh jujur, croissant lebih recommend buat dicoba.

2. Butter Croissant

Saya tidak banyak berekspektasi buat butter croissant. Ternyata ini sangat worth untuk dicoba

Teksturnya tidak terlalu alot. Flaky, tetapi tidak kering. Bagian tengahnya cukup empuk. Rasanya juga buttery.

3. Beef Luncheon

Sejenis pastry dengan isian daging sapi yang banyak. Teksturnya gurih dan sebetulnya sudah enak dimakan tanpa saus cabe.

Rasa pastrynya juga terasa hint butternya meski dimakan dengan isian daging.

×. Beverages :

1. Iced Blossom Latte

Latte yang satu ini menggunakan rose petal yang cukup banyak.

Aroma kopinya unik karena berpadu dengan harum bunga mawar. Bahkan ketika diminum, juga ada hint rasa bunga.

Saya suka kopinya. Perpaduan susu dan espressonya masih pas.