MD Plaza menjadi gedung dimana Animale Restaurant bernaung. Menempati lantai 11, restoran ini mengambil tema casual fine dining. Sesuai dengan nama dan logonya, yaitu Animale, jadi mereka menyuguhkan makanan yang berasal dari aneka daging hewan mulai dari ayam, ikan, sapi, domba dan lain-lain. Mengingat letaknya yang berada di ketinggian, akses masuknya harus melalui sebuah lift yang didesain begitu unik dan menarik pada bagian lantainya. Setelah sampai di seating area, pengaplikasian interior desain mereka yang mewah langsung memanjakan mata saya. Setiap sudut membuat saya begitu terpana dengan gayanya yang elegan tapi terkesan casual.
Seperti resto-resto elegan lainnya di Jakarta, sudah pasti para staf disini bekerja sangat profesional, berpenampilan menarik, menguasai product knowledge, responsif dan begitu ramah. Bahkan untuk beberapa menu yang memerlukan sedikit atraksi dari cara penyajiannya, sangat terlihat kalau mereka memang sudah sangat terbiasa melakukannya. Tempatnya udah oke banget, ambience nya juga cozy, dan pelayanannya pun kelas bintang lima, terus bagaimana dengan cita rasa makanannya nih? Engga pake lama, langsung aja saya cari tahu.
Perjalanan kuliner daya disini dimulai dengan menu pembuka yang bernama Wagyu & Foie Gras (Rp.175.000,-) master kobe carpaccio, pine nuts, truffle sauce, saba, arugula, parmesan lavash. Irisan daging wagyu yang tipis tapi begitu rata, ditemani beberapa siraman sauce sebagai topping sekaligus penambah rasa ini tampil begitu menggoda dan berkilau. Sekali suap si daging langsung lumer aja gitu dimulut, ditambah dengan rasa gurih, asam, asin dan oily yang menemani disetiap gigitannya. Menu pertama aja udah sebegini enak luar biasanya, apalagi menu-menu lainnya nih?! Jadi makin ga sabar untuk segera mencoba sajian berikutnya nih.
Truffle Hunter (Rp.155.000,-) roasted mushroom puree, straciatella, roasted garlic, crispt sage, white truffle oil. The first square pizza that i’ve tried at Animale and its taste so wonderful. Dari segi aroma, kuatnya truffle oil begitu mendominasi dengan karakter harumnya. Untuk rasa, begitu cheezy dan sangat gurih, sejalan dengan tekstur adonan dasar yang lembut juga chewy. Bener-bener bikin saya mabuk kepayang, meski personally saya bukan penyuka truffle.
Crudo (Rp.165.000,-) housecured duck prosciutto, cherry tomato confit, mozzarella, buratta, arugula. Pizza kotak kedua dengan topping irisan dagimg bebek yang super juicy dan engga amis sama sekali. Disandingkan dengan beberapa jenis keju dan komponen lain, menjadikan pizza ini jadi semakin meriah, seger, kaya rasa, cheezy dan begitu gurih. Sama dengan pizza sebelumnya, basic adonannya pun terasa chewy dan lembut.
Bivalvia (Rp.135.000,-) black mussles, white clams, bay scallops, parmesan muhammara sauce, basil oil. Satu-satunya yang mengeluarkan cita rasa khas Indonesia. Meski sebenernya menggunakan bumbu-bumbu ala western, tapi pas diicip sensasi rasanya mirip gulai atau masakan berkuah kare. Kerang-kerangnya variatif, terasa fresh dan cocok banget sama bumbu
Lamb Chops (Rp.185.000,-) garlic & herb rub, saffron, zucchini couscous. Potongan daging domba yang empuknya kebangetan, dia masih bertekstur dan tebal, tapi pas digigit tuh engga bandel jadi langsung lumat dimulut. Sebenernya rasanya simple gurih gitu, tapi didominasi oleh balutan rempah, jadi cenderung harum dan engga bau prengus sama sekali. Inilah definisi dari cara memasak daging domba yang paling brilliant.
Short Rib Tomahawk (Rp.755.000,-) pastrami rub, apple & red cabbage sauerkrauts, green olives, smoked papeika aioli, rye crouton. Bintang dari makan malam kali ini adalah Short Rib yang udah dimasak selama 48 jam, jadi terlihat banget dari tampilannya yang begitu eksotik berkilauan. Ukurannya pun engga main-main, jumbo banget guys, jadi cocok buat dinikmati ramean nih. Teksturnya jangan ditanya lagi, lembuuuuuuuut banget mirip marshmallow. Udah gitu ya karena dimasak sebegitu lamanya, jadi si bumbu tuh meresap banget sampe kedalem.
Beef Cheek (Rp.225.000,-) tagine, caramelized fuji apples, almond & golden raisin couscous. Disajikan ala Maroko, yaitu menggunakan tagine, sejenis wadah memasak yang berbentuk datar terbuat dari tanah liat dengan tutup kerucut. Potongan pipi sapi yang entah kenapa empuk dan seenak ini dimasak mirip semur gitu, manis-manis gurih tapi kaya rempah. Disajikan bersama almond couscous sebagai karbohidrat, membuatnya jadi semakin Timur Tengah banget.
Lamb Neck (Rp.275.000,-) slowly roasted, lettuce, pickled carrots & red onion, tahuni, flat bread. Ada dua buah roti besar mirip bantal guling yang menemani sepotong besar leher domba yang berkilau kecokelatan. Tak lupa tiga jenis cocolan yang entah apa saja namanya, hadir sebagai penambah rasa. Belum pernah saya makan leher domba, tapi yang jelas ini sih enak parah, dagingnya empuuuuuuuk banget, udah kaya potongan daging sirloin. Dagingnya sendiri bersensasi manis gurih, jadi sangat cocok kalo ditambahin sama tiga jenis cocolannya yang menambah rasa gurih, creamy, cheezy dan sedikit nutty.
Malloredus (Rp.175.000,-) sage brown butter & truffle burro fuso, parmesan crusted bone marrow. Ada sedikit atraksi juga dalam penyajiannya, jadi tulang sumsum yang telah dibelah dua dan diberi taburan parmesan diatasnya ini dituangkan langsung ke piring berisi pasta yang sebelumnya sudah dimasak dengan butter truffle yang meleleh. Setelah diaduk jadi satu, langsung lumer aja gitu sesaat setelah masuk kedalam mulut. Oh my Goooooood, ini kenapa enak banget sih? Padahal saya bukan penyuka makanan yang benyek kaya sumsum tulang, tapi yang ini sih rasanya sangat nikmat, ada sensasi cheezy, creamy, gurih dan asin.
Truffle Truffle (Rp.85.000,-) valrhona caramelia ganache, sea salt caramel, truffle scented. Mengawali perjalanan dari hidangan penutup malam ini, ada sekotak olahan karamel berselimut crumb truffle berwarna hitam. Sekilas tampilannya mirip arang, tapi saat masuk kedalam mulut, ledakan khas truffle nya langsung meleleh bareng sensasi karamel yang manis juga lengket. Wonderful dessert with unique plating.
Portokalopita (Rp.85.000,-) orange bread pudding, whipped guanaja ganache, orange blossom sorbet. Menu dessert cantik yang menyuguhkan cita rasa jeruk dengan cokelat. Jeruknya sendiri datang dari sejenis caramel dan sorbet, sedangkan cokelatnya datang dari ganache yang bernaung didalamnya. Sensasinya unik, manis, pekat dan begitu menyegarkan.
PB&J Malabi (Rp.85.000,-) pistachio butter milk pudding, strawberry rose compote, strawberry sherbet. Pas disajikan diatas meja tampilannya super gorgeous, sampe sayang banget mau memakannya. Puddingnya begitu lembut dengan rasa milky, manis dan gurih. Diatasnya ada crumb renyah, potongan buah strawberry yang diolah, edible flower dan es krim strawberry. Kombinasi yang pas antara manis lembutnya pudding dengan asem segernya buah strawberry.
Apple Pie ‘Baklava’ (Rp.90.000,-) filo pastry, ricotta, brown butter ice cream. Dessert ini terbagi kedalam dua bagian yaitu apple tart berbentuk seperti sarang burung dengan bongkahan pastry yang menyelimuti potongan apel didalamnya dan seporsi es krim bercita rasa manis butter. Tekstur apelnya masih krenyes krenyes, sejalan dengan pastry yang juga engga kalah renyah. Sweet, fresh and crispy.
Oops Cheesetart (Rp.110.000,-) molten centre basque style brunt cheesecake, camembert, gorgonzola. Tampil begitu sederhana, tak membuat kue ini jadi terasa biasa saja, justru yang paling meledak dan lumer dimulut. Karakteristik keju yang meleleh engga bikin enek, malah terasa lembut, milky, gurih sekaligus manis dalam takaran strong yang seimbang. Saking ketagihannya, kita sampe ngorder satu lagi karena emang sebegitu lezatnya...