yudistira ishak abrar

Hummingbird adalah sebutan untuk burung kolibri dalam bahasa inggris. Menurut para ahli, burung ini merupakan spesies burung terkecil yang dapat mengepakan kedua sayapnya dengan super cepat. Namun kali ini saya gak akan ngebahas soal burung, tapi soal tempat makan bernama Hummingbird Eatery.
Berlokasi di lantai UG, Mall Kuningan City, Hummingbird punya area yang cukup luas. Designnya terlihat unik dengan beberapa tempat duduk yang berbentuk sangkar burung raksasa. Quite interesting. Warna kayu yang dominan, ornamen pohon besar dan lukisan floral serta burung kolibri pada dinding ruang, memberikan kesan grande yang menenangkan, nyaman seolah mengajak pengunjung ke belakang halaman rumah.
Menu yang mereka suguhkan cukup beragam, lengkap dan bergaya western. Jangkauan harga rata-rata yang mereka pasang adalah 90 ribuan untuk maincourse dan 50 ribuan untuk beverages. Middle up resto. Berhubung harganya lumayan, saya jadi penasaran dengan rasanya.
Mulai dengan Humming Fish. Menu ini berupa pasta spaghetti dengan saus tomat yang diberi sedikit keju, roti renyah dan ikan dori. Tekstur pastanya pas, rasa saus tomatnya asam manis dan menurut saya akan lebih kece kalo ditambah bubuk cabai, biar ada pedes-pedesnya seperti yang saya lakukan. Ikan dorinya renyah dan lembut, namun jangan menenggelamkan ikannya didalam kuah saus, karena akan membuat dori menjadi terlalu lembek. Namun secara keseluruhan, pasta ini enak dan rasanya pas.
Sedangkan minumannya ada Green Mango Juice dan Rosy Lychee. Untuk Green Mango Juice merupakan jus mangga dengan warna hijau pucat. Rasanya asem tapi menyegarkan, teksturnya mirip dengan mangga bacang atau mangga simana lagi yang masih mengkel. Rosy Lychee merupakan segelas jus strawberry dan leci yang diberi sirup mangga. Rasanya manis dan buah leci sangat terasa dominan disini. It's ok...

Kavarna Grill & Coffee merupakan satu tempat nongkrong di bilangan Tebet. Kafe ini mengangkat paduan konsep antara urban rustic dengan retro, hal ini dapat dilihat dari penggunaan material dinding ruang berupa bata merah yang sengaja dibuat tidak selesai, lampu gantung berbentuk nyala lilin khas didalam kastil serta furnitur-furnitur berwarna cokelat.
Pencahayaan pada ruang sengaja dibuat redup kekuningan, agar memberi kesan elegan dan nyaman. Namun yang saya gak suka adalah mereka ga menyediakan ruang bebas asap rokok, jadi meski di dalam ruangan berpendingin para perokok bebas membagi-bagikan asapnya. Saya sebagai perokok pasif merasa gak nyaman dan dirugikan.
Menu yang mereka sajikan tidak terlalu banyak, namun cukup bervariasi dan lengkap, mulai dari appetizer, maincourse sampai ke dessert. Selain itu mereka juga menawarkan harga yang bersaing dan relatif terjangkau. Quite interesting.
Saya coba Chicken Teriyaki sebagai menu makan malam kali ini. Sajiannya rapi, menarik dan cukup manggil-manggil. Sepiring ayam bumbu saus teriyaki yang hadir ditemani nasi bertabur bawang goreng dan irisan sayuran segar. Rasa ayamnya cukup juicy dan empuk, namun bumbu teriyaki agak keasinan menurut saya. Tapi secara keseluruhan, menu ini enak lho, mereka serius membuat dan menyajikannya. Jempol.
Sebagai teman makan saya memilih Ice Tea supaya seger. Rasa manisnya pas, pun dengan kepekatan tehnya. Sesuai dengan apa yang saya harapkan. Setelah makan, saya coba menu pencuci mulut yaitu Cream Brule dan Vietnam Dripp Coffee. Untuk Cream Brule nya punya lapisan karamel yang terlalu tipis, sehingga kurang dapet efek pecah karamelnya ketika diketuk. Meskipun begitu, tapi lapisan bawahnya enak banget, teksturnya lembut dan creamy. Manis dan gurihnya ngeblend banget. Juara.
Vietnam Dripp Coffee nya tampil khas dengan alat brewing yang meneteskan espresso tetes demi tetes secara perlahan. Rasa espressonya gak pekat tapi juga engga slight, pas banget. Ketika saya aduk dengan susu cair dibagian bawah gelas, saya mendapatkan minuman yang manis, getir dan gurih yang ngeblend sempurna. I love it...

Bakso atau dalam bahasa Inggris disebut meatball, merupakan sajian olahan daging sapi yang dibentuk bulat seperti bola pingpong, yang diberi kuah kaldu yang menyegarkan. Saat ini banyak sekali modifikasi-modifikasi yang dilakukan pada makanan yang biasanya dijajakan dengan gerobak dorong ini, seperti bakso ayam, bakso ikan, bakso aneka filling, bakso kotak hingga bakso dengan ukuran jumbo.
Nah, di kedai bakso yang berlokasi di Jalan Tole Iskandar, dekat BBM, Sukmajaya, Depok, ada satu menu bakso yang cukup unik, yaitu bakso bakar. Bentuk tempatnya cukup sederhana, namun tetap rapi dan bersih. Ukuran ruang cukup luas dengan terdapat beberapa bangku dan meja panjang untuk menampung jumlah pengunjung yang banyak. Bakso Bakar Putra Arema, sepertinya sudah menjadi salah satu makanan favorit bagi warga Kota Depok.
Menu andalannya adalah Bakso Bakar, yaitu sajian berupa bakso yang ditusuk batang kayu seperti sate, lalu dibakar. Disajikan bersama ketupat, bumbu kacang, acar, irisan jeruk limo dan kuah kaldu bening dalam mangkuk terpisah. Satu porsi Bakso Bakar terdiri dari 3 tusuk, dimana tiap tusuknya terdapat 4 butir bakso. Rasa baksonya cukup gurih, garing namun ada beberapa bagian yang alot. Tekstur bumbu kacang agak kasar dengan rasa yang sekedar lumayan. Kuah kaldu beningnya agak plain, kurang gurih dan gak ngeblend dengan sajian bakso bakarnya. Just so so.
Mie Ayam Bakso nya punya porsi yang sedikit, dengan kuah menggunakan minyak bumbu kuning yang saya sendiri gak menyukainya. Tekstur dan rasa bakso gak menonjol, pun demikian halnya dengan tekstur dan rasa mie. Biasa banget. Yang seger disini justru adalah Es Jeruknya. Tampilan dengan rasanya berbanding lurus dan sesuai dengan ekspektasi saya. Okelah...

Calais merupakan brand bubble tea asli Indonesia yang berdiri sejak tahun 2011. Gerainya telah tersebar dibeberapa kota di Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Salah satunya adalah yang berada di Mall Balekota, Tangerang, Banten.
Tak seperti konsep merk bubble tea lain yang hanya mengakomodir pembeli untuk take away saja, disini mereka menyediakan fasilitas table seat untuk pengunjung dapat menikmati produknya di tempat. Interior design yang mereka pilih adalah urban industri yang tengah tren akhir-akhir ini. Sentuhan unfinishing wall, unfinishing floor, beberapa lampu gantung serta material besi sebagai furnitur dan ornamen, memberikan efek kekinian yang kental.
Untuk minuman yang saya cobain kali ini adalah Mango Tea dan Chocolate Milk Tea with Bubble. Mango Tea merupakan minunam teh pekat yang dipadukan dengan sirup mangga. Meski rasanya manis, getir dan menyegarkan, tapi kurang greget. Begitupun dengan Chocolate Milk Tea, rasanya kurang nendang. Just so so...