yudistira ishak abrar

Menya Sakura

Kayanya ga ada yang ga tau resto jepang yang satu ini, kalo di mall lain restoran ini letaknya strategis banget. Kalo di Lotte Shopping Avenue meskipun tempatnya aga ngumpet, tapi tetep aja masih banyak yang ngantri buat nyicipin ramennya.

Menya Sakura ini ramen Jepang yang kuahnya gurih dan creamy, rasanya patut untuk dicobain. Buat yang muslim yaaa kalian bisa pilih-pilih menu makanannya. Karena ada beberapa menu yang pake daging babi, tapi kalo emang dirasa takut yaaa lebih baik jangan dipaksa. Karena sesuatu yang dipaksa itu ga enak loh.

Dari depan restorannya udah keliatan banget lebih kaya kedai-kedai mie ramen pinggir jalan di Jepang sana. Yaaa itu sih yang saya liat dari kartun Doraemon yaaa. Tapi emang iya sih, mirip. Duduknya aja mejanya jadi satu memanjang seperti meja di warkop sambil makan burjo. Cuma... kalo makan disini, mesti sabar yaaa. Karena proses masak baru langsung dikerjakan sesaat ketika order masuk. Kayanya sih gitu. Yakin deh kaya gitu.

Miso Ramen Chicken (Rp.70.000,-) ramen dengan topping irisan ayam, setengah potong telur rebus setengah mateng, jagung manis, sawi, tauge, daun bawang dan seaweed. Tekstur kuah begitu tebal kental dan gurih. Untuk lidah saya sensasi rasa yang tercipta terlalu creamy.

Tori Shoyu Ramen (Rp.59.000,-) ramen dengan topping irisan ayam, telur rebus setengah matang, seaweed dan daun bawang. Kuahnya menggunakan kecap asin jadi sensasi rasanya lebih asin, gurih dan ringan. Menu ramen ini tidak dilengkapi level pedas, jadi bisa ditambahkan bubuk cabai sesuai dengan keinginan kita. Bagi para pecinta pedas untuk menu spicy juga tersedia.

HERITAGE by Tan Goei merupakan sebuah resto di bilangan Menteng yang mempertemukan menu masakan barat dengan masakan Indonesia. Sebenarnya HERITAGE ini merupakan restoran pengganti dari restoran sebelumnya yaitu Miranda Tan Goei. Karena terjadi musibah kebakaran, maka sang pemilik akhirnya mendirikan HERITAGE yang berlokasi tak jauh dari resto sebelumnya.

Letaknya cukup strategis, yaitu berada di jalan Teuku Cik Ditiro No.3, Menteng, Jakarta Pusat. Bentuk bangunan terlihat jauh lebih modern dari restoran pendahulunya. Sentuhan warna putih mendominasi dengan pemilihan perabot serta furnitur yang terkesan kasual. Area indoor dan semi outdoor disediakan guna memenuhi semua kebutuhan tamu yang datang.

Dory A La Meuniere (Rp.80.000,-) pan-seared dory, meunise sauce, fondant potatoes dan mix greens. Sepotong ikan dori yang dimasak dengan bumbu sederhana terasa cukup gurih dan lembut. Namun sensasi rasa yang menyentuh lidah, kurang membuat decak kagum.

Barramundi Sambal Matah (Rp.88.000,-) pan-seared barramundi, sunny side up dan steamed rice. Ikan barramundi yang diberi sambal matah ini cukup menyegarkan. Tekstur ikan yang lembut bertemu dengan atmosfir pedas asam yang menyegarkan dari sambal matah. Sangat pas menikmatinya dengan nasi hangat ditambah telur mata sapi.

Ayam Betutu, sepotonga daging ayam yang dimasak dengan gaya Bali. Komponen bumbu masak yang kaya rempah, tak cukup mampu memecahkan suasana dilidah. Menu ini terasa kurang spesial, meski kekayaan cita rasa masakan nusantaranya sudah tersaji dengan baik.

Banana Spring Rolls (Rp.35.000,-) terdiri dari pisang yang dilumuri nutella dan cream cheese, lalu dibungkus kulit pangsit dan diberi ice cream juga siraman karamel diatasnya. Sajian pencuci mulut ini terasa begitu manis, basah dan sedikit renyah.

Tiramisu Cake (Rp.38.000,-) sepotong kue lembut yang berbahan dasar biskuit basah dan lapisan krim bercita rasa kopi. Tekstur tiramisunya begitu tepat, karena terasa begitu lembut. Cita rasanya pun tersampaikan dengan baik, sehingga sukses bikin saya ketagihan.

Matcha Lemonade (Rp.38.000,-) lemon juice dan matcha. Minuman ini cukup menyegarkan dan tampil menggoda dengan warna hijau yang mencolok. Selain menyegarkan, minuman ini juga mampu menetralkan lidah yang penuh akan bumbu masakan yang kaya akan rempah...

Sepeda atau dalam bahasa Inggris bicycle, merupakan kendaraan roda dua atau tiga yang menurut Ensiklopedia Columbia diperkirakan berasal dari Perancis. Konon negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal sepeda yang dinamai velocipede.

Era tahun 1800an menjadi pusat berkembangnya sepeda. Banyak ilmuwan dari berbagai negara yang makin menyempurnakan bentuk serta efisiensi dari sepeda. Dan ketika semakin banyaknya minat masyarakat untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi, Amerika dan Eropa menjadi yang terdepan dalam hal peningkatan mutu teknologi pembuatan sepeda.

Ngebahas soal sepeda, saya jadi teringat dengan sebuah kafe di bilangan Senopati yang mengambil tema sepeda. Kafe tersebut bernama Cyclo Coffee. Lokasinya berada didalam area Crumble Crew, Jl. Tulodong Bawah No.1A. Bergabung dengan beberapa tenant lain, konsep Cyclo Coffee terlihat berbeda dengan mengusung gaya desain rustic.

Meski areanya tidak begitu luas, namun coffeeshop ini terasa nyaman dengan pencahayaan yang redup kekuningan dan seating area yang menggunakan furnitur bermaterialkan kayu juga besi. Selain kafe, mereka pun menjual pernak-pernik bersepeda, mulai dari baju, helm, tas dan botol minum.

Hmmmm untuk soal tempat memang sudah cukup nyaman nih, tapi ada satu hal yang agak mengganggu buat saya. Pelayanan mereka terasa kurang ramah, karena ketika saat diajak berkomunikasi pegawainya justru terkesan seolah tak ingin diganggu. Sebaiknya tidak seperti itu, karena walau bagaimanapun pembeli atau customer merupakan sumber pemasukan buat mereka.

Cappuccino (Rp.37.000,-) base espresso menggunakan biji kopi housebland yang berasal dari pinesia Aceh. Tone rasanya super nendang dan tebel banget. Secangkir kopi susu cantik ini udah cukup bikin lidah saya dimanjakan dengan sensasi bitter yang cakep sekaligus milky yang gurih.

Ice Latte (Rp.42.000,-) minuman turunan kopi yang disajikan didalam gelas take away bergambar logo Cyclo Coffee ditengahnya. Layer espresso dan susunya terlihat cantik. Rasa minuman dingin ini cukup creamy dan gurih.

Cheese Cake (Rp.45.000,-) sepotong kue berbahan dasar keju yang lembut. Bagian atas kue terasa mudah lumer dimulut dengan bagian bawah yang lebih renyah. Komposisi kejunya bener-bener terasa, jadi memberikan sensasi cheesy yang menggoyang lidah...

Jalan-jalan ke Kemang ga melipir buat ngopi ? wahh ga G4WL sekali kalian. Nih... ada tempat ngopi oke lah di Kemang.
Sang Cafe.. tempat ini bukan miliknya dari Sang Kodok, ataupun Mas Kae Sang.. kalo kalian dari arah Ampera, tempatnya ada disebelah kiri.
Dari luar kita udah bisa liat nyamannya tempat ini. Kalo di outdoor berasa duduk dihalaman rumah sendiri, tapi ga tau halaman berapa.
Kalo didalam, designnya minimalis... jadi berasa kaya lagi di aparte-aparte di New York gitu, padahal belum pernah kesana.
oiaa.. disini ada wifinya juga, tapi kemaren gue ga cobain wifinya kenceng apa engga. Yaaa gimana yaa, gue ga fakir quota sih.. muehehehe..


Hot Chocolate by Korte (Rp.27.000,-)
biasanya kalo hot chocolate, disajiinnya gitu-gitu aja, atau biasa aja kaya Gery Coklut Sachset diseduh. Tapi kalo disini ada hiasannya.
Bukan pake jeruk nipis ditaro dibibir gelas yaa.. tapi bentuk daun diatas minumannya.
Pas disrupuuutt.. hhmmm.. cokelatnya berasa banget sampe ubun-ubun.
Lezaaaat!

Vanilla Latte (Rp.27.000,-) base espresso menggunakan beans yang berasal dari Malabar Honey, Toraja Sapan dan Kerinci Natural
Naini... ini dia si jali-jali, Vanilla Latte dengan Texture Capucchino yang rasanya melebihi rasa sayange.. rasa sayange-sanyange..
sumpaah.. enak banget loh ini Vanilla Lattenya. Penasarankan kenapa enaaa banget gini, pas gue selikidi ternyata ada campuran bahan dasar espreso dari Malabar Honey, Toraja Sapan dan Kerinci Natural.
kalo mesen ini lagi, disaranin 2 cangkir yaa... enaaaa'

Mini Pancake Original (Rp.15.000,-)
kalo orang betawi bilang, minum kopi rasanya kurang kalo ga pake pisang goreng. Nah.. kalo disini pas bangetnya pake pancake.
ada 2 rasa, pancake original sama pancake pisang.
kebetulan waktu pesen yang rasa pisang, pisangnya udah abis. mungkin pisangnya udah diborong sama Bu Nanik.
Kalo Pancake original yaa rasanya original, rasa cokelat gitu. tapi buat mastiin original apa engga, ada stiker hologramnya dibawah pancake itu.

selamat mencoba ;)!...

Ayam Bakar Ganthari

Ada keramaian dipinggir jalan dibelakang Plaza Blok M, katanya ada keriaan bersama ayam. Jadi ternyata disana ada tempat makan ayam bakar yang selalu didatengin sama masyarakat yang tinggal di Bumi. Namanya Ayam Bakar Ganthari, letaknya sangat strategis karena tepat berada dipinggir jalan dan bukan ditengah jalan.

Cuma kalo mau makan disini belum ada yang areanya dingin, karena masih nyatu dengan alam, alias terbuka. Cuma kamu bisa makan sambil duduk dikursi atau duduk dilantai, kalo mau makan sambil diri boleh aja, cuma ga mengurangi jumlah total biaya yang harus dibayar. Kalo kesini lagi rame yaa harap maklum yaa, kapasitasnya lumayan bisa banyak tapi kalo ada gathering ibu-ibu satu kelurahan rasanya harus sabar ngantri yaa

Ayam Bakar (Rp.23.000,-)
Ok, ini menu utamanya. Yaaa udah pasti Ayam bakar Ganthari. Ayamnya dibakar dengan api kehidupan dengan suhu dan pembakaran yang pas, sehingga matangnya merata. Kalo dari teksturnya sih sebelum dibakar ini ayam berendem didalam bumbu kecap yang udah dikasih mantra demi rasa nikmatnya ayam bakar luar-dalam. 
Karena ini ayam bakar, jangan harap setiap bagian dari kulit dan daging ayamnya mulus kaya abis dari klinik kecantikan. Penampilannya gosong-gosong legit & manis. Gosong karena dibakar, manis karena kecap asli indonesia yang kedelainya dirawat seperti anak sendiri.
Ga cuma itu, sambel dari  Ayam Ganthari sangat berasa enaknya, pedasnya pake level kaya ramen, tapi perpaduan bumbu untuk mengolah sambelnya udah ga diragukan lagi.

Es Jeruk (Rp.10.000,-)
Kepedesan makan ayam bakar Ganthari ? ini es jeruk pas banget ngilangin rasa pedes dan haus dahaga, tapi kalo ngilangin rasa cemburu yaa itu tergantung dari orangnya sih. Udah gitu ini air mengandung mineral, vitamin C, Vitamin A, Vitamin B1, kalsium, glukosa dan fluktosa, dan juga bisa menangkal radikal bebas & menangkal pikiran jahat...