yudistira ishak abrar

Kavarna Grill & Coffee merupakan satu tempat nongkrong di bilangan Tebet. Kafe ini mengangkat paduan konsep antara urban rustic dengan retro, hal ini dapat dilihat dari penggunaan material dinding ruang berupa bata merah yang sengaja dibuat tidak selesai, lampu gantung berbentuk nyala lilin khas didalam kastil serta furnitur-furnitur berwarna cokelat.
Pencahayaan pada ruang sengaja dibuat redup kekuningan, agar memberi kesan elegan dan nyaman. Namun yang saya gak suka adalah mereka ga menyediakan ruang bebas asap rokok, jadi meski di dalam ruangan berpendingin para perokok bebas membagi-bagikan asapnya. Saya sebagai perokok pasif merasa gak nyaman dan dirugikan.
Menu yang mereka sajikan tidak terlalu banyak, namun cukup bervariasi dan lengkap, mulai dari appetizer, maincourse sampai ke dessert. Selain itu mereka juga menawarkan harga yang bersaing dan relatif terjangkau. Quite interesting.
Saya coba Chicken Teriyaki sebagai menu makan malam kali ini. Sajiannya rapi, menarik dan cukup manggil-manggil. Sepiring ayam bumbu saus teriyaki yang hadir ditemani nasi bertabur bawang goreng dan irisan sayuran segar. Rasa ayamnya cukup juicy dan empuk, namun bumbu teriyaki agak keasinan menurut saya. Tapi secara keseluruhan, menu ini enak lho, mereka serius membuat dan menyajikannya. Jempol.
Sebagai teman makan saya memilih Ice Tea supaya seger. Rasa manisnya pas, pun dengan kepekatan tehnya. Sesuai dengan apa yang saya harapkan. Setelah makan, saya coba menu pencuci mulut yaitu Cream Brule dan Vietnam Dripp Coffee. Untuk Cream Brule nya punya lapisan karamel yang terlalu tipis, sehingga kurang dapet efek pecah karamelnya ketika diketuk. Meskipun begitu, tapi lapisan bawahnya enak banget, teksturnya lembut dan creamy. Manis dan gurihnya ngeblend banget. Juara.
Vietnam Dripp Coffee nya tampil khas dengan alat brewing yang meneteskan espresso tetes demi tetes secara perlahan. Rasa espressonya gak pekat tapi juga engga slight, pas banget. Ketika saya aduk dengan susu cair dibagian bawah gelas, saya mendapatkan minuman yang manis, getir dan gurih yang ngeblend sempurna. I love it...

Burger merupakan makanan berupa roti berbentuk bulat yang dibelah dua dengan diberi isian patty didalamnya. Patty disini biasanya berasal dari daging sapi olahan yang dibentuk bulat pipih seperti cakram. Namun kini bahan pembuatan patty sudah berkembang tak hanya berasal dari daging sapi, tapi juga dapat terbuat dari daging ayam, pork, ikan, kepiting ataupun sayuran khusus penikmat vegetarian.
Kalau teman-teman lagi mencari restoran yang menspesialisasikan dirinya sebagai penyaji burger, kamu bisa cobain yang namanya Fatburger. Gerainya sudah ada dibeberapa titik di ibukota, salah satunya di Plaza Indonesia lantai Basement. Tempatnya tak terlalu luas, namun dapat menampung kurang lebih hingga 50 pengunjung. Konsepnya merupakan restoran cepat saji, jadi untuk design interior dibuat lebih simple namun tetap detail dan rapi.
Menu burger disini cukup instagenic, lapisan demi lapisan pada burger terlihat begitu rapi dan menggugah selera, salah satunya adalah Classic Burger BBG Cheese Egg. Isiannya berupa patty sapi, sayuran, keju dan telur mata sapi, tak lupa diberi siraman mayones dan saus barbekyu. Ketika dipotong, burger ini terlihat cukup meleleh, namun saat dimakan saya seperti kehilangan sensasi juicynya. Terasa agak kering terutama pada bagian roti. Meski kurang mencair dimulut, bukan berarti makanan ini gak enak lho. Rasanya tetep yummy, cuma kurang nendang aja.
Selain burger, Fatburger juga punya menu yang mereka namai MR Plate Sunny. Yaitu steak patty sapi yang diberi telur mata sapi setengah matang, dengan siraman saus mushroom dan keripik renyah. Tekstur daging cukup empuk, namun kurang juicy dan agak alot. Rasa sausnya cukup oke, sedangkan keripiknya renyah tapi gak kece. Just so so...

Jalan Cikini Raya, terutama pada pedestrian sebrang Menteng Huis merupakan salah satu spot terbaik di kawasan Cikini. Disini kita akan mendapati trotoar yang dilukis cukup artistik, selain itu juga disepanjang koridor terdapat bangunan tua yang kini disulap menjadi beberapa kafe. Salah satunya adalah Kedai Tjikini.
Konsep yang mereka usung adalah kafe vintage yang ngejual aneka penganan khas Indonesia. Design interior dirancang dengan mempertahankan bentuk bangunan asli yang diisi dengan barang-barang antik, mulai dari kursi, meja, lampu hias sampai ke material lantai. Sangat klasik.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, kafe ini menyajikan menu otentik nusantara, mulai dari gado-gado, mie godog, kue lupis, sekoteng hingga ke es cendol. Harga yang mereka pasang rata-rata adalah tiga puluh ribuan, baik untuk makanan maupun minuman.
Kali ini saya mencoba Tape Bakar sebagai menu pembuka. Sajian ini terdiri dari tiga potong tape yang dibakar, lalu diberi siraman saus karamel dan wijen. Rasa manis asam pada tape nya cukup oke, apalagi ditambah dengan teksturnya yang lembut, bikin kudapan ini terasa spesial. Namun porsinya kurang nendang menurut saya.
Sambil menikmati Tape Bakar, saya pilih Kopi Susu untuk menemaninya. Secangkir kopi hitam tanpa ampas seperti espresso, disajikan dengan susu kental manis terpisah. Jadi kita dapat menambahkan susu sesuai selera. Rasa kopi yang ringan membuatnya mudah tercampur sempurna dengan susu. Manis pahitnya pas.
Berhubung sudah masuk jam makan malam, saya sekalian pesan satu maincourse, dan Mie Goreng sepertinya menarik. Tersaji sederhana diatas piring putih yang ditambah emping sebagai garnish. Isian ayam, bakso dan telurnya cukup banyak, jadi bikin rasanya asin juga gurih. Tekstur mie matang sempurna dan gak terlalu berminyak.
Makan mie kalo ga minum yang dingin-dingin seperti ada yang kurang, makanya saya order Es Sarsaparila. Minuman lawas ini sebenernya bukan minuman favorit saya dulu, tapi saya cuma pengen sekedar bernostalgia aja. Rasanya masih sama, manis, seger dan selalu punya sensasi yang khas. Klasik banget.
Dan terakhir, saya icip Eskrim Tjanang sebagai pencuci mulut. Dua scoop es krim rasa kelapa muda yang cukup lembut, tersaji diatas gelas bening klasik yang unik. Rasanya manis dan gurih, ditambah ada potongan-potongan kelapa didalamnya. Quite cute...

Gelato atau yang dalam bahasa Italia berarti es krim, merupakan sajian pencuci mulut yang memiliki kandungan susu lebih banyak dari pada es krim. Itulah sebabnya mengapa gelato terasa lebih padat dan gurih. Akhir-akhir ini mulai banyak bermunculan gerai-gerai yang menjadikannya sebagai sajian utama. Salah satunya adalah Iceberg Gelato & Coffee.
Tak seperti beberapa tempat lain yang ngejual gelato, di Iceberg Gelato & Coffee juga menyediakan beberapa menu makanan berat dan dessert. Pokoknya disini tuh paket lengkap, kita bisa mendapatkan semuanya dan gak perlu kemana-mana lagi. Mengambil tema retro sebagai desain interior, kafe ini coba mengajak penikmat gelato untuk meleleh bersama dalam suasana klasik modern.
Kali ini saya coba ikutan meleleh bersama satu scoop gelato rasa cokelat. Teksturnya lembut banget dengan rasa cokelat manis yang pekat. Lelehan gelato yang mengalir pada cone, bikin lidah saya asyik berdansa sambil sesekali gigit dan ngunyah kue cone nya yang renyah.
Lain lagi dengan Coppa Fragola, dua scoop gelato tersaji anggun didalam gelas margarita (welled) bersama whipped cream, potongan strawberry, saus strawberry, astor dan potongan cone. Gelato rasa bubblegum dan chocolate mint berpadu dengan manisnya siraman saus strawberry. A lil bit too sweet for me...

Pigeonhole Coffee, merupakan salah satu tenant di Shop Haus Menteng yang khusus ngejual minuman kopi dan turunannya. Posisi kafe ini berada ditengah-tengah tempat hang out yang asyik banget. Meski bentuk kafenya tergolong mungil dan simple hanya berupa bar tempat meramu kopi, namun dibagian luar kita dapat bebas duduk dimana saja, yang pastinya punya banyak spot instagenic juga super comfort.
Dari luar tempat ini berupa jendela putih besar dari kayu yang sangat klasik. Dibaliknya terdapat taman outdoor mini dengan satu pohon besar, dan beberapa meja serta kursi simple. Masuk ke bagian dalam, kita akan disambut dengan tangga melingkar berlantai tehel warna abu yang menjadi salah satu spot favorit untuk berfoto disini.
Setelah melewati lorong anak tangga dan beberapa tenant, kita akan menemukan ruang panjang yang memiliki langit-langit tinggi, sehingga menimbulkan kesan lapang, nyaman dan menenangkan. Salah satu sisi ruang dibuat bangku panjang dengan tiga pohon segar dengan ukuran sedang sebagai pemisah sekaligus ornamen. Efeknya adalah ruang menjadi terasa lebih indah juga alami, apalagi ditambah sentuhan hiasan potongan kayu simetris disepanjang sandarannya. Absolutely gorgeous.
Kali ini saya hanya mencoba satu kopi single origin di Pigeonhole Coffe. Biji kopi asal Kerinci yang menggunakan teknik seduh baru (yang saya lupa namanya) dan belum pernah dicoba, jadi pilihan saya. Disajikan unik didalam gelas bening double glass, kopi ini terasa cukup pekat, dengan paduan body, sweetness dan bitterness yang seimbang. Nice...

Siapa sih yang gak kenal dengan masakan pepes? Menu asal Sunda ini biasanya berisi ikan berbumbu kuning yang dibungkus daun pisang lalu dikukus. Nah, di Bakul Tukul tersedia menu pepes yang cukup bervariasi, ada isi ikan mas, ikan peda, tahu, jamur serta ayam. Untuk mendapatkan menu itu semua, temen-temen bisa dateng ke Jalan Moch. Yamin Nomor D, Menteng, Jakarta Pusat, tepat disebrang RSU Bunda Jakarta. Resto ini berbentuk sawung khas Sunda.
Uniknya mereka menggunakan sistem prasmanan dalam menyajikan menu makanan, jadi pengunjung dapat bebas mengambil porsi sesuai selera masing-masing. Aneka lauk setengah matang seperti ayam, ikan, tahu, tempe, lalapan serta pepes, disajikan berbaris yang diberi tudung saji. Setelah mengambil nasi serta lauk, lalu pengunjung langsung melakukan pembayaran sekaligus menentukan pilihan cara memasak lauk yang telah dipilih.
Setelah semua lauk selesai diolah, lalu menu disajikan diatas meja lengkap dengan lalapan serta dua jenis sambal. Pertama ada sambal goreng yang rasa pedesnya cukup nampol, ada juga sambal terasi mentah yang pedesnya gak kalah nendang.
Ikan Mas Pepes nya cukup lembut dan berbumbu pas. Rasa rempah seperti bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, jahe, daun salam, ketumbar, lengkuas, serai dan daun kemangi, ngeblend jadi satu menimbulkan sensasi rasa yang menyegarkan.
Untuk ayam bakarnya punya tekstur empuk dan lembut. Rasa manis gurihnya cukup kentara, namun hanya masuk dalam kategori lumayan, gak out standing. Harga yang mereka tawarkan disini cukup ramah dikantong, jadi sangat pas untuk ngajak makan bersama keluarga...