Shella Anastasia (@celsfoodiaryy)

Myst Bar ini awalnya ada di Bandung dan sejak lihat postingan teman di IG langsung tertarik banget karena konsepnya yang unik dan menarik. Untung aja beberapa bulan kemudian hadir cabang di Jakarta, jadi nggak perlu jauh-jauh ke Bandung deeeh

Lokasi Myst Bar ini sebenarnya di tepi jalan banget, tapi lokasi di maps kurang sesuai jadi saranku sih jadikan aja Dalam Lingkup yang persis di sebelahnya sebagai patokan biar nggak nyasar. Myst Bar ini lokasi tepatnya ada di tengah-tengah antara Dalam Lingkup dan Ayam Pak Gembus, mungkin kalau nggak 'ngeh' nggak akan kelihatan karena nggak ada plang sama sekali.

Myst Bar ini memang beda dari tempat minuman pada umumnya karena konsep mereka unik banget dan menarik. Disini kita nggak akan lihat barista atau staffnya secara langsung, kita justru akan dilayani oleh hand puppet yang lucu. Sistem pesannya juga menarik karena kita cukup memesan via intercom dan hand puppet akan muncul untuk menerima pembayaran dan menyajikan minuman. 

Nama menu disini juga serba menarik dan dominan menu non kopi, malah menu kopinya cuma satu dan hanya es kopi susu. Di kunjungan pertama ini aku coba Feelings Blue (15.000), sesuai namanya warna minuman ini juga berwarna biru, cantik dan menarik. Rasanya juga segar dengan rasa asam dan campuran soda, aku sih suka dan tertarik banget untuk coba menu-menu lainnya.

Siapa sangka di tengah hiruk pikuk Tanah Abang ada tempat makan sebagus Kapitan Lim ini. Lokasinya deket banget dari gedung Blok A, tepat di sebelah kiri lobby, jadi nggak terlalu susah lah dicarinya.

Bangunannya pun iconic banget dengan nuansa khas Chinese, mulai dari bentuk bangunan sampai warna interiornya. Di bagian dalamnya pun chinese vibesnya makin terasa, interiornya baguuus dan totalitas, aku sih suka banget liatnya, cocok buat foto-foto interior atau pun ootd. Tempat ini terdiri dari 2 lantai, luas dan tempat duduknya banyak jadi walau pun di saat pandemi kayak sekarang, kondisinya masih cukup aman karena bisa jaga jarak. Di lantai 2 ada smoking dan non smoking area tapi keduanya indoor, jarak keduanya gak terlalu dekat sih jadi tetap nggak terganggu dengan asap rokok yang ada. 

Disini juga ada wifi dan stop kontak di beberapa area, boleh lah buat yang mau makan siang atau ngopi sambil laptopan, tapi kemarin waktu mampir kesini sih wifinya kurang stabil. 

Disini sistemnya kita pesan makanan dulu di kasir baru dikasih nomer meja dan pilih tempat duduk, menunya sendiri cukup beragam dan harganya pun nggak terlalu mahal. Aku coba Kwetiaw Goreng Sapi (35.000) dan Spring Roll (25.000), untuk minumannya aku coba Kopi Tarik (25.000). Semua menu yang aku coba adalah menu yang recommended disini, untuk rasa makanannya menurutku sih enak banget, kwetiaw gorengnya enaaak dan sambelnya pedes banget, spring rollnya juara karena isiannya banyak dan teksturnya garing banget, aku sukaaa dan fix banget bakal pesen spring rollnya lagi kalau balik kesini. Tapi untuk kopi tariknya menurutku sih biasa aja, cuma perpaduan kopi dan susu kental manis, mungkin bisa coba menu minuman lain yang lebih recommended.

Kopi Konnichiwa cabang Tebet ini baru aja beroperasi kurang lebih selama sebulan, tempatnya sih mungil tapi bagus dan nyaman. Sesuai namanya yang bertemakan Jepang, suasana tempatnya pun dihiasi interior bernuansa Jepang. Aku sih suka sama tempatnya, bersih, nyaman dan ada wifinya juga jadi cukup bikin betah.

Disini aku coba beberapa menu, ada Godzilla Latte (23.000), Kamo Latte (25.000), Hokkaido Latte (25.000), Murasaki Lemonade (20.000), dan Matcha Latte (23.000). Menurutku sih semuanya enak dan rasa manis di tiap minumannya pas, godzilla latte punya rasa yang agak pahit, kamo latte perpaduan lotus biscoff dan susu dengan rasa yang nggak terlalu manis, hokkaido latte mirip red velvet dengan aroma yang wangi dan rasa yang enak, murasaki lemonade jadi favoritku karena perpaduan lemon dan kembang telangnya punya manfaat bagus untuk tubuh dan rasanya juga segar banget, terakhir ada matcha latte yang creamy dan nggak terlalu manis, jadi favoritku juga.

Ini adalah cabang terbaru dari 7 Speed, cabang pertama mereka ada di daerah Kemang dan di 2021 ini mereka hadir di daerah Panglima Polim. Nggak heran sih kalau nggak lama setelah mereka buka langsung ramai pengunjung, karena selain memang sudah punya nama, kopi mereka juga terkenal enak. 

7 Speed ini menempati bangunan layaknya rumah, luas tapi masih ada sekat-sekat ruangnya. Kalau dari depan mungkin nggak terlihat luas banget tapi setelah masuk ke dalam ternyata luas juga, bagian belakang ada outdoor area yang asik banget buat jadi spot ngopi sore, sambil ditemani cahaya senja gitu deeeh~ Tempat duduk disini juga lumayan banyak jadi kalau pun ramai masih tetap bisa kebagian tempat kok. Stop kontak juga tersedia di beberapa spot dan ada wifi, tapi sayang pas kemarin mampir wifinya lagi bermasalah, tapi kata teman yang sempat work from cafe disini sih wifinya lumayan kencang jadi oke buat yang mau sambil laptopan.

Menu disini cukup beragam, ada pastry, makanan berat dan tentunya kopi serta non kopi. Aku pesan hot latte dan dark chocolate cookie. Untuk rasa kopinya sih nggak perlu diragukan lagi, enak dan memuaskan, bagi aku pribadi tipenya bukan yang smooth banget tapi juga gak terlalu strong, enak dan bisa aku nikmati tanpa tambahan gula. Cookiesnya juga enak, walau tipenya bukan yang garing banget dan bukan soft cookies juga tapi rasanya enak, pahitnya dark chocolate nggak terlalu dominan jadi masih ada sedikit rasa manis dan asin gurih, teksturnya lebih ke goeey dan cocok banget jadi kudapan pendamping hot coffee.

Ini kali pertama aku mampir ke Relasi Kopi, tapi kata teman yang udah pernah kesini sebelumnya sih tempat yang sekarang ini udah banyak yang berubah dan dari hasil lihat foto-foto lama mereka juga emang kelihatan kalau Relasi Kopi ini punya konsep baru.

Dari luar memang kelihatan mungil tapi sebenarnya kedai kopi ini terdiri dari 3 lantai, area duduk memang hanya terdiri di lantai 1 dan lantai 3 saja tapi lumayan kok bisa menampung sekitar 20-25 orang mungkin. Di lantai 3 terbagi jadi 2 area tapi semua smoking area, ada yang semi outdoor dan ada yang full outdoor, kalau ngopi sore sih enak karena bisa sambil liat langit sore, apalagi di lantai 3 ini ada spot lesehan yang bikin betah dan mager. Wifi juga tersedia dan ada stop kontak di beberapa meja jadi cocok nih buat yang mau sambil laptopan. 
Disini aku coba salah satu signature mereka yaitu Hikari no Matcha dan untuk makanannya aku coba japanese curry rice, chicken wings dan potato wedges. Selain kopi, matcha juga jadi salah satu menu recommended disini dan mereka punya variasi minuman matcha yang menarik, salah satunya yaa yang aku coba yaitu Hikari no Matcha, perpaduan matcha dan lemon. Rasanya seger banget karena lemonnya cukup dominan, aroma matcha dan tekstur pekat dari matcha juga terasa, enak dan menyegarkan.

Makanannya pun enak, japanese curry rice punya porsi yang lumayan banyak dan bisa jadi pilihan yang tepat untuk makan siang. Currynya lumayan tebal dengan bagian luar yang crunchy, currynya juga enak dan nggak bikin enek, lengkap dengan wortel dan kentang di dalamnya. Kalau chicken wings dan potato wedges sih standart tapi oke juga buat jadi cemilan sambil ngopi.

Tepat banget sehari sebelum event Berburu Kopi by pergikuliner di Jakarta selesai, aku dan teman mampir ke Cecemuwe sebagai salah satu tenant yang berpartisipasi di event tersebut dan ngumpulin stamp. Ini sekaligus jadi kali pertamaku mampir kesini, tempatnya agak hidden nih tapi sesuai kok dengan lokasi yang ada di maps. Tempatnya terdiri dari 3 lantai tapi 2 lantai paling atas hanya untuk event, disini juga sebenarnya ada musholla tapi karena masa pandemi jadi nggak terbuka untuk umum.

Aku sih suka sama tempatnya, karena lokasinya yang agak tersembunyi jadi tempat ini jauh dari kata berisik, suasananya tenang banget jadi cocok kalau mau sambil kerja atau nugas via laptop. Apalagi didukung dengan wifi yang lancar dan stop kontak di setiap meja. Smoking area disini indoor tapi ada jendela yang bisa dibuka lebar dan pemandangan dari situ cukup menarik karena langsung menghadap ke pohon rindang yang ada tepat di depan Cecemuwe, jadi bisa ngopi sambil liat ijo-ijo gitu deeeh, teduh dan asri banget.

Disini aku coba Es Kopi Pisang Susu (39.900) dan Spaghetti Bolognese (79.000). Semua disajikan dalam kemasan sekali pakai, agak disayangkan sih karena dengan harga yang nggak murah tapi penyajiannya dengan wadah kertas, tapi mau gimana lagi yaa karena kondisi yang memang lagi pandemi. Untuk kopinya sih menurutku nggak terlalu strong dan rasa pisangnya juga gak terlalu dominan, cenderung manis aja dan rasa pisangnya ada tipis-tipis. Bolognese menurutku sedikit kering, tapi aku suka sih sama saus bolognesenya karena nggak terlalu asam, spaghetti bolognese ini juga dilengkapi 3 meatball yang berukuran lumayan besar. Aku juga sempat cicip Grilled Chicken Steak (89.900) pesanan teman, sambelnya agak pedas tapi ayamnya agak hambar, bumbunya kurang meresap gitu jadi rasanya B aja dan tergolong pricey dengan harga 90k.

Ini kedua kalinya aku ngopi di Chief Ciragil, kali ini sekalian mau ikutan Berburu Kopi by pergikuliner. Hebatnya tempat ini masih tetap ramai pengunjung sekali pun di kondisi pandemi, mungkin karena emang udah terkenal dan punya nama kali yaa.

Kali ini aku coba Peanut Butter Latte (45.000) dan tentunya Crispy Mushroom (35.000) yang jadi favoritku banget dari Chief Coffee ini. Dari pertama kali mampir ke Chief aku selalu suka sama crispy mushroom mereka. Kalau untuk kopinya sih menurutku rasanya agak nanggung, kopinya gak terlalu strong tapi rasa peanut butternya juga kurang dominan, sayang banget di bawah ekpektasiku :( crispy mushroom sih enak walau menurutku lebih enak waktu aku makan sebelumnya, kayak ada yang berubah dan tidak seenak yang biasanya, tapi tetap suka dan tetap jadi cemilan yang wajib diorder kalau ke Chief Coffee.

1001 Cerita Kopi ini lokasinya ada di balik Carwash, persis di tepi jalan sih dan sesuai maps juga jadi nggak susah untuk cari lokasinya. Paling mudahnya sih cari aja TPU Tanah Kusir dan 1001 Cerita Kopi ini tepat ada di seberangnya. 

Kedai kopi ini berbentuk mezzanine, di bagian bawah ada beberapa tempat duduk sebagai smoking area dan areanya lebih besar dari indoor area. Aku sih tim non smoking area jadi langsung naik ke atas dan masuk ke indoornya, menyenangkan nih karena ada 3 sofa yang tentunya jadi incaran karena udah kebayang nyamannya duduk di sofa. Beberapa mural juga tergambar di dindingnya, jadi makin bagus deh buat foto-foto. Stop kontak juga ada hampir di dekat setiap meja dan didukung koneksi wifi yang lancar jadi cocok kalau mau sambil laptopan. Makin lengkap lagi karena ada musholla yang cukup luas, rapi dan bersih, aman kan jadinya kalau mau agak lama disini, nggak perlu ribet cari tempat sholat.
Disini aku coba Cerita Kopi Susu (18.000), Kopi Cerita Kamu (23.000), Zuppa Soup (20.000) dan Kentang Goreng (15.000). Untuk minumannya aku suka, kalau kopi susunya tergolong light jadi cocok buat yang nggak terlalu suka kopi dengan rasa yang strong, kalau kopi cerita kamu adalah avocado coffee, ini juga enak karena rasanya nggak pahit dan cukup balance, tapi kalau buat aku pribadi sih lebih suka kalau avocadonya ditambah sedikit.
Sedangkan untuk makanannya aku punya opini sendiri, untuk kentang goreng rasanya sedikit kurang asin dan warnanya kurang cokelat, kalau aku sih lebih suka kentang goreng yang digoreng agak lama sampai kecokelatan dan agak garing. Zuppa soup enak, walau isinya nggak terlalu creamy atau kental, rasanya gurih dan isinya ada jamur serta daging, enak dan kalau kurang panas kita bisa minta tolong untuk dipanaskan lagi.

Pelayanan disini bagus banget menurutku, staffnya ramah dan nggak segan untuk menanyakan rasa makanan minuman mereka, selalu suka deh sama tempat yang pelayanannya ramah, jadi mau balik lagi.

Dalam rangka hari Valentine, House of Omurice mengeluarkan menu baru sekaligus menu spesial yang hanya tersedia selama bulan Februari yaitu Pink Ramen. Terdiri dari 2 varian yang berbeda yaitu Ramen Pink Sakura Beef dan Ramen Pink Sakura Chicken, setiap pembelian pink ramen juga sudah dapat free ocha.

IMHO sih warna mienya sendiri kurang pink dan warna kuah di varian chicken lebih pink daripada yang beef, alias sedikit beda. Rasanya sendiri menurutku sih kurang spesial, rasa ramen beefnya lebih gurih dan terasa kaldu sapinya tapi sedikit kurang asin, begitu juga untuk varian chicken, menurutku agak hambar dan hanya terasa gurih kaldu tapi kurang asin. Di ramen chicken ada rasa sakuranya tapi di ramen beef malah terasa seperti ramen biasa. Tamagonya juga dibuat warna pink dan semua ini dibuat dari bahan yang alami jadi aman untuk dikonsumsi.

Selain itu aku juga coba karaage dengan keju moza di atasnya, mozanya meleleh tapi kalau kelamaan ya kaku juga sih dan nggak melting lagi jadi harus dimakan dengan cepat. Aku suka karagenya karena enak dan sensasi kejunya bikin rasa karaage ini makin mewah dan nikmat, cheesyyy banget!